Share

Stories 20 Oktober 2022

Mozaik Perang Troya Berusia 1.600 Tahun Ditemukan

Sebuah mozaik utuh dan langka dari era Kerajaan Romawi mengenai Perang Troya, ditemukan di sebuah bangunan di Rastan, Provinsi Homs, Suriah.

Sebuah mosaik utuh dan langka dari era Kerajaan Romawi mengenai Perang Troya, ditemukan di sebuah bangunan di Rastan, Provinsi Homs, Suriah.

Context.id, JAKARTA - Sebuah mozaik utuh dan langka dari era Kerajaan Romawi mengenai Perang Troya, ditemukan di sebuah bangunan di Rastan, Provinsi Homs, Suriah.

Mozaik yang diduga berusia sekitar 1.600 tahun ini memiliki luas sekitar 1.300 kaki persegi dengan panjang sekitar 20 meter dengan lebar 6 meter. Adapun di dalamnya juga terdapat gambar dari Neptunus dewa laut Romawi kuno bersama 40 gundiknya, serta Herkules.

Diketahui, setiap panel yang ada dibuat dengan indah dan diisi dengan batu berwarna-warni berbentuk persegi berukuran setengah inci di setiap sisi. 

Lebih lanjut, mozaik inipun dianggap sebagai penemuan arkeologi paling penting di Suriah sejak konflik negara tersebut sejak 11 tahun yang lalu. 

“Mozaik itu bukan yang tertua dari jenisnya, tetapi yang paling lengkap dan langka,” ujar penanggung jawab atas penggalian dan studi arkeologi di Direktorat Jenderal Museum dan Purbakala, Humam Saad. 

Karya seni ini ditemukan dalam satu ruangan yang diperkirakan merupakan lantai permandian kuno.


 

Ditemukan Pertama Kali oleh Kelompok Bersenjata

Diketahui, Suriah sedang berada di tengah perang saudara sejak 2011. Pasalnya, penguasa saat itu dianggap gagal karena tingginya pengangguran, korupsi, dan kurangnya kebebasan politik di negara tersebut.

Para masyarakat yang tidak terima pun melakukan pemberontakan. Namun, karena pemerintah yang berkuasa menggunakan kekerasan dalam menghentikan konflik, kerusuhan makin menyebar dan kekerasan pun meningkat. Suriah pun terbagi dua bagian, pendukung oposisi dan tim pemerintah Assad.

Kebetulan wilayah Rastan, tempat penemuan dari mozaik kuno ini berada di bawah kekuasaan tim oposisi. Jadi, saat kelompok tersebut sedang menggali terowongan, mereka menemukan bagian dari mozaik tersebut. Potongan-potongan mozaik yang telah ditemukan pun dijual secara ilegal oleh kelompok tersebut di media sosial. 

Alhasil, kelompok oposisi ditangkap atas tindakan ilegal itu. Namun, karena penjualan itu pula, para arkeolog dapat mengetahui bahwa terdapat peninggalan tersebut di daerah Suriah dan melakukan penggalian lebih lanjut. 

Lebih lanjut, terdapat spekulasi bahwa mozaik yang ditemukan hanyalah sebagian kecil, karena diperkirakan wilayahnya masih lebih besar lagi. “Ada bangunan lain dan jelas bahwa mozaik itu meluas jauh lebih luas,” ujar aktris terkenal di Suriah dan anggota dewan pengawas Museum Nabu, Sulaf Fawakherji. 

Maka dari itu, para arkeolog sedang berupaya untuk membeli bangunan lain di Rastan agar dapat mengamankan situs warisan dengan lebih lanjut. 

Diketahui, para arkeolog dapat kembali melakukan penelitian di situs tersebut karena wilayah Rastan sudah direbut kembali oleh pemerintah pada 2018.


 

Temuan Arkeologi Terancam Punah di Suriah

Melansir dari UNRV Roman History, Suriah kuno merupakan salah satu provinsi dari Kerajaan Romawi puluhan abad yang lalu. Maka dari itu, sebenarnya di wilayah ini terdapat sejumlah peninggalan sejarah yang berasal dari masa tersebut, mulai dari permata tertua, bangunan kuno, monumen, hingga mozaik ini.

Sayangnya, karena perang saudara yang sedang terjadi, banyak situs arkeologi penting di Suriah yang dihancurkan dan dijarah. Dikutip dari DW, salah satu yang paling terkenal adalah organisasi teroris negara islam (ISIS) yang meledakan monumen budaya Palmyra yang berusia sekitar 2000 tahun, seperti Arch of Triumph, kuil Baal Shamin, dan Kuil Bel karena dianggap bangunan kafir. 

Lebih lanjut, semua situs warisan dunia dari UNESCO Suriah juga mengalami kerusakan, seperti gereja kuno Umm al-Zinar dibakar dan masjid Khalid Ibn al-Walid rusak. Sementara barang-barang kuno yang dapat dipindahkan, seperti koin, patung, dan pecahan mozaik dari zaman Romawi kuno juga sudah dijual melalui pasar gelap barang antik dan sudah tersebar di seluruh dunia.



Penulis : Crysania Suhartanto

Editor   : Putri Dewi

Stories 20 Oktober 2022

Mozaik Perang Troya Berusia 1.600 Tahun Ditemukan

Sebuah mozaik utuh dan langka dari era Kerajaan Romawi mengenai Perang Troya, ditemukan di sebuah bangunan di Rastan, Provinsi Homs, Suriah.

Sebuah mosaik utuh dan langka dari era Kerajaan Romawi mengenai Perang Troya, ditemukan di sebuah bangunan di Rastan, Provinsi Homs, Suriah.

