Investasi Saham ala Lo Kheng Hong: Simple is Perfect
Investasi saham Lo Kheng Hong hingga awal Juni 2023 masih membukukan kinerja moncer.
Context.id, JAKARTA - Lo Kheng Hong masih menjadi rujukan bagi banyak investor di pasar modal Tanah Air.
Tak mengherankan, pria berusia 64 tahun ini sering dijuluki Warren Buffet Indonesia, sang investor ulung dan CEO Berkshire Hathaway Inc.–yang per hari ini masih menduduki peringkat orang terkaya ke-5 di dunia versi Forbes–.
Tengok saja kiprah pilihan saham Lo Kheng Hong sepanjang tahun berjalan. Investasi saham Lo Kheng Hong hingga awal Juni 2023 masih membukukan kinerja moncer.
BACA JUGA Elon Musk Kembali Puncaki Daftar Orang Terkaya di Dunia
Dilansir Bisnis.com, deretan saham yang menjadi portofolio Lo Kheng Hong mampu mencetak kinerja yang lebih baik alias outperform dibandingkan dengan indeks harga saham gabungan (IHSG) untuk periode berjalan 2023.
Lantas, bagaimana sebenarnya strategi investasi saham Lo Kheng Hong agar mampu tetap cuan?
Dalam Investalk KSPM FEB UI 2023, yang digelar pertengahan Mei 2023, Lo Kheng Hong sempat mengungkapkan kecenderungannya dalam berinvestasi di pasar modal. Berikut rangkumannya:
1. Saham Lo Kheng Hong Cenderung "Lawas"
Dikutip dari Bisnis.com, Pilihan saham Lo Kheng Hong ternyata cenderung jatuh pada saham “lawas”. Pasalnya, emiten yang telah lama melantai di bursa cenderung memiliki jumlah saham beredar yang lebih sedikit.
Semakin sedikit jumlah saham yang disebar oleh suatu emiten, maka semakin bernilai saham tersebut.
2. Lo Kheng Hong Menghindari Saham IPO
Lo Kheng Hong juga menyebut kurang tertarik untuk investasi pada saham melalui penawaran umum perdana atau initial public offering (IPO) lantaran jumlah saham yang ditebar cenderung banyak.
“Kenapa saya tidak beli saham yang baru-baru? Belinya yang lama-lama karena yang lama-lama jumlah sahamnya sedikit. Kalau perusahaan sekarang yang go public jumlah sahamnya puluhan miliar lembar,” ujar Lo Kheng Hong dalam kegiatan tersebut.
BACA JUGA Profil Low Tuck Kwong, Orang Terkaya ke-3 di Indonesia
3. Lo Kheng Hong Berfokus pada PER dan PBV
Dalam menentukan investasi saham, Lo Kheng Hong cenderung hanya melihat price earning ratio (PER) dan price to book value (PBV). Lo Kheng Hong pun menyebut analisa yang diterapkannya paling mudah dan sederhana.
“Pendekatannya hanya sederhana price earning ratio dan price to book ya. Itu analisa yang paling mudah paling sederhana, tapi kita harus ingat simple is perfect atau yang sederhana itu yang sempurna,” katanya.
Bahkan Lo Kheng Hong mengatakan rata-rata portofolionya hanya memiliki PBV di posisi 0,3 kali, sedangkan untuk pendekatan PER rata-rata di posisi 1,5 kali.
BACA JUGA Tadashi Yanai dan Transformasi Toko Warisan Jadi Uniqlo
Dikutip dari laman berita IDX, PER merupakan rasio yang digunakan untuk menggambarkan harga saham suatu perusahaan dalam kaitannya dengan pendapatan atau keuntungan yang dihasilkan oleh perusahaan tersebut.
PER dapat menjadi indikator yang menunjukkan harga emiten berdasarkan kinerja di sektor tertentu. Jika PER lebih rendah dari rata-rata emiten di sektor sejenis, berarti harga perusahaan tersebut dinilai relatif lebih murah.
Sementara itu, PBV merupakan rasio harga saham terhadap nilai buku perusahaan. Dengan menggunakan PBV, investor dapat melihat seberapa besar nilai pasar saham terhadap kekayaan bersih suatu perusahaan.
PBV sering digunakan untuk mencari saham yang 'undervalued'. Untuk melakukan ini, investor dapat membandingkan PBV saham dengan rata-rata PBV industri serupa.
