Share

Stories 16 September 2022

Ada di Ujung Tanduk, Bos Sea Group Tak Dapat Gaji

Para kelompok petinggi SEA Group induk Shopee berencana untuk tidak menerima kompensasi berupa uang tunai, sampai perusahaan tersebut bisa untung.

Kelompok petinggi SEA Group induk Shopee berencana untuk tidak menerima kompensasi berupa uang tunai, sampai perusahaan tersebut untung. - Bloomberg-

Context.id, JAKARTA - Siapa yang tidak tahu tentang Shopee? Platform jualan online berlogo oranye ini sudah membanjiri masyarakat di segala kalangan dengan barang-barangnya yang murah dan mudah dijangkau. Mulai dari UMKM, buruh, pengemudi ojek online, pelajar, hingga pekerja kantoran.

Selain itu, ia juga terkenal karena lini bisnisnya yang juga merambah ke dunia makanan, game, hingga keuangan.

Namun sayangnya, saat ini nasib pusat perusahaan Shopee tidak semulus itu. Diketahui, nilai pasar SEA Group telah berkurang hingga US$170 miliar atau sekitar 2.539 triliun sejak nilai tertingginya pada Oktober lalu. Selain itu, saham SEA Group juga menurun 2,6 persen dalam perdagangan hari ini, dan telah turun 72 persen dari awal tahun. 

Oleh sebab itu, baru-baru ini para kelompok petinggi SEA Group induk Shopee berencana untuk tidak menerima kompensasi berupa uang tunai, sampai perusahaan tersebut bisa untung. Lebih lanjut, SEA juga sedang mengurangi pengeluarannya dan memangkas staf di divisi-divisinya. 

Bahkan SEA Group berencana memangkas pengeluarannya untuk perjalanan bisnis para pejabat perusahaan, hingga biaya makan pun dibatasi dengan US$30 per hari atau sebesar Rp448.096. 

Menurut Kepala Eksekutif Forrest Li, hal ini diperparah dengan kondisi global yang memang sedang tidak stabil. Mulai dari kenaikan suku bunga, percepatan inflasi, hingga pasar yang tidak stabil. 

“Kita sekarang dapat melihat bahwa ini bukan badai yang cepat berlalu: kondisi negatif ini kemungkinan akan bertahan dalam jangka menengah,” ujar Forrest Li, dikutip dari Strait Times

Meski demikian, perusahaan sedang berusaha untuk kembali mencatatkan arus kas positif untuk 12-18 bulan ke depan. Selain itu, SEA Group juga berharap agar lini bisnis game dan yang berada di Bisnis juga bisa semakin menguntungkan. 

“Satu-satunya cara bagi kita untuk membebaskan diri kita dari mengandalkan mengandalkan modal eksternal adalah dengan menjadi swasembada, menghasilkan uang tunai yang cukup untuk semua kebutuhan dan proyek kita sendiri,” ujar Li. 


Sudah Berulang-kali Lakukan PHK 

Pada awal tahun 2022, SEA Group sudah berulang kali melakukan pemutusan hubungan kerja (PHK) dan penutupan perusahaan. Mulai dari lini bisnis Shopee India, Shopee Perancis, Shopee Spanyol, PHK Shopee pada Juni 2022, PHK lini bisnis Garena India, dan masih banyak lainnya. 

Selain itu, Shopee juga disebut-sebut akan meninggalkan Argentina dan menutup sebagian besar operasinya di Chili, Kolombia, dan Meksiko.



Penulis : Crysania Suhartanto

Editor   : Putri Dewi

Stories 16 September 2022

Ada di Ujung Tanduk, Bos Sea Group Tak Dapat Gaji

Para kelompok petinggi SEA Group induk Shopee berencana untuk tidak menerima kompensasi berupa uang tunai, sampai perusahaan tersebut bisa untung.

Kelompok petinggi SEA Group induk Shopee berencana untuk tidak menerima kompensasi berupa uang tunai, sampai perusahaan tersebut untung. - Bloomberg-

Context.id, JAKARTA - Siapa yang tidak tahu tentang Shopee? Platform jualan online berlogo oranye ini sudah membanjiri masyarakat di segala kalangan dengan barang-barangnya yang murah dan mudah dijangkau. Mulai dari UMKM, buruh, pengemudi ojek online, pelajar, hingga pekerja kantoran.

