Sultan Johor Terpilih Menjadi Raja Malaysia yang Baru
Sultan Ibrahim Iskandar, dari negara bagian wilayah selatan, Johor, dinobatkan menjadi Raja ke-17 Malaysia setelah terpilih pada Oktober tahun lalu.
Context.id, JAKARTA - Malaysia memiliki raja baru, setelah Sultan Ibrahim Iskandar, 65 tahun yang memerintah negara bagian Johor dipilih dan dinobatkan sebagai Raja, pada Rabu (31/1) kemarin.
Sultan Ibrahim terpilih sebagai Raja ke-17 Malaysia dalam pemilihan yang berlangsung, Oktober 2023 lalu. Pemilihan itu diikuti raja-raja dari sembilan negara bagian di Malaysia.
Sistem pemilihan dan pengangkatan raja itu cukup unik dan satu-satunya sistem dengan model itu yang ada di dunia. Sistem ini berlaku setelah Malaysia memperoleh kemerdekaan dari Inggris pada 1957.
Malaysia mempunyai 13 negara bagian tetapi hanya sembilan yang memiliki kerajaan. Sebagian dari mereka berasal dari kerajaan Melayu berusia ratusan tahun yang merupakan negara bagian merdeka hingga akhirnya disatukan oleh Inggris.
Seperti raja sebelumnya, milairder ini akan memerintah selama lima tahun berdasarkan sistem monarki bergilir yang unik tersebut.
BACA JUGA
Naiknya Sultan Ibrahim ke tahta nasional sudah diperkirakan secara luas oleh sesama sultan pada Oktober berdasarkan tatanan rotasi yang telah ditetapkan.
Sultan Nazrin Shah, penguasa negara bagian Perak dan pewaris takhta berikutnya, terpilih kembali sebagai wakil raja.
Dikenal atau digelari sebagai Yang Dipertuan Agung, Raja Malaysia memainkan peran seremonial karena kekuasaan administratif berada di tangan perdana menteri dan Parlemen.
Raja adalah kepala pemerintahan dan angkatan bersenjata, dan sangat dihormati sebagai pelindung Islam dan tradisi Melayu.
Semua undang-undang, pengangkatan Kabinet dan pembubaran Parlemen untuk pemilihan umum memerlukan persetujuannya. Raja mempunyai kekuasaan untuk mengumumkan keadaan darurat dan mengampuni penjahat.
Crazy Rich
Sultan Ibrahim masuk dalam golongan Crazy Rich Malaysia dengan kekayaan yang ditaksir mencapai US$ 5,7 miliar atau setara Rp 89,8 triliun (kurs Rp 15.764) menurut perkiraan Bloomberg.
Kerajaan atau Kesultanan Johor yang dipimpinnya memiliki banyak linis usaha bisnis, termasuk kemitraan dengan pengembang properti Tiongkok Country Garden pada proyek Forest City senilai US$ 100 miliar.
Kesultanan Johor juga memiliki aset sebidang tanah di Tyersall Park, Singapura dengan nilai sekitar US$ 4 miliar atau setara Rp63 triliun, investasi di perusahaan swasta sekitar US$ 588 juta atau setara Rp9,2 triliun dan portofolio investasi lainnya senilai US$ 1,1 miliar atau setara Rp17 triliun.
Kesultanan ini juga merupakan pemegang saham terbesar kedua di Berjaya Assets. Mereka juga memegang 17,3% saham di Redtone Digital, penyedia layanan telekomunikasi dan infrastruktur digital.
Sultan Ibrahim, yang ibunya orang Inggris, juga vokal mengenai masalah kesejahteraan. Ia melakukan perjalanan darat tahunan dengan sepeda motor untuk bertemu rakyat di negara bagiannya.
Namun, dia juga tidak pernah menyembunyikan kekayaannya. Sultan sering terbang dari Johor ke Kuala Lumpur dengan jet pribadinya, Boeing 737 berwarna emas dan biru.
Selain armada jet, ia memiliki banyak koleksi mobil dan sepeda motor, serta properti di luar negeri. Sultan Ibrahim juga satu-satunya penguasa yang memiliki tentara swasta – syarat yang disepakati bagi negara bagian tersebut untuk bergabung dengan Malaysia modern.
Istrinya Raja Zarith Sofiah, yang berasal dari keluarga kerajaan lain, adalah lulusan Oxford. Ia seorang penulis yang produktif dan telah menulis beberapa buku anak-anak. Pasangan ini memiliki lima putra dan seorang putri.
