Bangladesh Kini Gelap Gulita, Ada Apa?
Jaringan listrik yang tidak berfungsi, membuat 75-80 persen wilayah Bangladesh mengalami pemadaman listrik.
Context, JAKARTA - Jaringan listrik yang tidak berfungsi, membuat 75-80 persen wilayah Bangladesh mengalami pemadaman listrik. Hal ini membuat penduduk Bangladesh beraktivitas tanpa aliran listrik sejak hari Selasa (5/10/2022).
Saat ini, investigasi sedang dilakukan untuk mencari tahu alasan di balik hilangnya aliran listrik secara mendadak di negara berpenduduk 168 juta orang tersebut. Dilansir Al Jazeera, 45 persen wilayah yang terdampak pemadaman juga telah dipulihkan kembali aliran listriknya.
Pemadaman listrik yang terjadi bukan lah terjadi hanya di satu atau dua kota saja, namun terjadi di hampir semua kota besar, termasuk ibu kota Dhaka. Menurut Pejabat Badan Pengembangan Tenaga Bangladesh, Hasan, pemadaman listrik ini terjadi karena adanya kegagalan transmisi listrik yang terdapat di timur Bangladesh.
Beberapa waktu terakhir ini, Bangladesh memang sudah beberapa kali melakukan pemadaman listrik, namun tidak pernah sebesar seperti saat ini. Perang yang terjadi antara Rusia dan Ukraina secara langsung telah berdampak pada pasokan listrik di negara yang terletak di Asia Selatan tersebut. Pasalnya, perang tersebut telah membuat harga gas alam dunia melonjak.
Dilansir Reuters, kegagalan jaringan listrik pada umumnya bisa terjadi karena adanya ketidaksesuaian antara pasokan dan permintaan. Perubahan pola penggunaan daya yang terjadi secara tiba-tiba membuat terjadinya kegagalan jaringan.
Pada hari selasa tersebut, Dewan Pengembangan Tenaga Bangladesh mengatakan bahwa negaranya sedang mengalami permintaan listrik yang tinggi, yaitu sekitar 3 persen lebih tinggi dari perkiraan sebelumnya, 13.800 megawatt (mw).
Ketersediaan tiga perempat listrik Bangladesh memang bergantung pada impor gas alam. Namun karena adanya kenaikan harga, pemerintah Bangladesh telah menjatah pasokan gasnya karena ketidakmampuannya untuk memenuhi permintaan listrik yang tinggi. Hasilnya, beberapa kali pemadaman pun dilakukan di Bangladesh.
Mengancam Perekonomian Bangladesh
Perekonomian yang sedang membaik di negara tersebut, kini terancam akibat permasalahan listrik yang sedang terjadi. Menurut Bank Pembangunan Asia, ekonomi Bangladesh diperkirakan akan melambat hingga 6,6 persen dari perkiraan sebelumnya sebesar 7,1 persen.
Masalah listrik pun akan menjadi salah satu faktor melemahnya perekonomian Bangladesh. Sebagai contoh, hal ini telah merugikan salah satu sektor ekonomi, yaitu produksi garmen.
Presiden Asosiasi Produsen dan Eksportir Garmen Bangladesh Faruque Hassan mengatakan bahwa pabrik-pabrik garmen terpaksa harus mati listrik selama 4-10 jam sehari. Padahal, Bangladesh adalah eksportir garmen terbesar kedua di dunia setelah China.
RELATED ARTICLES
Bangladesh Kini Gelap Gulita, Ada Apa?
Jaringan listrik yang tidak berfungsi, membuat 75-80 persen wilayah Bangladesh mengalami pemadaman listrik.
Context, JAKARTA - Jaringan listrik yang tidak berfungsi, membuat 75-80 persen wilayah Bangladesh mengalami pemadaman listrik. Hal ini membuat penduduk Bangladesh beraktivitas tanpa aliran listrik sejak hari Selasa (5/10/2022).
Saat ini, investigasi sedang dilakukan untuk mencari tahu alasan di balik hilangnya aliran listrik secara mendadak di negara berpenduduk 168 juta orang tersebut. Dilansir Al Jazeera, 45 persen wilayah yang terdampak pemadaman juga telah dipulihkan kembali aliran listriknya.
Pemadaman listrik yang terjadi bukan lah terjadi hanya di satu atau dua kota saja, namun terjadi di hampir semua kota besar, termasuk ibu kota Dhaka. Menurut Pejabat Badan Pengembangan Tenaga Bangladesh, Hasan, pemadaman listrik ini terjadi karena adanya kegagalan transmisi listrik yang terdapat di timur Bangladesh.
Beberapa waktu terakhir ini, Bangladesh memang sudah beberapa kali melakukan pemadaman listrik, namun tidak pernah sebesar seperti saat ini. Perang yang terjadi antara Rusia dan Ukraina secara langsung telah berdampak pada pasokan listrik di negara yang terletak di Asia Selatan tersebut. Pasalnya, perang tersebut telah membuat harga gas alam dunia melonjak.
Dilansir Reuters, kegagalan jaringan listrik pada umumnya bisa terjadi karena adanya ketidaksesuaian antara pasokan dan permintaan. Perubahan pola penggunaan daya yang terjadi secara tiba-tiba membuat terjadinya kegagalan jaringan.
Pada hari selasa tersebut, Dewan Pengembangan Tenaga Bangladesh mengatakan bahwa negaranya sedang mengalami permintaan listrik yang tinggi, yaitu sekitar 3 persen lebih tinggi dari perkiraan sebelumnya, 13.800 megawatt (mw).
Ketersediaan tiga perempat listrik Bangladesh memang bergantung pada impor gas alam. Namun karena adanya kenaikan harga, pemerintah Bangladesh telah menjatah pasokan gasnya karena ketidakmampuannya untuk memenuhi permintaan listrik yang tinggi. Hasilnya, beberapa kali pemadaman pun dilakukan di Bangladesh.
Mengancam Perekonomian Bangladesh
Perekonomian yang sedang membaik di negara tersebut, kini terancam akibat permasalahan listrik yang sedang terjadi. Menurut Bank Pembangunan Asia, ekonomi Bangladesh diperkirakan akan melambat hingga 6,6 persen dari perkiraan sebelumnya sebesar 7,1 persen.
Masalah listrik pun akan menjadi salah satu faktor melemahnya perekonomian Bangladesh. Sebagai contoh, hal ini telah merugikan salah satu sektor ekonomi, yaitu produksi garmen.
Presiden Asosiasi Produsen dan Eksportir Garmen Bangladesh Faruque Hassan mengatakan bahwa pabrik-pabrik garmen terpaksa harus mati listrik selama 4-10 jam sehari. Padahal, Bangladesh adalah eksportir garmen terbesar kedua di dunia setelah China.
POPULAR
RELATED ARTICLES