Share
Pendaftaran Pengguna Elpiji Bersubsidi Masih Dibuka
Pendataan pembeli gas melon ditujukan bagi konsumen rumah tangga, usaha mikro, melayan serta petani sasaran seperti memiliki lahan di bawah 0,5 ha, dan sebagainya.
Direktur Jenderal Minyak dan Gas Bumi Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM), Tutuka Ariadji (tengah, berkemeja putih) memaparkan pelaksanaan pendataan pembeli gas
Context.id, JAKARTA- Pemerintah masih memberikan kesempatan pendaftaran pengguna gas elpiji bersubsidi sepanjang tahun ini.
Direktur Jenderal Minyak dan Gas Bumi Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM), Tutuka Ariadji mengatakan bahwa sejak 2020-2022 realisasi pengguna elpiji bersubsidi terus menanjak rata-rata sebesar 4,5%.
"Berdasarkan tren penyaluran, dari perkiraan volume penyaluran 2023 sebesar 8,22 juta MT [metrik ton], namun dengan adanya transformasi penyaluran tepat sasaran dengan pendataan pengguna yang dimulai sejak 1 Maret 2023, realisasinya bisa ditekan menjadi 8,07 juta MT," ujarnya, Rabu (3/1/2024).
Dia melanjutkan meski terjadi penurunan pengguna gas elpiji 3 kg, namun angka tersebut masih melebihi kuota yang ditetapkan yakni 8 juta MT. Hal ini menurutnya disebabkan karena kebutuhan ekonomi yang terus meningkat ditandai dengam inflasi yang terungkit dari 3% emjadi 5% akibat terjadi pemulihan pascapandemi.
Adapun tahun ini, kuota elpiji bersubsidi yang ditetapkan adalah sebesar 8 juta MT dam pihaknya berharap pendataan nomor induk kependudukan (NIK) dari pengguna yang masih terus dibuka sepanjang tahun ini, dapat menekan penggunaan elpiji tersebut sekaligus mengatrol penggunaan elpiji nonsubsisi.
Dia melanjutkan, pendataan itu ditujukan bagi konsumen rumah tangga, usaha mikro, melayan serta petani sasaran seperti memiliki lahan di bawah 0,5 ha, dan sebagainya.
Dia melanjutkan, berdasarkan data yang diperoleh dari tim Percepatan Pensasaran Penghapusan Kemiskinan Ekstrim (P3KE), ada 118 juta NIK dan yang sudah terdata melakukan transaksi pembelian gas elpiji bersubsidi sebanyaj 31,5 juta.
Dari angka itu, 24,4 juta merupakan konsumen pengguna data P3KE. Adapun 7,1 juta pengguna melakukan pendataan di tempat pembelian atau on demand.
Sementara itu, pihaknya mencatat ada 253.385 subpenyalur gas elpiji di 411 kabupaten maupun kota. Sebanyak 99,4% subpenyalur, urainya, sudah siap melakukan transaksi pada sistem merchant aps MyPertamina. Sisanya, 507 penyalur masih melakukan pendataan manual karena terkendala jaringan telekomunikasi.
"Sebanyak 240.892 pangkalan atau 95% sudah melakukan transaksi pembelian melalui sistem. Pada tahun ini, Pertamina juga diberikan tugas khusus untuk melakukan pengawasan terhadap penyaluran epiji bersubsidi tersebut," pungkasnya.
Direktur Logistik dan Infrastruktur PT Pertamina (Persero) Alfian Nasution menambahkan bahwa sistem pendataan secara digital memudahkan pihaknya melakukan pengawasan dan pelacakan penjualan gas elpiji bersubsidi sehingga lebih mudah menemukan indikasi penjualan yang tidak tepat sasaran.
"Misalkan menjual gas tanpa NIK. Kalau ketahuan langsung kita cabut izin agennya," ungkapnya.
Sementara itu, Riva Nasution, Direktur Utama PT Pertmaina Patra Niaga mengatakan bahwa pihaknya juga menyediakaj gas elpiji nonsubsidi di agen penyalur bagi masyarakat yang tidak menggunakan elpiji bersubidi. Di samping itu, pihaknya juga terus melakukan edukasi mengenai bahan bakar elpiji serta subsidi.
