Share

Home Stories

Stories 19 Februari 2024

Waspadai Infeksi Telinga Pada Anak

Korelasi antara infeksi telinga yang persisten pada masa kanak-kanak dan perkembangan bahasa menggarisbawahi pentingnya deteksi dini dan pengobatan.

Ilustrasi Infeksi - Puspa Larasati

Context.id, JAKARTA - Jangan remehkan infeksi telinga pada anak karena bisa mengganggu perkembangan bahasa. Selama ini, penyakit telinga dianggap penyakit umum di masa kanak-kanak.

Padahal, penumpukan cairan di belakang gendang telinga dapat memengaruhi pendengaran anak. Ketulian juga dapat berdampak buruk terhadap pertumbuhan fisik dan intelektual anak.

Diperkirakan 6 dari 100 anak di India menderita infeksi telinga yang memengaruhi perkembangan bahasa dan fisik.

Dilansir dari timesofindia, Senin (19/2/2024), sama seperti penyakit pernafasan, banyak anak yang cenderung menderita infeksi telinga pada masa kanak-kanak.

Berdasarkan penelitian baru-baru ini, yang diterbitkan dalam International Journal of Pediatric Otorhinolaryngology, jika infeksi telinga terus berlanjut dapat mengakibatkan defisit jangka panjang dalam proses pendengaran dan perkembangan bahasa anak-anak.



Dr Shruti Sharma, Spesialis THT, Apollo Spectra Mumbai mengatakan, orang tua perlu memahami bahwa anak mereka mungkin mengeluarkan cairan telinga tengah tanpa merasakan sakit dan harus berkonsultasi dengan dokter tanpa penundaan.

Anak-anak di bawah usia 4 tahun, yang mungkin menderita beberapa kali infeksi telinga, akan menunjukkan berkurangnya kosa kata dan kesulitan mencocokkan kata-kata yang bunyinya sama dibandingkan dengan anak-anak yang hanya mengalami sedikit atau tanpa infeksi telinga.

Mereka juga akan kesulitan mengenali perubahan suara, yang menunjukkan potensi masalah pada kemampuan otak mereka untuk memproses informasi pendengaran.

Mengatasi infeksi telinga dengan segera dapat mengurangi penumpukan cairan yang mengganggu perkembangan bahasa.

Dalam kasus infeksi telinga sering terjadi dan adanya penumpukan cairan, penempatan selang sementara di gendang telinga dapat memfasilitasi drainase dan memulihkan pendengaran.

Hal ini meminimalkan kemungkinan keterlambatan dalam pengembangan jalur pendengaran pusat dan mengurangi kesulitan dalam pemerolehan bahasa.

Dr Amit P Ghawade, Konsultan Anak dan Neonatolog, Rumah Sakit Ibu, Kharghar, Mumbai mengatakan, infeksi telinga kronis atau berulang pada anak-anak dapat menyebabkan gangguan pendengaran sementara, sehingga mengganggu periode penting dalam penguasaan bahasa.

Anak-anak yang terkena infeksi telinga selama tahun-tahun perkembangan kritis 5-17 tahun mungkin mengalami keterlambatan dalam kemampuan berbicara dan berbahasa, serta kesulitan memahami dan memproses informasi pendengaran.

Gejala gangguan pendengaran yang disebabkan oleh infeksi telinga sering kali tumpang tindih dengan gejala penyakit seperti ADHD, sehingga berpotensi menyebabkan kesalahan diagnosis.

Orang tua harus mencari pengobatan tepat waktu jika anak mengalami infeksi telinga. Deteksi dini, dan pengobatan tepat waktu, adalah kunci dalam mengurangi potensi dampak jangka panjang pada kemampuan linguistik anak akibat infeksi telinga berulang.

“Infeksi telinga pada masa kanak-kanak bukan hanya gangguan yang menyakitkan dan berdampak besar pada perkembangan bahasa anak. Jika tidak diobati atau terus berlanjut, infeksi ini dapat menyebabkan gangguan pendengaran, yang pada akhirnya dapat menunda perolehan keterampilan bahasa," paparnya.

