Kenapa Presiden Indonesia Banyak dari Jawa?
Hingga saat ini, Presiden Indonesia selalu dari Jawa. Mulai dari Sukarno, Soeharto, Habibie, Gus Dur, Megawati, SBY, hingga Jokowi.
Context.id, JAKARTA - Sebenarnya sih, nggak ada satupun peraturan di Indonesia yang mengatur bahwa hanya orang keturunan Jawa yang boleh jadi presiden. Namun hingga saat ini, Presiden Indonesia selalu dari Jawa. Mulai dari Sukarno, Soeharto, Habibie, Gus Dur, Megawati, SBY, hingga Jokowi.
Sebenarnya hal ini tidak terlepas dari superioritas yang dimiliki Suku Jawa. Mulai dari, pulau yang memiliki penduduk paling banyak, suku paling banyak, pusat pemerintahan, hingga sejarah Indonesia yang berpusat di Jawa.
Tak heran, bahkan ramalan Jayabaya juga menyebutkan bahwa penguasa Indonesia merupakan keturunan Majapahit yang lagi-lagi berasal dari Jawa.
Lalu, Menteri Korrdinator Investasi dan Kemaritiman, Luhut B. Pandjaitan juga menyatakan, “Kalau Anda bukan orang Jawa, pemilihan langsung hari ini, saya enggak tahu 25 tahun lagi, sudah lupain deh. Nggak usah kita memaksakan diri kita. Sakit hati, yang bikin sakit hati ya kita sendiri.”
RELATED ARTICLES
Kenapa Presiden Indonesia Banyak dari Jawa?
Hingga saat ini, Presiden Indonesia selalu dari Jawa. Mulai dari Sukarno, Soeharto, Habibie, Gus Dur, Megawati, SBY, hingga Jokowi.
Context.id, JAKARTA - Sebenarnya sih, nggak ada satupun peraturan di Indonesia yang mengatur bahwa hanya orang keturunan Jawa yang boleh jadi presiden. Namun hingga saat ini, Presiden Indonesia selalu dari Jawa. Mulai dari Sukarno, Soeharto, Habibie, Gus Dur, Megawati, SBY, hingga Jokowi.
Sebenarnya hal ini tidak terlepas dari superioritas yang dimiliki Suku Jawa. Mulai dari, pulau yang memiliki penduduk paling banyak, suku paling banyak, pusat pemerintahan, hingga sejarah Indonesia yang berpusat di Jawa.
Tak heran, bahkan ramalan Jayabaya juga menyebutkan bahwa penguasa Indonesia merupakan keturunan Majapahit yang lagi-lagi berasal dari Jawa.
Lalu, Menteri Korrdinator Investasi dan Kemaritiman, Luhut B. Pandjaitan juga menyatakan, “Kalau Anda bukan orang Jawa, pemilihan langsung hari ini, saya enggak tahu 25 tahun lagi, sudah lupain deh. Nggak usah kita memaksakan diri kita. Sakit hati, yang bikin sakit hati ya kita sendiri.”
POPULAR
RELATED ARTICLES