Context.id, JAKARTA - Sebuah mozaik utuh dan langka dari era Kerajaan Romawi mengenai Perang Troya, ditemukan di sebuah bangunan di Rastan, Provinsi Homs, Suriah.

Mozaik yang diduga berusia sekitar 1.600 tahun ini memiliki luas sekitar 1.300 kaki persegi dengan panjang sekitar 20 meter dengan lebar 6 meter. Adapun di dalamnya juga terdapat gambar dari Neptunus dewa laut Romawi kuno bersama 40 gundiknya, serta Herkules.

Diketahui, setiap panel yang ada dibuat dengan indah dan diisi dengan batu berwarna-warni berbentuk persegi berukuran setengah inci di setiap sisi. 

Lebih lanjut, mozaik inipun dianggap sebagai penemuan arkeologi paling penting di Suriah sejak konflik negara tersebut sejak 11 tahun yang lalu. 

“Mozaik itu bukan yang tertua dari jenisnya, tetapi yang paling lengkap dan langka,” ujar penanggung jawab atas penggalian dan studi arkeologi di Direktorat Jenderal Museum dan Purbakala, Humam Saad. 

Karya seni ini ditemukan dalam satu ruangan yang diperkirakan merupakan lantai permandian kuno.


 

Ditemukan Pertama Kali oleh Kelompok Bersenjata

Diketahui, Suriah sedang berada di tengah perang saudara sejak 2011. Pasalnya, penguasa saat itu dianggap gagal karena tingginya pengangguran, korupsi, dan kurangnya kebebasan politik di negara tersebut.

Para masyarakat yang tidak terima pun melakukan pemberontakan. Namun, karena pemerintah yang berkuasa menggunakan kekerasan dalam menghentikan konflik, kerusuhan makin menyebar dan kekerasan pun meningkat. Suriah pun terbagi dua bagian, pendukung oposisi dan tim pemerintah Assad.

Kebetulan wilayah Rastan, tempat penemuan dari mozaik kuno ini berada di bawah kekuasaan tim oposisi. Jadi, saat kelompok tersebut sedang menggali terowongan, mereka menemukan bagian dari mozaik tersebut. Potongan-potongan mozaik yang telah ditemukan pun dijual secara ilegal oleh kelompok tersebut di media sosial. 

Alhasil, kelompok oposisi ditangkap atas tindakan ilegal itu. Namun, karena penjualan itu pula, para arkeolog dapat mengetahui bahwa terdapat peninggalan tersebut di daerah Suriah dan melakukan penggalian lebih lanjut. 

Lebih lanjut, terdapat spekulasi bahwa mozaik yang ditemukan hanyalah sebagian kecil, karena diperkirakan wilayahnya masih lebih besar lagi. “Ada bangunan lain dan jelas bahwa mozaik itu meluas jauh lebih luas,” ujar aktris terkenal di Suriah dan anggota dewan pengawas Museum Nabu, Sulaf Fawakherji. 

Maka dari itu, para arkeolog sedang berupaya untuk membeli bangunan lain di Rastan agar dapat mengamankan situs warisan dengan lebih lanjut. 

Diketahui, para arkeolog dapat kembali melakukan penelitian di situs tersebut karena wilayah Rastan sudah direbut kembali oleh pemerintah pada 2018.


 

Temuan Arkeologi Terancam Punah di Suriah

Melansir dari UNRV Roman History, Suriah kuno merupakan salah satu provinsi dari Kerajaan Romawi puluhan abad yang lalu. Maka dari itu, sebenarnya di wilayah ini terdapat sejumlah peninggalan sejarah yang berasal dari masa tersebut, mulai dari permata tertua, bangunan kuno, monumen, hingga mozaik ini.

Sayangnya, karena perang saudara yang sedang terjadi, banyak situs arkeologi penting di Suriah yang dihancurkan dan dijarah. Dikutip dari DW, salah satu yang paling terkenal adalah organisasi teroris negara islam (ISIS) yang meledakan monumen budaya Palmyra yang berusia sekitar 2000 tahun, seperti Arch of Triumph, kuil Baal Shamin, dan Kuil Bel karena dianggap bangunan kafir. 

Lebih lanjut, semua situs warisan dunia dari UNESCO Suriah juga mengalami kerusakan, seperti gereja kuno Umm al-Zinar dibakar dan masjid Khalid Ibn al-Walid rusak. Sementara barang-barang kuno yang dapat dipindahkan, seperti koin, patung, dan pecahan mozaik dari zaman Romawi kuno juga sudah dijual melalui pasar gelap barang antik dan sudah tersebar di seluruh dunia.



Penulis : Crysania Suhartanto

Editor   : Putri Dewi


RELATED ARTICLES

Haruskah Tetap Belajar Coding di Dunia AI?

Kamp pelatihan coding dulunya tampak seperti tiket emas menuju masa depan yang aman secara ekonomi. Namun, saat janji itu memudar, apa yang harus ...

Context.id . 25 November 2024

Menuju Pemulihan: Dua Ilmuwan Harvard Mencari Jalan Cepat Atasi Depresi

Depresi menjadi musuh yang sulit ditaklukkan karena pengobatannya butuh waktu panjang

Context.id . 24 November 2024

Hati-hati! Terlalu Banyak Duduk Rentan Terkena Serangan Jantung

Menurut penelitian terbaru meskipun kita rajin olahraga yang rutin jika tubuh tidak banyak bergerak dapat meningkatkan risiko gagal jantung hingga 60%

Context.id . 24 November 2024

Klaster AI Kempner Raih Predikat Superkomputer Hijau Tercepat di Dunia

Melalui peningkatan daya komputasi ini, kita dapat mempelajari lebih dalam bagaimana model generatif belajar untuk bernalar dan menyelesaikan tuga ...

Context.id . 23 November 2024