RELATED ARTICLES
Sultan Johor Terpilih Menjadi Raja Malaysia yang Baru
Sultan Ibrahim Iskandar, dari negara bagian wilayah selatan, Johor, dinobatkan menjadi Raja ke-17 Malaysia setelah terpilih pada Oktober tahun lalu.
Context.id, JAKARTA - Malaysia memiliki raja baru, setelah Sultan Ibrahim Iskandar, 65 tahun yang memerintah negara bagian Johor dipilih dan dinobatkan sebagai Raja, pada Rabu (31/1) kemarin.
Sultan Ibrahim terpilih sebagai Raja ke-17 Malaysia dalam pemilihan yang berlangsung, Oktober 2023 lalu. Pemilihan itu diikuti raja-raja dari sembilan negara bagian di Malaysia.
Sistem pemilihan dan pengangkatan raja itu cukup unik dan satu-satunya sistem dengan model itu yang ada di dunia. Sistem ini berlaku setelah Malaysia memperoleh kemerdekaan dari Inggris pada 1957.
Malaysia mempunyai 13 negara bagian tetapi hanya sembilan yang memiliki kerajaan. Sebagian dari mereka berasal dari kerajaan Melayu berusia ratusan tahun yang merupakan negara bagian merdeka hingga akhirnya disatukan oleh Inggris.
Seperti raja sebelumnya, milairder ini akan memerintah selama lima tahun berdasarkan sistem monarki bergilir yang unik tersebut.
BACA JUGA
Naiknya Sultan Ibrahim ke tahta nasional sudah diperkirakan secara luas oleh sesama sultan pada Oktober berdasarkan tatanan rotasi yang telah ditetapkan.
Sultan Nazrin Shah, penguasa negara bagian Perak dan pewaris takhta berikutnya, terpilih kembali sebagai wakil raja.
Dikenal atau digelari sebagai Yang Dipertuan Agung, Raja Malaysia memainkan peran seremonial karena kekuasaan administratif berada di tangan perdana menteri dan Parlemen.
Raja adalah kepala pemerintahan dan angkatan bersenjata, dan sangat dihormati sebagai pelindung Islam dan tradisi Melayu.
Semua undang-undang, pengangkatan Kabinet dan pembubaran Parlemen untuk pemilihan umum memerlukan persetujuannya. Raja mempunyai kekuasaan untuk mengumumkan keadaan darurat dan mengampuni penjahat.
Crazy Rich
Sultan Ibrahim masuk dalam golongan Crazy Rich Malaysia dengan kekayaan yang ditaksir mencapai US$ 5,7 miliar atau setara Rp 89,8 triliun (kurs Rp 15.764) menurut perkiraan Bloomberg.
Kerajaan atau Kesultanan Johor yang dipimpinnya memiliki banyak linis usaha bisnis, termasuk kemitraan dengan pengembang properti Tiongkok Country Garden pada proyek Forest City senilai US$ 100 miliar.
Kesultanan Johor juga memiliki aset sebidang tanah di Tyersall Park, Singapura dengan nilai sekitar US$ 4 miliar atau setara Rp63 triliun, investasi di perusahaan swasta sekitar US$ 588 juta atau setara Rp9,2 triliun dan portofolio investasi lainnya senilai US$ 1,1 miliar atau setara Rp17 triliun.
Kesultanan ini juga merupakan pemegang saham terbesar kedua di Berjaya Assets. Mereka juga memegang 17,3% saham di Redtone Digital, penyedia layanan telekomunikasi dan infrastruktur digital.
Sultan Ibrahim, yang ibunya orang Inggris, juga vokal mengenai masalah kesejahteraan. Ia melakukan perjalanan darat tahunan dengan sepeda motor untuk bertemu rakyat di negara bagiannya.
Namun, dia juga tidak pernah menyembunyikan kekayaannya. Sultan sering terbang dari Johor ke Kuala Lumpur dengan jet pribadinya, Boeing 737 berwarna emas dan biru.
Selain armada jet, ia memiliki banyak koleksi mobil dan sepeda motor, serta properti di luar negeri. Sultan Ibrahim juga satu-satunya penguasa yang memiliki tentara swasta – syarat yang disepakati bagi negara bagian tersebut untuk bergabung dengan Malaysia modern.
Istrinya Raja Zarith Sofiah, yang berasal dari keluarga kerajaan lain, adalah lulusan Oxford. Ia seorang penulis yang produktif dan telah menulis beberapa buku anak-anak. Pasangan ini memiliki lima putra dan seorang putri.
POPULAR
RELATED ARTICLES