RELATED ARTICLES
Investasi Saham ala Lo Kheng Hong: Simple is Perfect
Investasi saham Lo Kheng Hong hingga awal Juni 2023 masih membukukan kinerja moncer.
Context.id, JAKARTA - Lo Kheng Hong masih menjadi rujukan bagi banyak investor di pasar modal Tanah Air.
Tak mengherankan, pria berusia 64 tahun ini sering dijuluki Warren Buffet Indonesia, sang investor ulung dan CEO Berkshire Hathaway Inc.–yang per hari ini masih menduduki peringkat orang terkaya ke-5 di dunia versi Forbes–.
Tengok saja kiprah pilihan saham Lo Kheng Hong sepanjang tahun berjalan. Investasi saham Lo Kheng Hong hingga awal Juni 2023 masih membukukan kinerja moncer.
BACA JUGA Elon Musk Kembali Puncaki Daftar Orang Terkaya di Dunia
Dilansir Bisnis.com, deretan saham yang menjadi portofolio Lo Kheng Hong mampu mencetak kinerja yang lebih baik alias outperform dibandingkan dengan indeks harga saham gabungan (IHSG) untuk periode berjalan 2023.
Lantas, bagaimana sebenarnya strategi investasi saham Lo Kheng Hong agar mampu tetap cuan?
Dalam Investalk KSPM FEB UI 2023, yang digelar pertengahan Mei 2023, Lo Kheng Hong sempat mengungkapkan kecenderungannya dalam berinvestasi di pasar modal. Berikut rangkumannya:
1. Saham Lo Kheng Hong Cenderung "Lawas"
Dikutip dari Bisnis.com, Pilihan saham Lo Kheng Hong ternyata cenderung jatuh pada saham “lawas”. Pasalnya, emiten yang telah lama melantai di bursa cenderung memiliki jumlah saham beredar yang lebih sedikit.
Semakin sedikit jumlah saham yang disebar oleh suatu emiten, maka semakin bernilai saham tersebut.
2. Lo Kheng Hong Menghindari Saham IPO
Lo Kheng Hong juga menyebut kurang tertarik untuk investasi pada saham melalui penawaran umum perdana atau initial public offering (IPO) lantaran jumlah saham yang ditebar cenderung banyak.
“Kenapa saya tidak beli saham yang baru-baru? Belinya yang lama-lama karena yang lama-lama jumlah sahamnya sedikit. Kalau perusahaan sekarang yang go public jumlah sahamnya puluhan miliar lembar,” ujar Lo Kheng Hong dalam kegiatan tersebut.
BACA JUGA Profil Low Tuck Kwong, Orang Terkaya ke-3 di Indonesia
3. Lo Kheng Hong Berfokus pada PER dan PBV
Dalam menentukan investasi saham, Lo Kheng Hong cenderung hanya melihat price earning ratio (PER) dan price to book value (PBV). Lo Kheng Hong pun menyebut analisa yang diterapkannya paling mudah dan sederhana.
“Pendekatannya hanya sederhana price earning ratio dan price to book ya. Itu analisa yang paling mudah paling sederhana, tapi kita harus ingat simple is perfect atau yang sederhana itu yang sempurna,” katanya.
Bahkan Lo Kheng Hong mengatakan rata-rata portofolionya hanya memiliki PBV di posisi 0,3 kali, sedangkan untuk pendekatan PER rata-rata di posisi 1,5 kali.
BACA JUGA Tadashi Yanai dan Transformasi Toko Warisan Jadi Uniqlo
Dikutip dari laman berita IDX, PER merupakan rasio yang digunakan untuk menggambarkan harga saham suatu perusahaan dalam kaitannya dengan pendapatan atau keuntungan yang dihasilkan oleh perusahaan tersebut.
PER dapat menjadi indikator yang menunjukkan harga emiten berdasarkan kinerja di sektor tertentu. Jika PER lebih rendah dari rata-rata emiten di sektor sejenis, berarti harga perusahaan tersebut dinilai relatif lebih murah.
Sementara itu, PBV merupakan rasio harga saham terhadap nilai buku perusahaan. Dengan menggunakan PBV, investor dapat melihat seberapa besar nilai pasar saham terhadap kekayaan bersih suatu perusahaan.
PBV sering digunakan untuk mencari saham yang 'undervalued'. Untuk melakukan ini, investor dapat membandingkan PBV saham dengan rata-rata PBV industri serupa.
POPULAR
RELATED ARTICLES