Share

Home Originals

Originals 16 September 2022

Sejarah Panjang Kisruh China dan Taiwan

Hubungan antara China dan Taiwan semakin tegang. Sebenarnya, konflik kedua negara memang sudah berlangsung sejak lama. Memang, bagaimana awalnya?

Context.id, JAKARTA - Siapa sangka, ternyata sejarah konflik China dan Taiwan sebenarnya sudah dipupuk jauh sebelum China (Republik Rakyat Tiongkok) memerdekakan dirinya 72 tahun silam.

Jadi dulu China, selat Taiwan, dan sekitarnya sempat menjadi bagian dari daerah kekuasaan Jepang. Namun, pada saat itu masyarakat China sudah mengetahui perihal paham ideologi. Alhasil, China saat itu pun terbagi atas dua paham besar, yakni nasionalis dan komunis.

Pada 1945, dengan kekalahan Jepang di Perang Dunia II, negeri matahari terbit itu pun pergi meninggalkan China yang memang saat itu sudah terpecah menjadi dua. Kemudian, kedua kelompok dengan paham berbeda itu berlomba-lomba untuk mendapatkan kekuasaan tertinggi sampai-sampai terjadinya perang saudara.

Mulanya, paham nasionalis lah yang menguasai Tiongkok. Namun, dalam waktu 5 tahun saja, paham komunis mengambil alih kekuasaan dan memerdekakan diri pada 1 Oktober 1949. Paham nasionalis yang sudah terdesak dan diambang kekalahan pun akhirnya melarikan diri ke Pulau Taiwan serta mendirikan pemerintahan baru di pulau tersebut.

Namun, sayangnya saat itu pihak komunis menganggap bahwa paham nasionalis sudah kalah dan menyatakan bahwa di wilayah tersebut hanya ada “satu China”. Maka dari itu, saat Ketua DPR AS Pelosi ke Taiwan, China marah besar, karena menganggap bahwa AS tidak menghargai prinsip satu China dari Republik Rakyat Tiongkok.


Originals 16 September 2022

Sejarah Panjang Kisruh China dan Taiwan

Hubungan antara China dan Taiwan semakin tegang. Sebenarnya, konflik kedua negara memang sudah berlangsung sejak lama. Memang, bagaimana awalnya?

Context.id, JAKARTA - Siapa sangka, ternyata sejarah konflik China dan Taiwan sebenarnya sudah dipupuk jauh sebelum China (Republik Rakyat Tiongkok) memerdekakan dirinya 72 tahun silam.

Jadi dulu China, selat Taiwan, dan sekitarnya sempat menjadi bagian dari daerah kekuasaan Jepang. Namun, pada saat itu masyarakat China sudah mengetahui perihal paham ideologi. Alhasil, China saat itu pun terbagi atas dua paham besar, yakni nasionalis dan komunis.

Pada 1945, dengan kekalahan Jepang di Perang Dunia II, negeri matahari terbit itu pun pergi meninggalkan China yang memang saat itu sudah terpecah menjadi dua. Kemudian, kedua kelompok dengan paham berbeda itu berlomba-lomba untuk mendapatkan kekuasaan tertinggi sampai-sampai terjadinya perang saudara.

Mulanya, paham nasionalis lah yang menguasai Tiongkok. Namun, dalam waktu 5 tahun saja, paham komunis mengambil alih kekuasaan dan memerdekakan diri pada 1 Oktober 1949. Paham nasionalis yang sudah terdesak dan diambang kekalahan pun akhirnya melarikan diri ke Pulau Taiwan serta mendirikan pemerintahan baru di pulau tersebut.

Namun, sayangnya saat itu pihak komunis menganggap bahwa paham nasionalis sudah kalah dan menyatakan bahwa di wilayah tersebut hanya ada “satu China”. Maka dari itu, saat Ketua DPR AS Pelosi ke Taiwan, China marah besar, karena menganggap bahwa AS tidak menghargai prinsip satu China dari Republik Rakyat Tiongkok.



RELATED ARTICLES

Malaysia Jadi Favorit Wisatawan Indonesia, Kenapa?

Jika mau melancong ke negara Asia Tenggara, ada alternatif yang lebih murah dari Malaysia

Naufal Jauhar Nazhif . 11 June 2025

Persib Mau IPO, Klub Bola Jadi Investasi?

Persib mau IPO dan itu berarti siapa pun termasuk Bobotoh, bisa punya sebagian kecil saham atau memiliki klub biru ini

Renita Sukma . 09 June 2025

Industri Otomotif Indonesia, Dulu Menantang Thailand Kini Terancam Malaysia

Kala mimpi besar menjadi raksasa otomotif Asean tersendat oleh kantong rakyat yang makin tipis

Naufal Jauhar Nazhif . 04 June 2025

Indonesia Disebut Negara Paling Proteksionis, Untung atau Buntung?

Indonesia tercatat sebagai negara dengan hambatan perdagangan paling banyak, bersanding dengan Rusia, India, Venezuela, dan Thailand.

Renita Sukma . 02 June 2025