Sejarah Panjang Kisruh China dan Taiwan
Hubungan antara China dan Taiwan semakin tegang. Sebenarnya, konflik kedua negara memang sudah berlangsung sejak lama. Memang, bagaimana awalnya?
Context.id, JAKARTA - Siapa sangka, ternyata sejarah konflik China dan Taiwan sebenarnya sudah dipupuk jauh sebelum China (Republik Rakyat Tiongkok) memerdekakan dirinya 72 tahun silam.
Jadi dulu China, selat Taiwan, dan sekitarnya sempat menjadi bagian dari daerah kekuasaan Jepang. Namun, pada saat itu masyarakat China sudah mengetahui perihal paham ideologi. Alhasil, China saat itu pun terbagi atas dua paham besar, yakni nasionalis dan komunis.
Pada 1945, dengan kekalahan Jepang di Perang Dunia II, negeri matahari terbit itu pun pergi meninggalkan China yang memang saat itu sudah terpecah menjadi dua. Kemudian, kedua kelompok dengan paham berbeda itu berlomba-lomba untuk mendapatkan kekuasaan tertinggi sampai-sampai terjadinya perang saudara.
Mulanya, paham nasionalis lah yang menguasai Tiongkok. Namun, dalam waktu 5 tahun saja, paham komunis mengambil alih kekuasaan dan memerdekakan diri pada 1 Oktober 1949. Paham nasionalis yang sudah terdesak dan diambang kekalahan pun akhirnya melarikan diri ke Pulau Taiwan serta mendirikan pemerintahan baru di pulau tersebut.
Namun, sayangnya saat itu pihak komunis menganggap bahwa paham nasionalis sudah kalah dan menyatakan bahwa di wilayah tersebut hanya ada “satu China”. Maka dari itu, saat Ketua DPR AS Pelosi ke Taiwan, China marah besar, karena menganggap bahwa AS tidak menghargai prinsip satu China dari Republik Rakyat Tiongkok.
RELATED ARTICLES
Sejarah Panjang Kisruh China dan Taiwan
Hubungan antara China dan Taiwan semakin tegang. Sebenarnya, konflik kedua negara memang sudah berlangsung sejak lama. Memang, bagaimana awalnya?
Context.id, JAKARTA - Siapa sangka, ternyata sejarah konflik China dan Taiwan sebenarnya sudah dipupuk jauh sebelum China (Republik Rakyat Tiongkok) memerdekakan dirinya 72 tahun silam.
Jadi dulu China, selat Taiwan, dan sekitarnya sempat menjadi bagian dari daerah kekuasaan Jepang. Namun, pada saat itu masyarakat China sudah mengetahui perihal paham ideologi. Alhasil, China saat itu pun terbagi atas dua paham besar, yakni nasionalis dan komunis.
Pada 1945, dengan kekalahan Jepang di Perang Dunia II, negeri matahari terbit itu pun pergi meninggalkan China yang memang saat itu sudah terpecah menjadi dua. Kemudian, kedua kelompok dengan paham berbeda itu berlomba-lomba untuk mendapatkan kekuasaan tertinggi sampai-sampai terjadinya perang saudara.
Mulanya, paham nasionalis lah yang menguasai Tiongkok. Namun, dalam waktu 5 tahun saja, paham komunis mengambil alih kekuasaan dan memerdekakan diri pada 1 Oktober 1949. Paham nasionalis yang sudah terdesak dan diambang kekalahan pun akhirnya melarikan diri ke Pulau Taiwan serta mendirikan pemerintahan baru di pulau tersebut.
Namun, sayangnya saat itu pihak komunis menganggap bahwa paham nasionalis sudah kalah dan menyatakan bahwa di wilayah tersebut hanya ada “satu China”. Maka dari itu, saat Ketua DPR AS Pelosi ke Taiwan, China marah besar, karena menganggap bahwa AS tidak menghargai prinsip satu China dari Republik Rakyat Tiongkok.
POPULAR
RELATED ARTICLES