BACA JUGA
RELATED ARTICLES
Pendaftaran Pengguna Elpiji Bersubsidi Masih Dibuka
Pendataan pembeli gas melon ditujukan bagi konsumen rumah tangga, usaha mikro, melayan serta petani sasaran seperti memiliki lahan di bawah 0,5 ha, dan sebagainya.
Direktur Jenderal Minyak dan Gas Bumi Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM), Tutuka Ariadji (tengah, berkemeja putih) memaparkan pelaksanaan pendataan pembeli gas
Context.id, JAKARTA- Pemerintah masih memberikan kesempatan pendaftaran pengguna gas elpiji bersubsidi sepanjang tahun ini.
Direktur Jenderal Minyak dan Gas Bumi Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM), Tutuka Ariadji mengatakan bahwa sejak 2020-2022 realisasi pengguna elpiji bersubsidi terus menanjak rata-rata sebesar 4,5%.
"Berdasarkan tren penyaluran, dari perkiraan volume penyaluran 2023 sebesar 8,22 juta MT [metrik ton], namun dengan adanya transformasi penyaluran tepat sasaran dengan pendataan pengguna yang dimulai sejak 1 Maret 2023, realisasinya bisa ditekan menjadi 8,07 juta MT," ujarnya, Rabu (3/1/2024).
Dia melanjutkan meski terjadi penurunan pengguna gas elpiji 3 kg, namun angka tersebut masih melebihi kuota yang ditetapkan yakni 8 juta MT. Hal ini menurutnya disebabkan karena kebutuhan ekonomi yang terus meningkat ditandai dengam inflasi yang terungkit dari 3% emjadi 5% akibat terjadi pemulihan pascapandemi.
Adapun tahun ini, kuota elpiji bersubsidi yang ditetapkan adalah sebesar 8 juta MT dam pihaknya berharap pendataan nomor induk kependudukan (NIK) dari pengguna yang masih terus dibuka sepanjang tahun ini, dapat menekan penggunaan elpiji tersebut sekaligus mengatrol penggunaan elpiji nonsubsisi.
Dia melanjutkan, pendataan itu ditujukan bagi konsumen rumah tangga, usaha mikro, melayan serta petani sasaran seperti memiliki lahan di bawah 0,5 ha, dan sebagainya.
Dia melanjutkan, berdasarkan data yang diperoleh dari tim Percepatan Pensasaran Penghapusan Kemiskinan Ekstrim (P3KE), ada 118 juta NIK dan yang sudah terdata melakukan transaksi pembelian gas elpiji bersubsidi sebanyaj 31,5 juta.
Dari angka itu, 24,4 juta merupakan konsumen pengguna data P3KE. Adapun 7,1 juta pengguna melakukan pendataan di tempat pembelian atau on demand.
Sementara itu, pihaknya mencatat ada 253.385 subpenyalur gas elpiji di 411 kabupaten maupun kota. Sebanyak 99,4% subpenyalur, urainya, sudah siap melakukan transaksi pada sistem merchant aps MyPertamina. Sisanya, 507 penyalur masih melakukan pendataan manual karena terkendala jaringan telekomunikasi.
"Sebanyak 240.892 pangkalan atau 95% sudah melakukan transaksi pembelian melalui sistem. Pada tahun ini, Pertamina juga diberikan tugas khusus untuk melakukan pengawasan terhadap penyaluran epiji bersubsidi tersebut," pungkasnya.
Direktur Logistik dan Infrastruktur PT Pertamina (Persero) Alfian Nasution menambahkan bahwa sistem pendataan secara digital memudahkan pihaknya melakukan pengawasan dan pelacakan penjualan gas elpiji bersubsidi sehingga lebih mudah menemukan indikasi penjualan yang tidak tepat sasaran.
"Misalkan menjual gas tanpa NIK. Kalau ketahuan langsung kita cabut izin agennya," ungkapnya.
Sementara itu, Riva Nasution, Direktur Utama PT Pertmaina Patra Niaga mengatakan bahwa pihaknya juga menyediakaj gas elpiji nonsubsidi di agen penyalur bagi masyarakat yang tidak menggunakan elpiji bersubidi. Di samping itu, pihaknya juga terus melakukan edukasi mengenai bahan bakar elpiji serta subsidi.
BACA JUGA
POPULAR
RELATED ARTICLES