Korelasi antara infeksi telinga yang persisten pada masa kanak-kanak dan perkembangan bahasa menggarisbawahi pentingnya deteksi dini dan pengobatan.

Orang tua dan pengasuh harus waspada dalam memantau tanda-tanda infeksi telinga, seperti telinga berdengung, merasa penuh atau tersumbat dan keluarnya cairan.

Mencari pertolongan medis segera dan menindaklanjuti rencana pengobatan dapat mengurangi potensi dampak jangka panjang pada kemampuan bahasa anak.

Dengan memahami hubungan ini, orang tua dan dokter dapat bekerja sama untuk memastikan bahwa anak menerima dukungan yang mereka perlukan untuk mengatasi segala kemunduran dalam bahasa mereka dan perkembangan yang disebabkan oleh infeksi telinga kronis.

Dalam mengobati infeksi telinga pada anak-anak, pendekatannya dapat bervariasi tergantung pada tingkat keparahan dan jenis infeksinya. Antibiotik sering kali diresepkan untuk infeksi bakteri.

"Dengan pendekatan pengobatan yang proaktif dan terinformasi, orang tua dapat membantu anak-anak mereka sembuh dari infeksi telinga sekaligus meminimalkan potensi risiko yang terkait dengan penggunaan antibiotik standar.” pungkas Dr Bhavik Shah, Spesialis THT, Rumah Sakit Zynova Shalby.



Penulis : Noviarizal Fernandez

Editor   : Wahyu Arifin

Stories 19 Februari 2024

Waspadai Infeksi Telinga Pada Anak

Korelasi antara infeksi telinga yang persisten pada masa kanak-kanak dan perkembangan bahasa menggarisbawahi pentingnya deteksi dini dan pengobatan.

Ilustrasi Infeksi - Puspa Larasati

Context.id, JAKARTA - Jangan remehkan infeksi telinga pada anak karena bisa mengganggu perkembangan bahasa. Selama ini, penyakit telinga dianggap penyakit umum di masa kanak-kanak.

Padahal, penumpukan cairan di belakang gendang telinga dapat memengaruhi pendengaran anak. Ketulian juga dapat berdampak buruk terhadap pertumbuhan fisik dan intelektual anak.

Diperkirakan 6 dari 100 anak di India menderita infeksi telinga yang memengaruhi perkembangan bahasa dan fisik.

Dilansir dari timesofindia, Senin (19/2/2024), sama seperti penyakit pernafasan, banyak anak yang cenderung menderita infeksi telinga pada masa kanak-kanak.

Berdasarkan penelitian baru-baru ini, yang diterbitkan dalam International Journal of Pediatric Otorhinolaryngology, jika infeksi telinga terus berlanjut dapat mengakibatkan defisit jangka panjang dalam proses pendengaran dan perkembangan bahasa anak-anak.



Dr Shruti Sharma, Spesialis THT, Apollo Spectra Mumbai mengatakan, orang tua perlu memahami bahwa anak mereka mungkin mengeluarkan cairan telinga tengah tanpa merasakan sakit dan harus berkonsultasi dengan dokter tanpa penundaan.

Anak-anak di bawah usia 4 tahun, yang mungkin menderita beberapa kali infeksi telinga, akan menunjukkan berkurangnya kosa kata dan kesulitan mencocokkan kata-kata yang bunyinya sama dibandingkan dengan anak-anak yang hanya mengalami sedikit atau tanpa infeksi telinga.

Mereka juga akan kesulitan mengenali perubahan suara, yang menunjukkan potensi masalah pada kemampuan otak mereka untuk memproses informasi pendengaran.

Mengatasi infeksi telinga dengan segera dapat mengurangi penumpukan cairan yang mengganggu perkembangan bahasa.

Dalam kasus infeksi telinga sering terjadi dan adanya penumpukan cairan, penempatan selang sementara di gendang telinga dapat memfasilitasi drainase dan memulihkan pendengaran.

Hal ini meminimalkan kemungkinan keterlambatan dalam pengembangan jalur pendengaran pusat dan mengurangi kesulitan dalam pemerolehan bahasa.

