Stories - 05 January 2023

Diam-diam, Perusahaan Induk Tiktok Lakukan PHK!

Perusahaan induk dari Tiktok, ByteDance lakukan pemutusan hubungan kerja (PHK) pada ratusan karyawan di berbagai departemen.


Logo aplikasi Tiktok. -Bloomberg-

Context.id, JAKARTA - Perusahaan induk dari Tiktok, ByteDance lakukan pemutusan hubungan kerja (PHK) pada ratusan karyawan di berbagai departemen dengan alasan optimalisasi bisnis. 

Dikutip dari SCMP, sejumlah anak usaha yang terdampak adalah departemen gim, Douyin (Tiktok versi China), serta real estate. Adapun pegawai yang di-PHK akan diberikan kompensasi berdasarkan masa kerja dan ditambah dengan gaji satu bulan. 

Diketahui, pemutusan hubungan kerja ini terjadi setelah Liang Rubo menjabat dan menggantikan posisi Zhang Yiming sebagai Kepala Eksekutif ByteDance. Akan tetapi, perlu diketahui bahwa kabar PHK ini memang sudah sempat dibicarakan sebelumnya. Pasalnya, Rubo sudah berulang kali menyatakan bahwa perusahaan ingin “menjadi bugar dan memperkuat otot” atau yang dapat ditafsirkan sebagai optimalisasi bisnis.

Hal ini diketahui dari dua orang yang tidak disebutkan namanya, karena mereka tidak berwenang berbicara pada media. Kendati demikian, ketika pihak ByteDance ditanya langsung perihal PHK ini, mereka menolak untuk berkomentar. 


 

2022 Tahun Penuh Tantangan bagi Tiktok

Pada tahun 2022, ByteDance menghadapi tahun yang penuh tantangan karena Tiktok menghadapi hambatan di AS, karena mereka melarang adanya aplikasi ini terdapat di semua perangkat milik pemerintah federal AS. Lebih lanjut, setidaknya 19 negara bagian di negeri Paman Sam ini juga telah melarang penggunaan Tiktok.

Hal ini diduga karena adanya beredarnya berita mengenai Tiktok yang dapat mengambil data konsumennya. 


 

Bukan Kala Pertama ByteDance PHK

Ini bukanlah pertama kalinya perusahaan asal China ini melakukan pemutusan hubungan kerja. Pada 2021 silam, ByteDance pernah memecat ribuan orang setelah Beijing melarang adanya les privat. Selain itu, setahun kemudian, mereka kembali memangkas ratusan pekerja dari operasi video game di Shanghai dan Hangzhou. 


 

Sempat Jadi Most Valuable Start-up

Dikutip dari Harvard Business Review, perusahaan yang baru berusia 10 tahun ini, sebenarnya telah memecahkan rekor pertumbuhan yang mencengangkan. Pada 2021, mereka sudah memiliki 1,9 miliar pengguna aktif bulanan di 150 negara. Lalu, jumlah karyawan mereka juga sudah mencapai 110.000 dan pendapatan sebesar US$58 miliar atau setara dengan Rp906 triliun. 

Mungkin sejumlah orang mengenal ByteDance hanya karena aplikasi Tiktok miliknya. Namun, ternyata perusahaan ini memiliki sejumlah aplikasi lainnya, seperti Toutiao (aplikasi berita) dan Douyin (aplikasi video pendek mirip Tiktok).


Penulis : Crysania Suhartanto

Editor   : Context.id

MORE  STORIES

Perebutan Likuiditas di Indonesia, Apa Itu?

Likuditas adalah kemampuan entitas dalam memenuhi kewajiban finansialnya yang akan jatuh tempo

Noviarizal Fernandez | 26-07-2024

Suku Inuit di Alaska, Tetap Sehat Walau Tak Makan Sayur

Suku Inuit tetap sehat karena memakan banyak organ daging mentah yang mempunyai kandungan vitamin C, nutrisi, dan lemak jenuh tinggi

Context.id | 26-07-2024

Dampingi Korban Kekerasan Seksual Malah Terjerat UU ITE

Penyidik dianggap tidak memperhatikan dan berupaya mencari fakta-fakta yang akurat berkaitan dengan kasus kekerasan seksual

Noviarizal Fernandez | 26-07-2024

Ini Aturan Penggunaan Bahan Pengawet Makanan

Pengawet makanan dari bahan kimia boleh digunakan dengan batas kadar yang sudah ditentukan BPOM

Noviarizal Fernandez | 25-07-2024