Di Balik Alasan Elon Musk Pulihkan Twitter Donald Trump
Melalui sebuah polling yang dibuat Elon Musk di Twitter, sebagian besar pengguna menyatakan setuju untuk memulihkan kembali akun Donald Trump.
Context, JAKARTA - Sebagai pemilik baru dari Twitter, Elon Musk kembali membuat kebijakan kontroversial. Kali ini, ia menghidupkan kembali akun dari mantan Presiden Amerika Serikat (AS), Donald Trump.
Akun Donald Trump telah ditangguhkan oleh Twitter sejak 8 Januari 2021 lalu. Dilansir New York Times, hal ini terjadi setelah Trump diduga menjadi penyebab timbulnya kerusuhan pada 6 Januari 2021 di US Capitol, Istana Kepresidenan AS.
Namun sejak Elon Musk berencana ingin membeli Twitter, Elon telah memikirkan untuk memulihkan kembali akun Donald Trump. Hal ini adalah bagian dari kebijakan Elon Musk untuk membuat Twitter menjadi wadah kebebasan berpendapat.
Pada Jumat (18/11/2022) sore waktu AS, Elon Musk melakukan polling di akun twitternya. Ia bertanya kepada pengguna Twitter tentang apakah akun dari Donald Trump harus dihidupkan kembali.
Hasilnya, sekitar 51,8 persen pengguna Twitter mengatakan setuju, dan 48,2 persen lainnya mengatakan tidak setuju. Polling itu sendiri telah diikuti oleh 15 juta lebih pengguna Twitter, dan Elon Musk mengatakan sekitar 134 juta pengguna telah melihat poll tersebut.
“Orang-orang telah berbicara,” Tulis Elon Musk setelah polling menentukan akun Donald Trump harus dipulihkan. Kemudian ia menambahkan “Vox Populi, Vox Dei,” yang berarti suara rakyat adalah suara Tuhan.
Trump dan Twitter
Dilansir CNN, semasa Donald Trump menjabat sebagai Presiden ke-45 AS, Twitter menjadi salah satu platform terpenting untuk menyebarkan informasi dari Gedung Putih. Namun di akhir masa jabatannya, tweet dari Donald Trump sering mengundang kontroversi.
Terutama pada masa pemilihan presiden (pilpres) AS, Donald Trump sering mengeluarkan informasi yang dianggap tidak benar, salah satunya adalah tuduhan mengenai adanya kecurangan dalam pemilu.
Akibat hal ini, Twitter pun sempat memberikan peringatan kepada akun Donald Trump mengenai tuduhannya yang menyesatkan menjelang pilpres 2020. Kemudian setelah terjadi kerusuhan pada 6 Januari 2021, Twitter menangguhkan akun dari Donald Trump hingga waktu yang tidak ditentukan.
"Setelah meninjau Tweet baru-baru ini dari akun @realDonaldTrump dan konteks di sekitarnya, kami telah menangguhkan akun secara permanen karena risiko hasutan kekerasan lebih lanjut," tulis Twitter ketika menangguhkan akun Twitter Donald Trump.
Trump Tidak akan Kembali ke Twitter?
Setelah akunnya dipulihkan, Trump justru menyatakan ketidaktertarikannya untuk kembali ke platform tersebut. "Saya tidak melihat alasan untuk itu," ujar Trump pada sebuah video, dikutip dari Reuters.
Lanjutnya, ia memutuskan untuk tetap menggunakan platform media sosial yang dibuat oleh perusahaan rintisan Trump Media & Technology Group (TMTG), yaitu Truth Social. Menurut Trump, Truth Social adalah platform dengan keterlibatan pengguna yang lebih baik daripada Twitter.
RELATED ARTICLES
Di Balik Alasan Elon Musk Pulihkan Twitter Donald Trump
Melalui sebuah polling yang dibuat Elon Musk di Twitter, sebagian besar pengguna menyatakan setuju untuk memulihkan kembali akun Donald Trump.
Context, JAKARTA - Sebagai pemilik baru dari Twitter, Elon Musk kembali membuat kebijakan kontroversial. Kali ini, ia menghidupkan kembali akun dari mantan Presiden Amerika Serikat (AS), Donald Trump.
Akun Donald Trump telah ditangguhkan oleh Twitter sejak 8 Januari 2021 lalu. Dilansir New York Times, hal ini terjadi setelah Trump diduga menjadi penyebab timbulnya kerusuhan pada 6 Januari 2021 di US Capitol, Istana Kepresidenan AS.
Namun sejak Elon Musk berencana ingin membeli Twitter, Elon telah memikirkan untuk memulihkan kembali akun Donald Trump. Hal ini adalah bagian dari kebijakan Elon Musk untuk membuat Twitter menjadi wadah kebebasan berpendapat.
Pada Jumat (18/11/2022) sore waktu AS, Elon Musk melakukan polling di akun twitternya. Ia bertanya kepada pengguna Twitter tentang apakah akun dari Donald Trump harus dihidupkan kembali.
Hasilnya, sekitar 51,8 persen pengguna Twitter mengatakan setuju, dan 48,2 persen lainnya mengatakan tidak setuju. Polling itu sendiri telah diikuti oleh 15 juta lebih pengguna Twitter, dan Elon Musk mengatakan sekitar 134 juta pengguna telah melihat poll tersebut.
“Orang-orang telah berbicara,” Tulis Elon Musk setelah polling menentukan akun Donald Trump harus dipulihkan. Kemudian ia menambahkan “Vox Populi, Vox Dei,” yang berarti suara rakyat adalah suara Tuhan.
Trump dan Twitter
Dilansir CNN, semasa Donald Trump menjabat sebagai Presiden ke-45 AS, Twitter menjadi salah satu platform terpenting untuk menyebarkan informasi dari Gedung Putih. Namun di akhir masa jabatannya, tweet dari Donald Trump sering mengundang kontroversi.
Terutama pada masa pemilihan presiden (pilpres) AS, Donald Trump sering mengeluarkan informasi yang dianggap tidak benar, salah satunya adalah tuduhan mengenai adanya kecurangan dalam pemilu.
Akibat hal ini, Twitter pun sempat memberikan peringatan kepada akun Donald Trump mengenai tuduhannya yang menyesatkan menjelang pilpres 2020. Kemudian setelah terjadi kerusuhan pada 6 Januari 2021, Twitter menangguhkan akun dari Donald Trump hingga waktu yang tidak ditentukan.
"Setelah meninjau Tweet baru-baru ini dari akun @realDonaldTrump dan konteks di sekitarnya, kami telah menangguhkan akun secara permanen karena risiko hasutan kekerasan lebih lanjut," tulis Twitter ketika menangguhkan akun Twitter Donald Trump.
Trump Tidak akan Kembali ke Twitter?
Setelah akunnya dipulihkan, Trump justru menyatakan ketidaktertarikannya untuk kembali ke platform tersebut. "Saya tidak melihat alasan untuk itu," ujar Trump pada sebuah video, dikutip dari Reuters.
Lanjutnya, ia memutuskan untuk tetap menggunakan platform media sosial yang dibuat oleh perusahaan rintisan Trump Media & Technology Group (TMTG), yaitu Truth Social. Menurut Trump, Truth Social adalah platform dengan keterlibatan pengguna yang lebih baik daripada Twitter.
POPULAR
RELATED ARTICLES