Share

Home Originals

Originals 20 Februari 2023

Potensi AI Lebih Berbahaya Daripada Nuklir?

Saat ini kecanggihan teknologi seakan sudah jauh melampaui nalar dan perkembangannya juga sangat melesat jauh.

Video Player is loading.
Current Time 0:00
Duration 5:49
Loaded: 0%
Stream Type LIVE
Remaining Time 5:49
 
1x

Context.id, JAKARTA - Saat ini, artificial intelligence atau kecerdasan buatan sudah menjadi bagian dari kehidupan sehari-hari.  Mulai dari algoritma sosial media yang seakan dapat menebak hal-hal yang kita sukai, kamera yang dapat mendeteksi pelanggaran lalu lintas dengan adanya e-tilang, hingga adanya mesin yang dapat menerjemahkan percakapan sehari-hari melalui suara.

Namun faktanya, saat ini kecanggihan teknologi seakan sudah jauh melampaui nalar dan perkembangannya juga sangat melesat. Hal-hal yang kita lihat di televisi ataupun internet hanyalah puncak dari gu sejarah hari natal nung es. 

Pasalnya baru-baru ini, seorang ilmuwan Google sempat menggemparkan dunia dengan menyatakan bahwa mesin robot pembalas pesannya yang bernama Lambda seakan memiliki perasaan. Belum selesai sampai sana, baru-baru ini juga ada. kabar bahwa ada sebuah mesin yang berhasil membuat jurnal internasional dan kredibilitasnya berhasil diakui oleh manusia. 

Lalu, beberapa waktu terakhir, juga ada sebuah aplikasi dan website yang memiliki fitur untuk membuat lukisan dari artificial intelligence. Memang keren dan bahkan perlu diakui bahwa AI ini sangat memudahkan kehidupan sehari-hari.

Tapi di saat yang sama, kabar ini juga membuat bulu bergidik ngeri. Pasalnya, bagaimana jika pekerjaan manusia dapat sepenuhnya tergantikan oleh robot? Dan bagaimana jika robot mengambil alih bumi layaknya di film-film Hollywood? 


Originals 20 Februari 2023

Potensi AI Lebih Berbahaya Daripada Nuklir?

Saat ini kecanggihan teknologi seakan sudah jauh melampaui nalar dan perkembangannya juga sangat melesat jauh.

Video Player is loading.
Current Time 0:00
Duration 5:49
Loaded: 0%
Stream Type LIVE
Remaining Time 5:49
 
1x

Context.id, JAKARTA - Saat ini, artificial intelligence atau kecerdasan buatan sudah menjadi bagian dari kehidupan sehari-hari.  Mulai dari algoritma sosial media yang seakan dapat menebak hal-hal yang kita sukai, kamera yang dapat mendeteksi pelanggaran lalu lintas dengan adanya e-tilang, hingga adanya mesin yang dapat menerjemahkan percakapan sehari-hari melalui suara.

Namun faktanya, saat ini kecanggihan teknologi seakan sudah jauh melampaui nalar dan perkembangannya juga sangat melesat. Hal-hal yang kita lihat di televisi ataupun internet hanyalah puncak dari gu sejarah hari natal nung es. 

Pasalnya baru-baru ini, seorang ilmuwan Google sempat menggemparkan dunia dengan menyatakan bahwa mesin robot pembalas pesannya yang bernama Lambda seakan memiliki perasaan. Belum selesai sampai sana, baru-baru ini juga ada. kabar bahwa ada sebuah mesin yang berhasil membuat jurnal internasional dan kredibilitasnya berhasil diakui oleh manusia. 

Lalu, beberapa waktu terakhir, juga ada sebuah aplikasi dan website yang memiliki fitur untuk membuat lukisan dari artificial intelligence. Memang keren dan bahkan perlu diakui bahwa AI ini sangat memudahkan kehidupan sehari-hari.

Tapi di saat yang sama, kabar ini juga membuat bulu bergidik ngeri. Pasalnya, bagaimana jika pekerjaan manusia dapat sepenuhnya tergantikan oleh robot? Dan bagaimana jika robot mengambil alih bumi layaknya di film-film Hollywood? 



RELATED ARTICLES

Industri Otomotif Indonesia, Dulu Menantang Thailand Kini Terancam Malaysia

Kala mimpi besar menjadi raksasa otomotif Asean tersendat oleh kantong rakyat yang makin tipis

Naufal Jauhar Nazhif . 04 June 2025

Indonesia Disebut Negara Paling Proteksionis, Untung atau Buntung?

Indonesia tercatat sebagai negara dengan hambatan perdagangan paling banyak, bersanding dengan Rusia, India, Venezuela, dan Thailand.

Renita Sukma . 02 June 2025

Banyak Hotel-Hotel di Jakarta Dijual, Apa yang Terjadi?

Di Jakarta, kota yang tak pernah benar-benar tidur, hotel-hotel mulai kehilangan tamu. Tak sedikit yang akhirnya kehilangan harapan

Naufal Jauhar Nazhif . 30 May 2025

Siapa Greg Abel, Pewaris Takhta Buffet di Berkshire Hathaway?

Setelah enam dekade duduk di kursi puncak, Warren Buffett akhirnya mengisyaratkan waktunya mendekat ke garis akhir

Naufal Jauhar Nazhif . 26 May 2025