Stories - 17 April 2024

Pilah Pilih Instrumen Investasi Saat Krisis

Investor perlu menimbang-nimbang untuk berinvestasi dengan instrumen yang tepat agar dana mereka tetap aman.


Ilustrasi dana/ICDX

Context.id, JAKARTA - Saat ini kondisi pasar keuangan terus mengalami naik turun akibat adanya konflik di Timur Tengah. Hal ini menjadi bahan pertimbangan bagi para investor. 

Belakangan ini harga komoditas seperti bitcoin, emas, hingga saham mengalami perubahan harga yang signifikan dengan waktu yang singkat. 

Seperti harga bitcoin misalnya, melansir bisnis, harga komoditas ini berada di US$463.468,03 per 16 April 2024  menurut data dari Coin Market Cap. 

Sementara harga emas berada di level US$2.350 per ons troy pada 15 April 2024. 

Tak bisa dinafikan, konflik Iran-Israel memberikan pengaruh besar bagi kestabilan ekonomi global. 



Oleh karena itu, bagi para investor perlu menimbang-nimbang untuk beinvestasi dengan instrumen yang tepat agar dana yang mereka simpan tetap aman. 

Instrumen investasi yang aman dan tetap stabil atau safe haven dapat menjadi pilihan bagi investor untuk menjaga nilai investasinya saat kondisi pasar yang tidak stabil. 

Konsep ini merupakan media yang menjadi tempat aman bagi investor di saat pasar saham maupun pasar keuangan mengalami volatilitas atau krisis. 

Aset safe haven memiliki nilai yang cenderung stabil di saat kondisi ekonomi global yang terus berubah, memiliki likuiditas yang tinggi dan mudah untuk diperjual belikan, punya nilai guna yang jangka panjang, serta kualitas aset yang tidak akan menurun. 

Investasi safe haven dapat berupa aset emas, mata uang asing, Surat Berharga negara (SBN) dan saham blue chip. 

Investasi ini memiliki resikonya  yang minim, menjadi alternatif passive income dengan effort yang sedikit, dan menjadi solusi dalam diversifikasi investasi. 

Namun di sisi lain safe haven memiliki nilai imbal yang lebih rendah dibandingkan instrumen lain serta beberapa aset masih dapat terkena inflasi mengingat daya beli masyarakat terhadap aset tersebut yang berkurang. 

Berbeda halnya dengan High Risk Investment, risiko dalam berinvestasi pada instrumen ini memiliki tingkatan yang lebih tinggi namun potensi keuntungan yang sama tingginya. 

Investasi tersebut dapat berupa peer to peer lending dan saham. 

Pilihan lainnya yaitu kripto atau mata uang digital yang menjadi alat tukar transaksi di media online. Transaksi ini tidak memiliki pihak ketiga atau server dalam melakukan pertukarannya. 

Namun proses transaksi tersebut tetap dicatat dan dipantau oleh jaringan aset kripto atau yang lebih dikenal dengan blockchain. 

Kripto memiliki transaksi yang cepat dengan keuntungan investasi yang berlipat ganda dapat bagi para investor.

Namun sayangnya kripto memiliki fluktuasi harga yang sangat tinggi akibat penggunaannya dalam aspek kriminalitas. 

Masing-masing instrumen memiliki kelebihan dan kekurangannya sendiri. Sehingga investasi tersebut dapat dilakukan menyesuaikan kebutuhan dan keinginan dari masing-masing individu. 

Penulis: Diandra Zahra


Penulis : Context.id

Editor   : Wahyu Arifin

MORE  STORIES

Indonesia Usung Hydro-Diplomacy di World Water Forum ke-10, Apa Poinnya?

Hydro-diplomacy merespon masalah manajemen sumber daya air, pemerataan distribusi air, dan mitigasi bencana terkait air termasuk soal pembiayaan.

Ririn oktaviani | 29-04-2024

BI Naikkan Suku Bunga Acuan, Apa Dampaknya Bagi Konsumen?

Dampaknya, masyarakat akan semakin tercekik karena kesulitan untuk membayar transaksi kredit yang bunganya semakin meroket.

Context.id | 29-04-2024

Dipaksa Jual Saham, TikTok Pilih Opsi Tutup Aplikasinya di AS

Para senior eksekutif ByteDance memilih aplikasi dimatikan di AS ketimbang menjualnya kepada calon pembeli

Context.id | 29-04-2024

Cara elegan Shin Tae Yong Membalas Penghinaan

Tangan dingin Shin Tae Yong berhasil mempecundangi negara asalnya sendiri dan membawa Indonesia melaju ke semifinal AFC Cup U-23.

Noviarizal Fernandez | 29-04-2024