Share

Stories 07 Maret 2024

Selama 5 Tahun ke Depan, India-China Pimpin Pertumbuhan Crazy Rich Dunia

Knight Frank memproyeksikan adanya peningkatan sebesar 28,1% jumlah orang kaya selama lima tahun ke depan periode 2023-2028.

Context.id, JAKARTA - Laporan terbaru Knight Frank memprediksikan penciptaan kekayaan global didorong oleh perubahan perkiraan suku bunga, ekonomi AS yang kuat, dan lonjakan di pasar ekuitas.

Tercatat pada 2023 terdapat 4,2% individu berpendapatan sangat tinggi (UNHWI), hal ini meningkatkan total keseluruhan UNHWI global menjadi 626,600. Menurut laporan itu, setidaknya setiap harinya tercipta 70 investor super kaya selama periode 2023.

Secara otomatis investor ini masuk jajaran UNHWI karena memiliki kekayaan bersih yang cukup tinggi, yaitu minimal US$30 juta atau sekitar Rp471 miliar.

Knight Frank dalam laporan risetnya memproyeksikan adanya peningkatan sebesar 28,1% jumlah konglomerat dunia selama lima tahun ke depan periode 2023-2028. 

Peningkatan jumlah orang kaya ini dipimpin oleh India sebesar 50,1%  dan China sebesar 47%, mengalahkan Amerika Serikat yang hanya mencetak 25,6% selama rentang waktu tersebut.



Melansir PWM, peningkatan kekayaan orang super kaya di India dalam beberapa tahun terakhir didorong pebisnis yang bergerak di bidang dunia hiburan, media, industri manufaktur hingga  profesional seperti atlet, dokter, pengacara, dan lainnya.

“Tidak ada negara lain di Asia selain Tiongkok yang dapat menandingi pertumbuhan India dalam bidang pengelolaan kekayaan,” tegas CEO Julius Baer India, Umang Papneja seperti dikutip, Kamis (7/3).

Dia mengatakan kekayaan India saat ini tak hanya terkonsentrasi di Kota Mumbai dan Delhi saja. Terdapat sekitar 50 persen kekayaan India berada di lima kota teratas, sementara lima kota berikutnya menyumbang lebih dari 20 persen kekayaan. 

Sedangkan, 97% miliarder China adalah wirausaha di sektor teknologi, ritel, manufaktur dan kesehatan serta banyak investasi mereka di bidang real estat, baik nasional dan internasional.

Melansir PwC, industri manajemen kekayaan di Cina memasuki era pertumbuhan yang kuat karena manajer aset dan kekayaan terus memanfaatkan peluang yang berkembang di negara ini.

Kebangkitan kekayaan China telah mengubah perspektif dunia secara total karena ekonominya terus menciptakan kekayaan yang luar biasa cepat. 

Dengan latar belakang seperti itu, banyak manajer aset dan kekayaan telah mempercepat rencana strategis mereka untuk terlibat dalam aktivitas manajemen kekayaan di China. 

Tak hanya itu, kenaikan 4,2% kelompok UNHWI berimplikasi pada naiknya aset emas sebesar 15%, dan bitcoin melonjak 155% serta harga barang seperti seni, jam tangan dan perhiasan turut melonjak.

Penulis: Candra Soemirat



Penulis : Context.id

Editor   : Wahyu Arifin

Stories 07 Maret 2024

Selama 5 Tahun ke Depan, India-China Pimpin Pertumbuhan Crazy Rich Dunia

Knight Frank memproyeksikan adanya peningkatan sebesar 28,1% jumlah orang kaya selama lima tahun ke depan periode 2023-2028.

Context.id, JAKARTA - Laporan terbaru Knight Frank memprediksikan penciptaan kekayaan global didorong oleh perubahan perkiraan suku bunga, ekonomi AS yang kuat, dan lonjakan di pasar ekuitas.

