Korban Tewas Gempa Turki Akan Capai 5000 Orang
Gempa Turki 2023 merupakan gempa terbesar di dunia selama satu setengah tahun terakhir.
Context.id, JAKARTA - Turki memperingati tujuh hari berkabung nasional, setelah gempa bumi di beberapa provinsi selatan negara tersebut. Pada saat itu, seluruh bendera Turki baik di dalam negeri maupun luar negeri akan dikibarkan setengah tiang.
“Karena gempa bumi yang terjadi di negara kita pada 6 Februari, masa berkabung nasional diumumkan selama tujuh hari,” ujar Presiden Turki, Recep Tayyip Erdogan, Senin (6/2/2022).
Pada Senin (6/2/2022) dini hari, dilaporkan terjadi gempa besar berkekuatan 7,8 SR, di dekat kota Gaziantep. Hanya selang beberapa jam, gempa kedua yang berkekuatan 7,7 SR kembali terjadi di sekitar timur laut Kota Kahramanmaras, Turki atau sekitar 77 KM dari lokasi gempa pertama.
Hal itupun membuat proses evakuasi yang sebelumnya sudah berlangsung menjadi tidak terkendali. Banyak korban yang terjebak di puing-puing menjadi semakin sulit untuk diselamatkan akibat gempa susulan tersebut.
Sedihnya pada pagi hari ini, Selasa (7/2/2022), gempa susulan untuk kedua kalinya terjadi. Gempa ini berkekuatan 5.8 SR dan tercatat pada kedalaman 2 km di bawah permukaan laut.
Alhasil, pihak berwenang Turki menyatakan bahwa sudah ditemukan sekitar 3.419 orang tewas di Turki dan lebih dari 15.000 orang mengalami luka-luka. Sementara gempa yang juga terasa hingga Suriah juga menewaskan sekitar 1.444 jiwa.
WHO Prediksi Angka Kematian Akan Tembus 20.000 Jiwa
Mengutip dari The Guardian, Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) memperkirakan angka kematian akibat bencana ini bisa menembus angka 20.000 jiwa. “Ada potensi terus terjadi keruntuhan lebih lanjut, sehingga kami sering melihat peningkatan delapan kali lipat pada jumlah awal,” ujar Petugas Darurat Senior WHO untuk Eropa, Catherine Smallwood, saat perkiraan korban masih mencapai 2.600.
Diikuti oleh Lebih dari 100 Guncangan Kecil
Setelah gempa yang berlangsung selama 3 kali, seismolog Turki mendeteksi adanya 100 guncangan kecil di daerah tersebut.
Pencarian Korban Terkendala Salju
Pada saat ini, wilayah Turki dan sekitarnya masih mengalami musim dingin. Oleh karena itu, proses evakuasi dan pencarian korban terkendala cuaca yang sangat dingin dan adanya salju yang cukup tebal.
Diketahui, pada malam pertama setelah gempa terjadi, suhu di daerah bencana hampir mendekati titik nol derajat celcius.
Gempa Terbesar di Turki Sejak 1999
Dikutip dari Hindustan Times, gempa ini merupakan gempa terbesar di dunia, sejak gempa di selatan Samudra Atlantik pada Agustus 2021. Selain itu, gempa ini merupakan gempa terbesar di Turki sejak 1999 yang pada saat itu menewaskan sekitar 17.500 orang.
RELATED ARTICLES
Korban Tewas Gempa Turki Akan Capai 5000 Orang
Gempa Turki 2023 merupakan gempa terbesar di dunia selama satu setengah tahun terakhir.
Context.id, JAKARTA - Turki memperingati tujuh hari berkabung nasional, setelah gempa bumi di beberapa provinsi selatan negara tersebut. Pada saat itu, seluruh bendera Turki baik di dalam negeri maupun luar negeri akan dikibarkan setengah tiang.
“Karena gempa bumi yang terjadi di negara kita pada 6 Februari, masa berkabung nasional diumumkan selama tujuh hari,” ujar Presiden Turki, Recep Tayyip Erdogan, Senin (6/2/2022).
Pada Senin (6/2/2022) dini hari, dilaporkan terjadi gempa besar berkekuatan 7,8 SR, di dekat kota Gaziantep. Hanya selang beberapa jam, gempa kedua yang berkekuatan 7,7 SR kembali terjadi di sekitar timur laut Kota Kahramanmaras, Turki atau sekitar 77 KM dari lokasi gempa pertama.
Hal itupun membuat proses evakuasi yang sebelumnya sudah berlangsung menjadi tidak terkendali. Banyak korban yang terjebak di puing-puing menjadi semakin sulit untuk diselamatkan akibat gempa susulan tersebut.
Sedihnya pada pagi hari ini, Selasa (7/2/2022), gempa susulan untuk kedua kalinya terjadi. Gempa ini berkekuatan 5.8 SR dan tercatat pada kedalaman 2 km di bawah permukaan laut.
Alhasil, pihak berwenang Turki menyatakan bahwa sudah ditemukan sekitar 3.419 orang tewas di Turki dan lebih dari 15.000 orang mengalami luka-luka. Sementara gempa yang juga terasa hingga Suriah juga menewaskan sekitar 1.444 jiwa.
WHO Prediksi Angka Kematian Akan Tembus 20.000 Jiwa
Mengutip dari The Guardian, Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) memperkirakan angka kematian akibat bencana ini bisa menembus angka 20.000 jiwa. “Ada potensi terus terjadi keruntuhan lebih lanjut, sehingga kami sering melihat peningkatan delapan kali lipat pada jumlah awal,” ujar Petugas Darurat Senior WHO untuk Eropa, Catherine Smallwood, saat perkiraan korban masih mencapai 2.600.
Diikuti oleh Lebih dari 100 Guncangan Kecil
Setelah gempa yang berlangsung selama 3 kali, seismolog Turki mendeteksi adanya 100 guncangan kecil di daerah tersebut.
Pencarian Korban Terkendala Salju
Pada saat ini, wilayah Turki dan sekitarnya masih mengalami musim dingin. Oleh karena itu, proses evakuasi dan pencarian korban terkendala cuaca yang sangat dingin dan adanya salju yang cukup tebal.
Diketahui, pada malam pertama setelah gempa terjadi, suhu di daerah bencana hampir mendekati titik nol derajat celcius.
Gempa Terbesar di Turki Sejak 1999
Dikutip dari Hindustan Times, gempa ini merupakan gempa terbesar di dunia, sejak gempa di selatan Samudra Atlantik pada Agustus 2021. Selain itu, gempa ini merupakan gempa terbesar di Turki sejak 1999 yang pada saat itu menewaskan sekitar 17.500 orang.
POPULAR
RELATED ARTICLES