Stories - 07 September 2022
Profil Liz Truss, PM Inggris Pengganti Boris Johnson
Liz Truss resmi menjadi perdana menteri Inggris yang baru, menggantikan Boris Johnson, Senin (5/9/2022).
 (1).jpg)
Context.id, JAKARTA - Liz Truss resmi menjadi perdana menteri Inggris yang baru, menggantikan Boris Johnson, Senin (5/9/2022).
Hal ini diketahui setelah Partai Konservatif Inggris mengumumkan hal tersebut. Selain itu, Truss juga akan menjadi ketua dari Partai Konservatif Inggris tersebut.
Dengan demikian, Truss merupakan perdana menteri wanita ketiga di negara itu, setelah Margaret Thatcher dan Theresa May. Diketahui, mantan menteri luar negeri Inggris ini akan ditunjuk secara resmi oleh Ratu Elizabeth pada Selasa (6/9/2022) waktu setempat.
Dalam pidato kemenangannya, Truss menyatakan bahwa ia akan memberlakukan kebijakan pemotongan pajak demi menumbuhkan ekonomi negara yang sedang berada di tengah gelombang inflasi. Selain itu, ia juga siap untuk menghadapi tantangan mengenai krisis energi yang dialami negara tersebut, akibat kondisi geopolitik global akhir-akhir ini.
“Saya akan menyampaikan rencana berani untuk memotong pajak dan menumbuhkan ekonomi kita,” ujar Truss dalam pidatonya, dikutip dari NPR.
Pasalnya, sebagai perdana menteri baru, ia langsung disambut dengan banyaknya masalah yang sedang dihadapi Inggris. Mulai dari inflasi tinggi, biaya energi yang melonjak, layanan publik yang buruk, serta masalah internal di Skotlandia. Sementara dari sisi global, Inggris sebagai salah satu negara adidaya juga memiliki suara dalam perang di Ukraina dan hubungan dengan Uni Eropa.
Mengenal Liz Truss
Melansir dari AA, Liz Truss sebenarnya telah memulai karir politiknya sejak 2010, dengan menjadi anggota parlemen mewakili South West Norfolk. Lalu ia juga menjabat sebagai sekretaris lingkungan di bawah perdana menteri saat itu David Cameron.
Ketika perdana menteri berganti menjadi Theresa May, ia kembali dipercaya untuk menjadi sekretaris kehakiman dan kepala sekretaris departemen keuangan. Lalu, pada pemerintahan Boris Johnson, ia lagi-lagi dipercaya sebagai sekretaris perdagangan internasional dan sekretaris luar negeri.
Hal inipun menjadikannya salah satu anggota kabinet terlama dan paling senior di pemerintahan Konservatif. Maka dari itu, Truss memiliki banyak nilai plus dibandingkan saingannya eks menteri keuangan Rishi Sunak.
Ditambah lagi, ia juga memiliki paham libertarian ekonomi, optimisme politik, dan keberanian untuk mengambil kebijakan berisiko berat, yang membuatnya terpilih dalam pertarungan menjadi perdana menteri Inggris.
Penulis : Crysania Suhartanto
Editor : Putri Dewi
MORE STORIES

Apa Itu Bursa Karbon Indonesia?
Indonesia meluncurkan bursa karbon yang diharapkan dapat berkontribusi dalam mengurangi dampak krisis iklim
Noviarizal Fernandez | 27-09-2023

Tok! Pemerintah Segera Batasi Social Commerce
Pemerintah benar-benar menunjukkan keseriusan mengatur social commerce yang menjadi ajang jual beli produk impor dan menggerus UMKM
Noviarizal Fernandez | 25-09-2023

Fintech Terus Sasar Pendanaan UMKM
Perusahaan teknologi finansial terus menyasar pembiayaan bagi sektor usaha mikro kecil dan menengah.
Noviarizal Fernandez | 25-09-2023

Minat Tinggi Warga Ikut Uji Coba Kereta Cepat
Tiket untuk ikut uji coba Kereta Cepat Jakarta-Bandung atau Whoosh sudah ludes. Padahal, tiket gratis untuk uji coba tahap dua baru dibuka kemarin ...
Noviarizal Fernandez | 25-09-2023
A modern exploration of business, societies, and ideas.
Powered by Bisnis Indonesia.
Copyright © 2023 - Context
Copyright © 2023 - Context