Share

Home Stories

Stories 07 April 2022

Amerika Serikat Boikot Pertemuan Menkeu G20, Kenapa?

Amerika Serikat tidak akan ambil bagian dalam sejumlah pertemuan G20 jika pejabat Rusia muncul.

Context.id, JAKARTA – Menteri Keuangan AS, Janet Yellen menyatakan bahwa Amerika Serikat tidak akan ambil bagian dalam sejumlah pertemuan G20 jika pejabat Rusia muncul.

Komentar Yellen ini mengacu pada pertemuan para menteri keuangan G20 dan gubernur bank sentral yang berlangsung pada 20 April 2022 mendatang. Adapun pertemuan itu akan diselenggarakan secara virtual dan partisipasi Rusia masih tidak jelas hingga saat ini.

“Saya telah menjelaskan kepada rekan-rekan saya di Indonesia bahwa kami tidak akan berpartisipasi dalam sejumlah pertemuan jika Rusia ada di sana,” ujar Yellen saat sidang Komite Jasa Keuangan DPR AS.

Alasannya karena invasi Rusia ke Ukraina dan pembunuhan warga sipil di Bucha. Menurut Yellen, kedua hal tersebut merupakan penghinaan yang tidak dapat diterima dunia dan akan memicu dampak ekonomi yang sangat besar di Ukraina dan sekitarnya.

Sebelumnya, Presiden AS, Joe Biden dan negara G7 (Prancis, Jerman, Italia, Kanada, Jepang, dan Inggris) tengah menilai apakah Rusia harus dikeluarkan dari forum G20.

“Ada diskusi tentang apakah pantas bagi Rusia untuk menjadi bagian dari G20,” kata seorang pejabat senior di G7.

Pengamat ekonomi dan hukum di Indonesia, Bhima Yudhistira menyatakan bahwa penilaian negara-negara G7 ini tentunya memiliki implikasi serius. Apalagi mengingat beberapa negara seperti China, India, dan Arab Saudi yang masuk dalam G20 ini tidak mengecam tindakan Rusia.

“China bisa saja meninggalkan forum G20 atau bahkan mengajak negara lain untuk tidak menghadiri G20 karena dianggap terlalu AS-sentris,” ujar Bhima.

Di sisi lain, juru bicara presiden Rusia, Dmitry Peskov justru mengatakan langkah AS dan sekutunya untuk mengisolasi Rusia dari dunia tidak akan memberikan dampak buruk.

“Format G20 penting, tetapi dalam situasi ini, ketika sebagian besar peserta berada dalam keadaan perang ekonomi dengan kami, tidak ada hal buruk yang akan terjadi,” ujar Peskov kepada Independent.

 



Penulis : Crysania Suhartanto

Editor   : Putri Dewi

Stories 07 April 2022

Amerika Serikat Boikot Pertemuan Menkeu G20, Kenapa?

Amerika Serikat tidak akan ambil bagian dalam sejumlah pertemuan G20 jika pejabat Rusia muncul.

Context.id, JAKARTA – Menteri Keuangan AS, Janet Yellen menyatakan bahwa Amerika Serikat tidak akan ambil bagian dalam sejumlah pertemuan G20 jika pejabat Rusia muncul.

Komentar Yellen ini mengacu pada pertemuan para menteri keuangan G20 dan gubernur bank sentral yang berlangsung pada 20 April 2022 mendatang. Adapun pertemuan itu akan diselenggarakan secara virtual dan partisipasi Rusia masih tidak jelas hingga saat ini.

“Saya telah menjelaskan kepada rekan-rekan saya di Indonesia bahwa kami tidak akan berpartisipasi dalam sejumlah pertemuan jika Rusia ada di sana,” ujar Yellen saat sidang Komite Jasa Keuangan DPR AS.

Alasannya karena invasi Rusia ke Ukraina dan pembunuhan warga sipil di Bucha. Menurut Yellen, kedua hal tersebut merupakan penghinaan yang tidak dapat diterima dunia dan akan memicu dampak ekonomi yang sangat besar di Ukraina dan sekitarnya.

Sebelumnya, Presiden AS, Joe Biden dan negara G7 (Prancis, Jerman, Italia, Kanada, Jepang, dan Inggris) tengah menilai apakah Rusia harus dikeluarkan dari forum G20.

“Ada diskusi tentang apakah pantas bagi Rusia untuk menjadi bagian dari G20,” kata seorang pejabat senior di G7.

Pengamat ekonomi dan hukum di Indonesia, Bhima Yudhistira menyatakan bahwa penilaian negara-negara G7 ini tentunya memiliki implikasi serius. Apalagi mengingat beberapa negara seperti China, India, dan Arab Saudi yang masuk dalam G20 ini tidak mengecam tindakan Rusia.

“China bisa saja meninggalkan forum G20 atau bahkan mengajak negara lain untuk tidak menghadiri G20 karena dianggap terlalu AS-sentris,” ujar Bhima.

Di sisi lain, juru bicara presiden Rusia, Dmitry Peskov justru mengatakan langkah AS dan sekutunya untuk mengisolasi Rusia dari dunia tidak akan memberikan dampak buruk.

“Format G20 penting, tetapi dalam situasi ini, ketika sebagian besar peserta berada dalam keadaan perang ekonomi dengan kami, tidak ada hal buruk yang akan terjadi,” ujar Peskov kepada Independent.

 



Penulis : Crysania Suhartanto

Editor   : Putri Dewi


RELATED ARTICLES

Negosiasi RI-AS Mandek Tapi Vietnam Berhasil, Kok Bisa?

Menilai paket negosiasi yang ditawarkan Vietnam kepada AS secara signifikan mengurangi defisit neraca perdagangan AS

Renita Sukma . 11 July 2025

Ditekan Tarif Trump, Indonesia Bisa Perluas Pasar Tekstil ke Eropa

Di tengah tekanan tarif Trump 32%, Indonesia memiliki peluang untuk memperluas pasar ke Uni Eropa

Renita Sukma . 11 July 2025

Tarif Jadi Senjata Trump Jegal China di Panggung Global

Kebijakan ekonomi Presiden AS Donald Trump bertujuan untuk menghambat China dalam rantai pasok global

Renita Sukma . 11 July 2025

Ancaman Tarif Trump untuk 14 Negara, Indonesia Kena!

Negara-negara ini akan menghadapi tarif baru jika gagal mencapai kesepakatan dagang dengan AS sebelum batas waktu yang ditentukan

Noviarizal Fernandez . 10 July 2025