Profil Liz Truss, PM Inggris Pengganti Boris Johnson
Liz Truss resmi menjadi perdana menteri Inggris yang baru, menggantikan Boris Johnson, Senin (5/9/2022).
Context.id, JAKARTA - Liz Truss resmi menjadi perdana menteri Inggris yang baru, menggantikan Boris Johnson, Senin (5/9/2022).
Hal ini diketahui setelah Partai Konservatif Inggris mengumumkan hal tersebut. Selain itu, Truss juga akan menjadi ketua dari Partai Konservatif Inggris tersebut.
Dengan demikian, Truss merupakan perdana menteri wanita ketiga di negara itu, setelah Margaret Thatcher dan Theresa May. Diketahui, mantan menteri luar negeri Inggris ini akan ditunjuk secara resmi oleh Ratu Elizabeth pada Selasa (6/9/2022) waktu setempat.
Dalam pidato kemenangannya, Truss menyatakan bahwa ia akan memberlakukan kebijakan pemotongan pajak demi menumbuhkan ekonomi negara yang sedang berada di tengah gelombang inflasi. Selain itu, ia juga siap untuk menghadapi tantangan mengenai krisis energi yang dialami negara tersebut, akibat kondisi geopolitik global akhir-akhir ini.
“Saya akan menyampaikan rencana berani untuk memotong pajak dan menumbuhkan ekonomi kita,” ujar Truss dalam pidatonya, dikutip dari NPR.
Pasalnya, sebagai perdana menteri baru, ia langsung disambut dengan banyaknya masalah yang sedang dihadapi Inggris. Mulai dari inflasi tinggi, biaya energi yang melonjak, layanan publik yang buruk, serta masalah internal di Skotlandia. Sementara dari sisi global, Inggris sebagai salah satu negara adidaya juga memiliki suara dalam perang di Ukraina dan hubungan dengan Uni Eropa.
Mengenal Liz Truss
Melansir dari AA, Liz Truss sebenarnya telah memulai karir politiknya sejak 2010, dengan menjadi anggota parlemen mewakili South West Norfolk. Lalu ia juga menjabat sebagai sekretaris lingkungan di bawah perdana menteri saat itu David Cameron.
Ketika perdana menteri berganti menjadi Theresa May, ia kembali dipercaya untuk menjadi sekretaris kehakiman dan kepala sekretaris departemen keuangan. Lalu, pada pemerintahan Boris Johnson, ia lagi-lagi dipercaya sebagai sekretaris perdagangan internasional dan sekretaris luar negeri.
Hal inipun menjadikannya salah satu anggota kabinet terlama dan paling senior di pemerintahan Konservatif. Maka dari itu, Truss memiliki banyak nilai plus dibandingkan saingannya eks menteri keuangan Rishi Sunak.
Ditambah lagi, ia juga memiliki paham libertarian ekonomi, optimisme politik, dan keberanian untuk mengambil kebijakan berisiko berat, yang membuatnya terpilih dalam pertarungan menjadi perdana menteri Inggris.
RELATED ARTICLES
Profil Liz Truss, PM Inggris Pengganti Boris Johnson
Liz Truss resmi menjadi perdana menteri Inggris yang baru, menggantikan Boris Johnson, Senin (5/9/2022).
Context.id, JAKARTA - Liz Truss resmi menjadi perdana menteri Inggris yang baru, menggantikan Boris Johnson, Senin (5/9/2022).
Hal ini diketahui setelah Partai Konservatif Inggris mengumumkan hal tersebut. Selain itu, Truss juga akan menjadi ketua dari Partai Konservatif Inggris tersebut.
Dengan demikian, Truss merupakan perdana menteri wanita ketiga di negara itu, setelah Margaret Thatcher dan Theresa May. Diketahui, mantan menteri luar negeri Inggris ini akan ditunjuk secara resmi oleh Ratu Elizabeth pada Selasa (6/9/2022) waktu setempat.
Dalam pidato kemenangannya, Truss menyatakan bahwa ia akan memberlakukan kebijakan pemotongan pajak demi menumbuhkan ekonomi negara yang sedang berada di tengah gelombang inflasi. Selain itu, ia juga siap untuk menghadapi tantangan mengenai krisis energi yang dialami negara tersebut, akibat kondisi geopolitik global akhir-akhir ini.
“Saya akan menyampaikan rencana berani untuk memotong pajak dan menumbuhkan ekonomi kita,” ujar Truss dalam pidatonya, dikutip dari NPR.
Pasalnya, sebagai perdana menteri baru, ia langsung disambut dengan banyaknya masalah yang sedang dihadapi Inggris. Mulai dari inflasi tinggi, biaya energi yang melonjak, layanan publik yang buruk, serta masalah internal di Skotlandia. Sementara dari sisi global, Inggris sebagai salah satu negara adidaya juga memiliki suara dalam perang di Ukraina dan hubungan dengan Uni Eropa.
Mengenal Liz Truss
Melansir dari AA, Liz Truss sebenarnya telah memulai karir politiknya sejak 2010, dengan menjadi anggota parlemen mewakili South West Norfolk. Lalu ia juga menjabat sebagai sekretaris lingkungan di bawah perdana menteri saat itu David Cameron.
Ketika perdana menteri berganti menjadi Theresa May, ia kembali dipercaya untuk menjadi sekretaris kehakiman dan kepala sekretaris departemen keuangan. Lalu, pada pemerintahan Boris Johnson, ia lagi-lagi dipercaya sebagai sekretaris perdagangan internasional dan sekretaris luar negeri.
Hal inipun menjadikannya salah satu anggota kabinet terlama dan paling senior di pemerintahan Konservatif. Maka dari itu, Truss memiliki banyak nilai plus dibandingkan saingannya eks menteri keuangan Rishi Sunak.
Ditambah lagi, ia juga memiliki paham libertarian ekonomi, optimisme politik, dan keberanian untuk mengambil kebijakan berisiko berat, yang membuatnya terpilih dalam pertarungan menjadi perdana menteri Inggris.
POPULAR
RELATED ARTICLES