Dr Amit P Ghawade, Konsultan Anak dan Neonatolog, Rumah Sakit Ibu, Kharghar, Mumbai mengatakan, infeksi telinga kronis atau berulang pada anak-anak dapat menyebabkan gangguan pendengaran sementara, sehingga mengganggu periode penting dalam penguasaan bahasa.

Anak-anak yang terkena infeksi telinga selama tahun-tahun perkembangan kritis 5-17 tahun mungkin mengalami keterlambatan dalam kemampuan berbicara dan berbahasa, serta kesulitan memahami dan memproses informasi pendengaran.

Gejala gangguan pendengaran yang disebabkan oleh infeksi telinga sering kali tumpang tindih dengan gejala penyakit seperti ADHD, sehingga berpotensi menyebabkan kesalahan diagnosis.

Orang tua harus mencari pengobatan tepat waktu jika anak mengalami infeksi telinga. Deteksi dini, dan pengobatan tepat waktu, adalah kunci dalam mengurangi potensi dampak jangka panjang pada kemampuan linguistik anak akibat infeksi telinga berulang.

“Infeksi telinga pada masa kanak-kanak bukan hanya gangguan yang menyakitkan dan berdampak besar pada perkembangan bahasa anak. Jika tidak diobati atau terus berlanjut, infeksi ini dapat menyebabkan gangguan pendengaran, yang pada akhirnya dapat menunda perolehan keterampilan bahasa," paparnya.

Korelasi antara infeksi telinga yang persisten pada masa kanak-kanak dan perkembangan bahasa menggarisbawahi pentingnya deteksi dini dan pengobatan.

Orang tua dan pengasuh harus waspada dalam memantau tanda-tanda infeksi telinga, seperti telinga berdengung, merasa penuh atau tersumbat dan keluarnya cairan.

Mencari pertolongan medis segera dan menindaklanjuti rencana pengobatan dapat mengurangi potensi dampak jangka panjang pada kemampuan bahasa anak.

Dengan memahami hubungan ini, orang tua dan dokter dapat bekerja sama untuk memastikan bahwa anak menerima dukungan yang mereka perlukan untuk mengatasi segala kemunduran dalam bahasa mereka dan perkembangan yang disebabkan oleh infeksi telinga kronis.

Dalam mengobati infeksi telinga pada anak-anak, pendekatannya dapat bervariasi tergantung pada tingkat keparahan dan jenis infeksinya. Antibiotik sering kali diresepkan untuk infeksi bakteri.

"Dengan pendekatan pengobatan yang proaktif dan terinformasi, orang tua dapat membantu anak-anak mereka sembuh dari infeksi telinga sekaligus meminimalkan potensi risiko yang terkait dengan penggunaan antibiotik standar.” pungkas Dr Bhavik Shah, Spesialis THT, Rumah Sakit Zynova Shalby.



Penulis : Noviarizal Fernandez

Editor   : Wahyu Arifin


RELATED ARTICLES

Hitungan Prabowo Soal Uang Kasus CPO Rp13,2 Triliun, Bisa Buat Apa Saja?

Presiden Prabowo Subianto melakukan perhitungan terkait uang kasus korupsi CPO Rp13,2 triliun yang ia sebut bisa digunakan untuk membangun desa ne ...

Renita Sukma . 20 October 2025

Polemik IKN Sebagai Ibu Kota Politik, Ini Kata Kemendagri dan Pengamat

Terminologi ibu kota politik yang melekat kepada IKN dianggap rancu karena bertentangan dengan UU IKN. r n r n

Renita Sukma . 18 October 2025

Dilema Kebijakan Rokok: Penerimaan Negara Vs Kesehatan Indonesia

Menkeu Purbaya ingin menggairahkan kembali industri rokok dengan mengerem cukai, sementara menteri sebelumnya Sri Mulyani gencar menaikkan cukai d ...

Jessica Gabriela Soehandoko . 15 October 2025

Di Tengah Ketidakpastian Global, Emas Justru Terus Mengkilap

Meskipun secara historis dianggap sebagai aset lindung nilai paling aman, emas kerap ikut tertekan ketika terjadi aksi jual besar-besaran di pasar ...

Jessica Gabriela Soehandoko . 13 October 2025