Share

Home Originals

Originals 29 Desember 2022

Banyak Hewan Liar Masuk Pemukiman Warga, Pertanda Apa?

Kancil hanyalah satu dari sebagian besar hewan yang kehilangan tempat tinggalnya akibat ulah manusia.

Context.id, JAKARTA - Masih ingat lagu “Si Kancil” yang berbunyi, “si kancil anak nakal, suka mencuri ketimun, ayo lekas dikurung, jangan diberi ampun?”. Jadi dari dulu, kancil digambarkan sebagai anak nakal karena mencuri mentimun dari lahan warga.

Namun di sisi lain kalau dipikir lagi, binatang berkaki empat ini sebenarnya tidak bermaksud untuk mencuri timun hasil panenan petani. Tapi kedatangannya dikarenakan hutan yang menjadi habitatnya sudah terganggu dan dirusak oleh manusia.

Faktanya, kancil hanyalah satu dari sebagian besar hewan yang kehilangan tempat tinggalnya akibat ulah manusia. Sedihnya, beberapa hewan di antaranya bahkan merupakan hewan yang sudah terancam punah.

Contohnya, orangutan. Di Sumatra, terdapat pembangunan pembangkit listrik tenaga air (PLTA) senilai US$1,6 miliar, agar dapat menstabilkan pasokan listrik di bagian utara pulau Sumatra. Sayangnya di sisi lain, hal ini juga mengancam habitat orangutan. Soalnya pembangunan ini akan menghancurkan beberapa habitat orangutan di dataran rendah, dengan memotong hubungan antara bagian timur dan barat dari habitat mereka.

Lalu ada pula kasus dari Riau, dimana ada harimau yang berkeliaran di area pemukiman warga dan perkebunan sawit, yang membuat 2 orang terpaksa meregang nyawa. Usut punya usut, kehadiran harimau ke pemukiman warga bukan karena gabut semata. Melainkan, karena alih fungsi lahan yang membuat habitat dan pasokan makanannya menipis.

Kalau mengutip kata Menteri Lingkungan Hidup dan Kehutanan Siti Nurbaya, “Harimau ini sebenarnya tak mengganggu manusia jika habitatnya tidak terganggu. Ketika ruang jelajah dan pasokan makan berkurang, mereka merasa terancam, konflik satwa dan manusia pun terjadi”.



Penulis : Context.id

Editor   : Context.id

Originals 29 Desember 2022

Banyak Hewan Liar Masuk Pemukiman Warga, Pertanda Apa?

Kancil hanyalah satu dari sebagian besar hewan yang kehilangan tempat tinggalnya akibat ulah manusia.

Context.id, JAKARTA - Masih ingat lagu “Si Kancil” yang berbunyi, “si kancil anak nakal, suka mencuri ketimun, ayo lekas dikurung, jangan diberi ampun?”. Jadi dari dulu, kancil digambarkan sebagai anak nakal karena mencuri mentimun dari lahan warga.

Namun di sisi lain kalau dipikir lagi, binatang berkaki empat ini sebenarnya tidak bermaksud untuk mencuri timun hasil panenan petani. Tapi kedatangannya dikarenakan hutan yang menjadi habitatnya sudah terganggu dan dirusak oleh manusia.

Faktanya, kancil hanyalah satu dari sebagian besar hewan yang kehilangan tempat tinggalnya akibat ulah manusia. Sedihnya, beberapa hewan di antaranya bahkan merupakan hewan yang sudah terancam punah.

Contohnya, orangutan. Di Sumatra, terdapat pembangunan pembangkit listrik tenaga air (PLTA) senilai US$1,6 miliar, agar dapat menstabilkan pasokan listrik di bagian utara pulau Sumatra. Sayangnya di sisi lain, hal ini juga mengancam habitat orangutan. Soalnya pembangunan ini akan menghancurkan beberapa habitat orangutan di dataran rendah, dengan memotong hubungan antara bagian timur dan barat dari habitat mereka.

Lalu ada pula kasus dari Riau, dimana ada harimau yang berkeliaran di area pemukiman warga dan perkebunan sawit, yang membuat 2 orang terpaksa meregang nyawa. Usut punya usut, kehadiran harimau ke pemukiman warga bukan karena gabut semata. Melainkan, karena alih fungsi lahan yang membuat habitat dan pasokan makanannya menipis.

Kalau mengutip kata Menteri Lingkungan Hidup dan Kehutanan Siti Nurbaya, “Harimau ini sebenarnya tak mengganggu manusia jika habitatnya tidak terganggu. Ketika ruang jelajah dan pasokan makan berkurang, mereka merasa terancam, konflik satwa dan manusia pun terjadi”.



Penulis : Context.id

Editor   : Context.id


RELATED ARTICLES

Indonesia Berburu Pendanaan Iklim di COP30

Sejak COP21, negara-negara maju berjanji mengucurkan US100 miliar per tahun untuk membantu negara berkembang beralih ke energi bersih tapi itu han ...

David Eka . 08 August 2025

Brand Uniqlo akan Terdampak Tarif Trump, Apa Alasannya?

Brand pakaian asal Jepang, Uniqlo, mengakui kebijakan Tarif Trump yang tinggi akan berdampak besar pada operasional bisnis mereka mulai akhir tahu ...

Naufal Jauhar Nazhif . 05 August 2025

Jepang Pecahkan Rekor Internet Dunia, 1,02 Petabit per Detik

Kecepatanya memungkinkan mengunduh seluruh koleksi film di Netflix, puluhan gim berukuran besar atau jutaan lagu dalam hitungan detik

Naufal Jauhar Nazhif . 25 July 2025

Film Superman 2025 Anti Israel, Apa Benar?

Film Superman 2025 mendapat kecaman dari kelompok pro-Israel karena dianggap mempolitisasi perang Israel-Hamas/Palestina.

Naufal Jauhar Nazhif . 23 July 2025