Lagi-Lagi, Rusia Stop Kirim Gas Ke Eropa
Warga Eropa di beberapa wilayah dihantui kedinginan saat musim dingin nanti. Pasalnya, lagi-lagi Rusia menghentikan aliran gas dari negaranya.
Context, JAKARTA - Warga Eropa di beberapa wilayah tengah dihantui kedinginan pada musim dingin nanti. Pasalnya, lagi-lagi Rusia menghentikan aliran gas dari negaranya melalui pipa Nord Stream 1 ke Eropa.
Penghentian aliran gas ke Eropa ini dilakukan Rusia dengan alasan perlunya melakukan perbaikan. Dilansir dari The Guardian, penghentian aliran gas melalui pipa yang menyusuri Laut Baltik ini telah dimulai sejak pukul 5 pagi pada hari Rabu (31/8/2022). Perusahaan energi negara Rusia, Gazprom menginformasikan bahwa penghentian akan berlangsung selama tiga hari.
Diberhentikannya pengiriman gas selama tiga hari ini menjadi yang terbaru dalam rangkaian penghentian pengiriman pasokan gas Rusia yang telah berkontribusi pada timbulnya krisis energi di Eropa. Tindakan penghentian dan pengurangan pasokan gas ke Eropa ini sudah dilakukan Rusia sejak invasinya ke Ukraina yang dimulai pada 24 Februari 2022.
Beberapa negara pasokan gas rusianya dihentikan antara lain Bulgaria, Denmark, Finlandia, Belanda, dan Polandia. Beberapa negara lain aliran gasnya dikurangi. Dalam beberapa bulan terakhir, aliran gas dari Rusia ke Eropa sudah berkurang hingga 40 persen.
Saling Tuduh
Bagi Rusia, penghentian aliran gas ke Eropa ini disebabkan oleh terhambatnya pengiriman peralatan akibat sanksi barat yang dijatuhkan kepada Rusia. Rusia juga menuduh bahwa Jerman menjadi salah satu aktor utama.
Juru Bicara Kementerian Luar Negeri Rusia Maria Zakharova menegaskan bahwa Jerman harus disalahkan karena dianggap “berusaha untuk sepenuhnya mematahkan” ikatan energi antara kedua negara. Jerman sendiri telah mengurangi ketergantungannya kepada gas Rusia, dari 55 persen pada Februari 2022, menjadi hanya 26 persen saat ini.
Sedangkan itu, di lain pihak Jerman menolak semua tuduhan Rusia dan menyebut negara Beruang Merah tersebut lah yang harus disalahkan. Jerman menuduh Rusia telah menggunakan sumber daya energinya, dalam hal ini gas, sebagai senjata melawan Eropa.
Respons Eropa
Pengurangan aliran gas yang dilakukan Rusia ke Eropa tentunya akan sangat terasa ketika musim dingin tiba. Pasalnya, masyarakat Eropa biasa bergantung pada aliran gas tersebut sebagai energi untuk menghangatkan rumah-rumah mereka.
Karena itu, untuk mengantisipasi segala tindakan Rusia yang tidak bisa diprediksi, dilansir dari Reuters, beberapa masyarakat Eropa secara sukarela memilih untuk mengurangi konsumsi energi mereka. Hal itu mencangkup membatasi penggunaan peralatan listrik dan mengurangi mandi di tempat kerja guna menghemat anggaran perusahaannya.
Beruntungnya, persediaan gas di Eropa saat ini masih dibilang cukup. Secara keseluruhan, ketersediaan gas Uni Eropa sudah mencapai 80,17 persen dari kapasitas penyimpanannya. Namun jika tidak dengan perhitungan yang matang, persediaan gas bisa saja berkurang apabila konsumsi meningkat dan Rusia menghentikan pengiriman gas.
RELATED ARTICLES
Lagi-Lagi, Rusia Stop Kirim Gas Ke Eropa
Warga Eropa di beberapa wilayah dihantui kedinginan saat musim dingin nanti. Pasalnya, lagi-lagi Rusia menghentikan aliran gas dari negaranya.
Context, JAKARTA - Warga Eropa di beberapa wilayah tengah dihantui kedinginan pada musim dingin nanti. Pasalnya, lagi-lagi Rusia menghentikan aliran gas dari negaranya melalui pipa Nord Stream 1 ke Eropa.
Penghentian aliran gas ke Eropa ini dilakukan Rusia dengan alasan perlunya melakukan perbaikan. Dilansir dari The Guardian, penghentian aliran gas melalui pipa yang menyusuri Laut Baltik ini telah dimulai sejak pukul 5 pagi pada hari Rabu (31/8/2022). Perusahaan energi negara Rusia, Gazprom menginformasikan bahwa penghentian akan berlangsung selama tiga hari.
Diberhentikannya pengiriman gas selama tiga hari ini menjadi yang terbaru dalam rangkaian penghentian pengiriman pasokan gas Rusia yang telah berkontribusi pada timbulnya krisis energi di Eropa. Tindakan penghentian dan pengurangan pasokan gas ke Eropa ini sudah dilakukan Rusia sejak invasinya ke Ukraina yang dimulai pada 24 Februari 2022.
Beberapa negara pasokan gas rusianya dihentikan antara lain Bulgaria, Denmark, Finlandia, Belanda, dan Polandia. Beberapa negara lain aliran gasnya dikurangi. Dalam beberapa bulan terakhir, aliran gas dari Rusia ke Eropa sudah berkurang hingga 40 persen.
Saling Tuduh
Bagi Rusia, penghentian aliran gas ke Eropa ini disebabkan oleh terhambatnya pengiriman peralatan akibat sanksi barat yang dijatuhkan kepada Rusia. Rusia juga menuduh bahwa Jerman menjadi salah satu aktor utama.
Juru Bicara Kementerian Luar Negeri Rusia Maria Zakharova menegaskan bahwa Jerman harus disalahkan karena dianggap “berusaha untuk sepenuhnya mematahkan” ikatan energi antara kedua negara. Jerman sendiri telah mengurangi ketergantungannya kepada gas Rusia, dari 55 persen pada Februari 2022, menjadi hanya 26 persen saat ini.
Sedangkan itu, di lain pihak Jerman menolak semua tuduhan Rusia dan menyebut negara Beruang Merah tersebut lah yang harus disalahkan. Jerman menuduh Rusia telah menggunakan sumber daya energinya, dalam hal ini gas, sebagai senjata melawan Eropa.
Respons Eropa
Pengurangan aliran gas yang dilakukan Rusia ke Eropa tentunya akan sangat terasa ketika musim dingin tiba. Pasalnya, masyarakat Eropa biasa bergantung pada aliran gas tersebut sebagai energi untuk menghangatkan rumah-rumah mereka.
Karena itu, untuk mengantisipasi segala tindakan Rusia yang tidak bisa diprediksi, dilansir dari Reuters, beberapa masyarakat Eropa secara sukarela memilih untuk mengurangi konsumsi energi mereka. Hal itu mencangkup membatasi penggunaan peralatan listrik dan mengurangi mandi di tempat kerja guna menghemat anggaran perusahaannya.
Beruntungnya, persediaan gas di Eropa saat ini masih dibilang cukup. Secara keseluruhan, ketersediaan gas Uni Eropa sudah mencapai 80,17 persen dari kapasitas penyimpanannya. Namun jika tidak dengan perhitungan yang matang, persediaan gas bisa saja berkurang apabila konsumsi meningkat dan Rusia menghentikan pengiriman gas.
POPULAR
RELATED ARTICLES