Share

Originals 20 Februari 2023

Potensi AI Lebih Berbahaya Daripada Nuklir?

Saat ini kecanggihan teknologi seakan sudah jauh melampaui nalar dan perkembangannya juga sangat melesat jauh.

Context.id, JAKARTA - Saat ini, artificial intelligence atau kecerdasan buatan sudah menjadi bagian dari kehidupan sehari-hari.  Mulai dari algoritma sosial media yang seakan dapat menebak hal-hal yang kita sukai, kamera yang dapat mendeteksi pelanggaran lalu lintas dengan adanya e-tilang, hingga adanya mesin yang dapat menerjemahkan percakapan sehari-hari melalui suara.

Namun faktanya, saat ini kecanggihan teknologi seakan sudah jauh melampaui nalar dan perkembangannya juga sangat melesat. Hal-hal yang kita lihat di televisi ataupun internet hanyalah puncak dari gu sejarah hari natal nung es. 

Pasalnya baru-baru ini, seorang ilmuwan Google sempat menggemparkan dunia dengan menyatakan bahwa mesin robot pembalas pesannya yang bernama Lambda seakan memiliki perasaan. Belum selesai sampai sana, baru-baru ini juga ada. kabar bahwa ada sebuah mesin yang berhasil membuat jurnal internasional dan kredibilitasnya berhasil diakui oleh manusia. 

Lalu, beberapa waktu terakhir, juga ada sebuah aplikasi dan website yang memiliki fitur untuk membuat lukisan dari artificial intelligence. Memang keren dan bahkan perlu diakui bahwa AI ini sangat memudahkan kehidupan sehari-hari.

Tapi di saat yang sama, kabar ini juga membuat bulu bergidik ngeri. Pasalnya, bagaimana jika pekerjaan manusia dapat sepenuhnya tergantikan oleh robot? Dan bagaimana jika robot mengambil alih bumi layaknya di film-film Hollywood? 


Originals 20 Februari 2023

Potensi AI Lebih Berbahaya Daripada Nuklir?

Saat ini kecanggihan teknologi seakan sudah jauh melampaui nalar dan perkembangannya juga sangat melesat jauh.

Context.id, JAKARTA - Saat ini, artificial intelligence atau kecerdasan buatan sudah menjadi bagian dari kehidupan sehari-hari.  Mulai dari algoritma sosial media yang seakan dapat menebak hal-hal yang kita sukai, kamera yang dapat mendeteksi pelanggaran lalu lintas dengan adanya e-tilang, hingga adanya mesin yang dapat menerjemahkan percakapan sehari-hari melalui suara.

Namun faktanya, saat ini kecanggihan teknologi seakan sudah jauh melampaui nalar dan perkembangannya juga sangat melesat. Hal-hal yang kita lihat di televisi ataupun internet hanyalah puncak dari gu sejarah hari natal nung es. 

Pasalnya baru-baru ini, seorang ilmuwan Google sempat menggemparkan dunia dengan menyatakan bahwa mesin robot pembalas pesannya yang bernama Lambda seakan memiliki perasaan. Belum selesai sampai sana, baru-baru ini juga ada. kabar bahwa ada sebuah mesin yang berhasil membuat jurnal internasional dan kredibilitasnya berhasil diakui oleh manusia. 

Lalu, beberapa waktu terakhir, juga ada sebuah aplikasi dan website yang memiliki fitur untuk membuat lukisan dari artificial intelligence. Memang keren dan bahkan perlu diakui bahwa AI ini sangat memudahkan kehidupan sehari-hari.

Tapi di saat yang sama, kabar ini juga membuat bulu bergidik ngeri. Pasalnya, bagaimana jika pekerjaan manusia dapat sepenuhnya tergantikan oleh robot? Dan bagaimana jika robot mengambil alih bumi layaknya di film-film Hollywood? 



RELATED ARTICLES

Kenapa Hanya Lima Negara yang Punya Hak Veto di PBB?

Penggunaan hak veto di sidang resolusi Dewan Keamanan PBB kerap diliputi politik kepentingan setiap anggota tetapnya.

Naufal Jauhar Nazhif . 25 November 2024

Mahalnya Para Pemain Timnas Indonesia, Setara Tim Eropa?

Naturalisasi besar-besaran yang dilakukan oleh PSSI, telah membuat Timnas Indonesia jadi salah satu yang termahal di Asia. Bagaimana bisa?

Naufal Jauhar Nazhif . 20 November 2024

Dukung Trump Habis-habisan, Elon Musk Dapat Kursi Menteri

Elon Musk membentuk kementerian baru di kabinet bernama DOGE yang mirip dengan nama uang digital Dogecoin yang sering dipompom Musk

Naufal Jauhar Nazhif . 18 November 2024

Universitas Indonesia Tangguhkan Gelar Doktor Bahlil Lahadalia

Universitas Indonesia (UI) menangguhkan kelulusan doktor Bahlil Lahadalia. Bagaimana status ijazah doktoral Bahlil?

Naufal Jauhar Nazhif . 15 November 2024