Penyebab Kerusuhan saat Opening Piala Dunia 2022 Qatar
Meriahnya acara pembukaan Piala Dunia 2022 di Qatar pada hari Minggu (20/11/2022) sempat ternodai oleh kericuhan yang terjadi di fan zone.
Context, JAKARTA - Meriahnya acara pembukaan Piala Dunia 2022 di Qatar pada hari Minggu (20/11/2022) sempat ternodai oleh kericuhan yang terjadi di fan zone. Ribuan penggemar memaksa masuk hingga polisi terpaksa untuk mendorong mereka keluar.
Tepat saat pembukaan Piala Dunia dimulai, ribuan suporter dari berbagai belahan dunia yang telah hadir di Qatar berbondong-bondong untuk mendatangi fan zone yang terdapat di Taman Al Bidda, pusat Kota Doha.
Dilansir The Guardian, tempat tersebut memiliki kapasitas resmi sebesar 40.000 orang. Namun, pada hari pembukaan Piala Dunia, dikabarkan lebih dari 40.000 orang telah dibiarkan masuk oleh pihak penyelenggara.
"Mereka membiarkan terlalu banyak orang masuk. Kami tidak berhasil masuk ke area utama dan saya bersyukur saya masih bisa keluar," ujar seorang suporter yang membawa anak berusia hampir empat tahun.
Hadirnya suporter dengan jumlah dua kali lipat lebih banyak dari batasan kapasitas sempat mengubah fan zone menjadi tumpukan massa. Akhirnya, kekacauan pun terjadi. Para suporter yang terlanjur hadir, memaksa masuk ke dalam fan zone, hingga terpaksa harus dihadang oleh pihak kepolisian.
“Ini sangat berisiko, orang bisa mati,” ujar Hatem El-Berarri, seorang warga Irak yang turut memeriahkan Piala Dunia di Qatar. “Keluargaku ada di dalam. Saya tidak bisa masuk untuk melihat mereka lagi. Saya tidak tahu harus berbuat apa,” lanjutnya, dikutip dari AP News.
Seorang suporter lainnya yang merupakan warga keturunan Meksiko-Amerika menganggap kejadian ini bisa saja berubah menjadi bencana seperti yang terjadi Korea Selatan beberapa saat lalu. "Kamu tidak bisa mundur dan kamu tidak bisa maju," ujarnya.
Kenapa Bisa Sampai Melebihi Kapasitas?
Selain karena ingin turut memeriahkan pembukaan Piala Dunia, para suporter dari berbagai penjuru dunia memilih datang ke fan zone tersebut untuk mendapatkan fasilitas yang lebih terjangkau.
Salah satunya seperti alkohol, yang mana sangat sulit untuk didapatkan di Qatar selama perhelatan Piala Dunia. Diketahui, sebagai negara muslim, Qatar sangat ketat dalam aturan-aturan yang bisa dibebaskan di negara barat, salah satunya mengenai alkohol.
Sempat diizinkan, namun pihak kerajaan berubah dan melarang penjualan alkohol di stadion-stadion. Di fan zone inilah para suporter bisa mendapatkan bir, dan karena itu juga mereka rela mendatangi fan zone.
Selain alkohol, hal lainnya yang membuat para suporter berdatangan adalah adanya layar lebar untuk menonton jalannya pertandingan. Para suporter rela datang dan menonton di fan zone bukan hanya untuk mencari keseruan saja, namun karena mereka harus membayar ekstra jika ingin menonton siaran Piala Dunia di hotel-hotel yang mereka tinggali.
RELATED ARTICLES
Penyebab Kerusuhan saat Opening Piala Dunia 2022 Qatar
Meriahnya acara pembukaan Piala Dunia 2022 di Qatar pada hari Minggu (20/11/2022) sempat ternodai oleh kericuhan yang terjadi di fan zone.
Context, JAKARTA - Meriahnya acara pembukaan Piala Dunia 2022 di Qatar pada hari Minggu (20/11/2022) sempat ternodai oleh kericuhan yang terjadi di fan zone. Ribuan penggemar memaksa masuk hingga polisi terpaksa untuk mendorong mereka keluar.
Tepat saat pembukaan Piala Dunia dimulai, ribuan suporter dari berbagai belahan dunia yang telah hadir di Qatar berbondong-bondong untuk mendatangi fan zone yang terdapat di Taman Al Bidda, pusat Kota Doha.
Dilansir The Guardian, tempat tersebut memiliki kapasitas resmi sebesar 40.000 orang. Namun, pada hari pembukaan Piala Dunia, dikabarkan lebih dari 40.000 orang telah dibiarkan masuk oleh pihak penyelenggara.
"Mereka membiarkan terlalu banyak orang masuk. Kami tidak berhasil masuk ke area utama dan saya bersyukur saya masih bisa keluar," ujar seorang suporter yang membawa anak berusia hampir empat tahun.
Hadirnya suporter dengan jumlah dua kali lipat lebih banyak dari batasan kapasitas sempat mengubah fan zone menjadi tumpukan massa. Akhirnya, kekacauan pun terjadi. Para suporter yang terlanjur hadir, memaksa masuk ke dalam fan zone, hingga terpaksa harus dihadang oleh pihak kepolisian.
“Ini sangat berisiko, orang bisa mati,” ujar Hatem El-Berarri, seorang warga Irak yang turut memeriahkan Piala Dunia di Qatar. “Keluargaku ada di dalam. Saya tidak bisa masuk untuk melihat mereka lagi. Saya tidak tahu harus berbuat apa,” lanjutnya, dikutip dari AP News.
Seorang suporter lainnya yang merupakan warga keturunan Meksiko-Amerika menganggap kejadian ini bisa saja berubah menjadi bencana seperti yang terjadi Korea Selatan beberapa saat lalu. "Kamu tidak bisa mundur dan kamu tidak bisa maju," ujarnya.
Kenapa Bisa Sampai Melebihi Kapasitas?
Selain karena ingin turut memeriahkan pembukaan Piala Dunia, para suporter dari berbagai penjuru dunia memilih datang ke fan zone tersebut untuk mendapatkan fasilitas yang lebih terjangkau.
Salah satunya seperti alkohol, yang mana sangat sulit untuk didapatkan di Qatar selama perhelatan Piala Dunia. Diketahui, sebagai negara muslim, Qatar sangat ketat dalam aturan-aturan yang bisa dibebaskan di negara barat, salah satunya mengenai alkohol.
Sempat diizinkan, namun pihak kerajaan berubah dan melarang penjualan alkohol di stadion-stadion. Di fan zone inilah para suporter bisa mendapatkan bir, dan karena itu juga mereka rela mendatangi fan zone.
Selain alkohol, hal lainnya yang membuat para suporter berdatangan adalah adanya layar lebar untuk menonton jalannya pertandingan. Para suporter rela datang dan menonton di fan zone bukan hanya untuk mencari keseruan saja, namun karena mereka harus membayar ekstra jika ingin menonton siaran Piala Dunia di hotel-hotel yang mereka tinggali.
POPULAR
RELATED ARTICLES