Selain itu, ia juga terkenal karena lini bisnisnya yang juga merambah ke dunia makanan, game, hingga keuangan.

Namun sayangnya, saat ini nasib pusat perusahaan Shopee tidak semulus itu. Diketahui, nilai pasar SEA Group telah berkurang hingga US$170 miliar atau sekitar 2.539 triliun sejak nilai tertingginya pada Oktober lalu. Selain itu, saham SEA Group juga menurun 2,6 persen dalam perdagangan hari ini, dan telah turun 72 persen dari awal tahun. 

Oleh sebab itu, baru-baru ini para kelompok petinggi SEA Group induk Shopee berencana untuk tidak menerima kompensasi berupa uang tunai, sampai perusahaan tersebut bisa untung. Lebih lanjut, SEA juga sedang mengurangi pengeluarannya dan memangkas staf di divisi-divisinya. 

Bahkan SEA Group berencana memangkas pengeluarannya untuk perjalanan bisnis para pejabat perusahaan, hingga biaya makan pun dibatasi dengan US$30 per hari atau sebesar Rp448.096. 

Menurut Kepala Eksekutif Forrest Li, hal ini diperparah dengan kondisi global yang memang sedang tidak stabil. Mulai dari kenaikan suku bunga, percepatan inflasi, hingga pasar yang tidak stabil. 

“Kita sekarang dapat melihat bahwa ini bukan badai yang cepat berlalu: kondisi negatif ini kemungkinan akan bertahan dalam jangka menengah,” ujar Forrest Li, dikutip dari Strait Times

Meski demikian, perusahaan sedang berusaha untuk kembali mencatatkan arus kas positif untuk 12-18 bulan ke depan. Selain itu, SEA Group juga berharap agar lini bisnis game dan yang berada di Bisnis juga bisa semakin menguntungkan. 

“Satu-satunya cara bagi kita untuk membebaskan diri kita dari mengandalkan mengandalkan modal eksternal adalah dengan menjadi swasembada, menghasilkan uang tunai yang cukup untuk semua kebutuhan dan proyek kita sendiri,” ujar Li. 


Sudah Berulang-kali Lakukan PHK 

Pada awal tahun 2022, SEA Group sudah berulang kali melakukan pemutusan hubungan kerja (PHK) dan penutupan perusahaan. Mulai dari lini bisnis Shopee India, Shopee Perancis, Shopee Spanyol, PHK Shopee pada Juni 2022, PHK lini bisnis Garena India, dan masih banyak lainnya. 

Selain itu, Shopee juga disebut-sebut akan meninggalkan Argentina dan menutup sebagian besar operasinya di Chili, Kolombia, dan Meksiko.



Penulis : Crysania Suhartanto

Editor   : Putri Dewi


RELATED ARTICLES

Meta Bakal Ganti Insinyur Tingkat Menengah dengan Teknologi AI

Teknologi kecerdasan buatan (AI) akan menggantikan peran insinyur untuk menulis atau menyusun kode sistem operasi di Meta

Context.id . 15 January 2025

Sama Seperti Indonesia, Thailand Mulai Melarang Impor Sampah Plastik

Negara-negara berkembang menjadi penampung sampah plastik dari negara maju karena bisa dijadikan bahan baku murah untuk industri daur ulang

Context.id . 15 January 2025

Kebakaran Hutan di Los Angeles Hanguskan Banyak Rumah Selebritas

Kebakaran ini telah menghancurkan rumah sejumlah selebriti, termasuk Paris Hilton, Billy Crystal, Milo Ventimiglia, dan lainnya.

Context.id . 13 January 2025

Toyota Luncurkan Woven City, Kota Masa Depan Ramah Lingkungan

Kota inovasi besutan raksasa manufaktur asal Jepang itu menghabiskan anggaran hingga US 10 miliar

Context.id . 10 January 2025