Share

Home Originals

Originals 22 Februari 2023

Kenapa Ada Valentine?

Pada abad ke-5, Paus Gelasius I menjadikan 14 Februari menjadi hari Santo Valentine untuk mengusir ritual pangan penghormatan Dewa Romawi.

Context.id, JAKARTA - Ribuan tahun yang lalu, ada sebuah festival kesuburan bernama Lupercalia, sebuah perayaan untuk menghormati Dewa Pertanian Romawi serta para pendiri Romawi.

Kemudian, mereka akan mengorbankan kambing dan anjing yang akan dipotong dan kulit kambing akan dieluskan ke pipi wanita Romawi serta hasil panennya.

Lalu, nama-nama wanita muda di seluruh kota akan dimasukan ke dalam guci besar untuk mengikuti perjodohan dimana namanya akan diambil oleh para pria lajang. Pasangan itu pun kemudian akan dipasangkan selama Lupercalia. Sayangnya, walaupun tujuannya baik, festival ini juga dilakukan sembari bermabuk-mabukan.

Sampailah ke saat era kekristenan lahir, dimana festival ini hampir tidak boleh dirayakan. Pasalnya, selain tidak baik, hal ini juga merupakan penghormatan pada Dewa Romawi yang bertentangan dengan ajaran Kristen.

Lalu pada abad ke-5, Paus Gelasius I menjadikan 14 Februari menjadi hari Santo Valentine untuk mengusir ritual pangan penghormatan Dewa Romawi.


Originals 22 Februari 2023

Kenapa Ada Valentine?

Pada abad ke-5, Paus Gelasius I menjadikan 14 Februari menjadi hari Santo Valentine untuk mengusir ritual pangan penghormatan Dewa Romawi.

Context.id, JAKARTA - Ribuan tahun yang lalu, ada sebuah festival kesuburan bernama Lupercalia, sebuah perayaan untuk menghormati Dewa Pertanian Romawi serta para pendiri Romawi.

Kemudian, mereka akan mengorbankan kambing dan anjing yang akan dipotong dan kulit kambing akan dieluskan ke pipi wanita Romawi serta hasil panennya.

Lalu, nama-nama wanita muda di seluruh kota akan dimasukan ke dalam guci besar untuk mengikuti perjodohan dimana namanya akan diambil oleh para pria lajang. Pasangan itu pun kemudian akan dipasangkan selama Lupercalia. Sayangnya, walaupun tujuannya baik, festival ini juga dilakukan sembari bermabuk-mabukan.

Sampailah ke saat era kekristenan lahir, dimana festival ini hampir tidak boleh dirayakan. Pasalnya, selain tidak baik, hal ini juga merupakan penghormatan pada Dewa Romawi yang bertentangan dengan ajaran Kristen.

Lalu pada abad ke-5, Paus Gelasius I menjadikan 14 Februari menjadi hari Santo Valentine untuk mengusir ritual pangan penghormatan Dewa Romawi.



RELATED ARTICLES

Rock Is Back!? Saatnya Suara Gelegar Kembali Merajai Tangga Lagu

Di Indonesia pun, hasil survei tahun 2024 menunjukkan genre rock telah tergeser popularitasnya oleh K-pop, bahkan berada di bawah dangdut dan pop

Naufal Jauhar Nazhif . 17 July 2025

Ternyata Negara Lain Juga Punya Festival Mirip Pacu Jalur

Pacu Jalur di Kuantan Singingi Riau mendunia berkat tren \'aura farming\' di media sosial. Namun, ternyata ada festival perahu serupa juga eksis d ...

Naufal Jauhar Nazhif . 15 July 2025

Proyeksi Ekonomi Indonesia 2026, Optimisme Pemerintah dan Realitas

Kementerian Keuangan, Badan Perencanaan Pembangunan Nasional dan Bank Indonesia (BI) punya angka proyeksi ekonomi yang berbeda

Naufal Jauhar Nazhif . 10 July 2025

Ditinggal LG, Indonesia Malah Dapat Rezeki Nomplok dari China!

Presiden Prabowo meresmikan proyek baterai kendaraan listrik dengan Investasi mencapai Rp96,04 triliun!

Naufal Jauhar Nazhif . 09 July 2025