MNC Energy: Berangkat dari Maskapai, Cuan Karna Tambang
PT MNC Energy Investment yang bermula dari perusahaan maskapai, jadi cuan karena beralih ke industri tambang.
Context.id, JAKARTA - Grup MNC yang selama ini terkenal dengan layanan di bidang media massa, penyedia layanan televisi, dan keuangan, ternyata juga bergerak di bidang tambang, khususnya batubara.
Adapun layanan ini berada di bawah naungan PT MNC Energy Investment Tbk. (IATA).
Memang, awalnya perusahaan ini merupakan perusahaan maskapai yang dinamakan PT Indonesia Transport & Infrastructure Tbk. Namun pada awal tahun, perusahaan inimengubah kegiatan usahanya menjadi bidang investasi dan perusahaan induk, khususnya di sektor pertambangan dan batubara.
Ternyata, keputusan perusahaan milik Hary Tanoesoedibjo ini tepat. Kondisi geopolitik global saat ini membuat harga batubara menjadi mahal, yang otomatis membuka peluang bagi permintaan batubara kalori rendah, yang memang disasar oleh MNC Energy.
Pasalnya, batubara kalori rendah memang lebih murah.
“Harga sumber daya energi seperti batu bara, minyak, dan gas, tetap kuat karena sanksi berkelanjutan terhadap komoditas sumber daya Rusia, serta terbatasnya kapasitas produksi di negara-negara alternatif,” ujar Head of Investor Relations IATA Natassha Yunita dalam keterangan resmi, pada awal Juli 2022 lalu, dikutip dari Bisnis.
Apalagi, permintaan batubara juga semakin meningkat, seiring dengan bertambahnya pasar baru dari India, Jerman, Spanyol, Italia, dan Belanda.
Tak heran, jika emiten batu bara berkode IATA ini mendapatkan peningkatan pendapatan usaha sebesar 1.734,35 persen dari US$4,61 juta pada semester I/2021 menjai US$84,50 juta pada semester II/2021.
Selain itu, laba bersih MNC Energy mencapai Rp479,05 miliar pada semester I/2022.
RELATED ARTICLES
MNC Energy: Berangkat dari Maskapai, Cuan Karna Tambang
PT MNC Energy Investment yang bermula dari perusahaan maskapai, jadi cuan karena beralih ke industri tambang.
Context.id, JAKARTA - Grup MNC yang selama ini terkenal dengan layanan di bidang media massa, penyedia layanan televisi, dan keuangan, ternyata juga bergerak di bidang tambang, khususnya batubara.
Adapun layanan ini berada di bawah naungan PT MNC Energy Investment Tbk. (IATA).
Memang, awalnya perusahaan ini merupakan perusahaan maskapai yang dinamakan PT Indonesia Transport & Infrastructure Tbk. Namun pada awal tahun, perusahaan inimengubah kegiatan usahanya menjadi bidang investasi dan perusahaan induk, khususnya di sektor pertambangan dan batubara.
Ternyata, keputusan perusahaan milik Hary Tanoesoedibjo ini tepat. Kondisi geopolitik global saat ini membuat harga batubara menjadi mahal, yang otomatis membuka peluang bagi permintaan batubara kalori rendah, yang memang disasar oleh MNC Energy.
Pasalnya, batubara kalori rendah memang lebih murah.
“Harga sumber daya energi seperti batu bara, minyak, dan gas, tetap kuat karena sanksi berkelanjutan terhadap komoditas sumber daya Rusia, serta terbatasnya kapasitas produksi di negara-negara alternatif,” ujar Head of Investor Relations IATA Natassha Yunita dalam keterangan resmi, pada awal Juli 2022 lalu, dikutip dari Bisnis.
Apalagi, permintaan batubara juga semakin meningkat, seiring dengan bertambahnya pasar baru dari India, Jerman, Spanyol, Italia, dan Belanda.
Tak heran, jika emiten batu bara berkode IATA ini mendapatkan peningkatan pendapatan usaha sebesar 1.734,35 persen dari US$4,61 juta pada semester I/2021 menjai US$84,50 juta pada semester II/2021.
Selain itu, laba bersih MNC Energy mencapai Rp479,05 miliar pada semester I/2022.
POPULAR
RELATED ARTICLES