Tercatat pada 2023 terdapat 4,2% individu berpendapatan sangat tinggi (UNHWI), hal ini meningkatkan total keseluruhan UNHWI global menjadi 626,600. Menurut laporan itu, setidaknya setiap harinya tercipta 70 investor super kaya selama periode 2023.

Secara otomatis investor ini masuk jajaran UNHWI karena memiliki kekayaan bersih yang cukup tinggi, yaitu minimal US$30 juta atau sekitar Rp471 miliar.

Knight Frank dalam laporan risetnya memproyeksikan adanya peningkatan sebesar 28,1% jumlah konglomerat dunia selama lima tahun ke depan periode 2023-2028. 

Peningkatan jumlah orang kaya ini dipimpin oleh India sebesar 50,1%  dan China sebesar 47%, mengalahkan Amerika Serikat yang hanya mencetak 25,6% selama rentang waktu tersebut.



Melansir PWM, peningkatan kekayaan orang super kaya di India dalam beberapa tahun terakhir didorong pebisnis yang bergerak di bidang dunia hiburan, media, industri manufaktur hingga  profesional seperti atlet, dokter, pengacara, dan lainnya.

“Tidak ada negara lain di Asia selain Tiongkok yang dapat menandingi pertumbuhan India dalam bidang pengelolaan kekayaan,” tegas CEO Julius Baer India, Umang Papneja seperti dikutip, Kamis (7/3).

Dia mengatakan kekayaan India saat ini tak hanya terkonsentrasi di Kota Mumbai dan Delhi saja. Terdapat sekitar 50 persen kekayaan India berada di lima kota teratas, sementara lima kota berikutnya menyumbang lebih dari 20 persen kekayaan. 

Sedangkan, 97% miliarder China adalah wirausaha di sektor teknologi, ritel, manufaktur dan kesehatan serta banyak investasi mereka di bidang real estat, baik nasional dan internasional.

Melansir PwC, industri manajemen kekayaan di Cina memasuki era pertumbuhan yang kuat karena manajer aset dan kekayaan terus memanfaatkan peluang yang berkembang di negara ini.

Kebangkitan kekayaan China telah mengubah perspektif dunia secara total karena ekonominya terus menciptakan kekayaan yang luar biasa cepat. 

Dengan latar belakang seperti itu, banyak manajer aset dan kekayaan telah mempercepat rencana strategis mereka untuk terlibat dalam aktivitas manajemen kekayaan di China. 

Tak hanya itu, kenaikan 4,2% kelompok UNHWI berimplikasi pada naiknya aset emas sebesar 15%, dan bitcoin melonjak 155% serta harga barang seperti seni, jam tangan dan perhiasan turut melonjak.

Penulis: Candra Soemirat



Penulis : Context.id

Editor   : Wahyu Arifin


RELATED ARTICLES

Benar-benar Komedi, Pisang Dilakban Bisa Dilelang hingga Rp98,8 Miliar

Karya seni konseptual pisang karya Maurizio Cattelan, \"Comedian,\" saat dilelang di rumah lelang Sotheby’s jatuh ke tangan seorang pengusaha kr ...

Context.id . 22 November 2024

Ini 15 Kota di Dunia yang Punya Miliarder Terbanyak

Hampir sepertiga miliarder dunia tinggal di hanya 15 kota, menurut studi baru Altrata dan New York merupakan rumah bagi populasi orang superkaya t ...

Context.id . 21 November 2024

Triliunan Dolar Dihabiskan untuk Perang, Mengapa Tidak untuk Iklim?

Tuntutan negara berkembang agar Barat menyumbangkan dana US$1 triliun untuk anggaran iklim bukanlah hal yang mustahil, karena mereka sanggup habis ...

Context.id . 21 November 2024

China dan India Negara Maju dan Harus Berkontribusi di Pendanaan Iklim

Delegasi dari negara-negara miskin mengatakan klasifikasi yang sudah ada sejak tahun 1992 sudah tidak berlaku lagi dan kedua negara \'harus berkon ...

Context.id . 20 November 2024