Share

Stories 01 September 2022

Lagi-Lagi, Rusia Stop Kirim Gas Ke Eropa

Warga Eropa di beberapa wilayah dihantui kedinginan saat musim dingin nanti. Pasalnya, lagi-lagi Rusia menghentikan aliran gas dari negaranya.

Pipa Gas Nord Stream 1. -Bloomberg-

Context, JAKARTA - Warga Eropa di beberapa wilayah tengah dihantui kedinginan pada musim dingin nanti. Pasalnya, lagi-lagi Rusia menghentikan aliran gas dari negaranya melalui pipa Nord Stream 1 ke Eropa.

Penghentian aliran gas ke Eropa ini dilakukan Rusia dengan alasan perlunya melakukan perbaikan. Dilansir dari The Guardian, penghentian aliran gas melalui pipa yang menyusuri Laut Baltik ini telah dimulai sejak pukul 5 pagi pada hari Rabu (31/8/2022). Perusahaan energi negara Rusia, Gazprom menginformasikan bahwa penghentian akan berlangsung selama tiga hari.

Diberhentikannya pengiriman gas selama tiga hari ini menjadi yang terbaru dalam rangkaian penghentian pengiriman pasokan gas Rusia yang telah berkontribusi pada timbulnya krisis energi di Eropa. Tindakan penghentian dan pengurangan pasokan gas ke Eropa ini sudah dilakukan Rusia sejak invasinya ke Ukraina yang dimulai pada 24 Februari 2022.

Beberapa negara pasokan gas rusianya dihentikan antara lain Bulgaria, Denmark, Finlandia, Belanda, dan Polandia. Beberapa negara lain aliran gasnya dikurangi. Dalam beberapa bulan terakhir, aliran gas dari Rusia ke Eropa sudah berkurang hingga 40 persen.


Saling Tuduh

Bagi Rusia, penghentian aliran gas ke Eropa ini disebabkan oleh terhambatnya pengiriman peralatan akibat sanksi barat yang dijatuhkan kepada Rusia. Rusia juga menuduh bahwa Jerman menjadi salah satu aktor utama.

Juru Bicara Kementerian Luar Negeri Rusia Maria Zakharova menegaskan bahwa Jerman harus disalahkan karena dianggap “berusaha untuk sepenuhnya mematahkan” ikatan energi antara kedua negara. Jerman sendiri telah mengurangi ketergantungannya kepada gas Rusia, dari 55 persen pada Februari 2022, menjadi hanya 26 persen saat ini.

Sedangkan itu, di lain pihak Jerman menolak semua tuduhan Rusia dan menyebut negara Beruang Merah tersebut lah yang harus disalahkan. Jerman menuduh Rusia telah menggunakan sumber daya energinya, dalam hal ini gas, sebagai senjata melawan Eropa.


Respons Eropa

Pengurangan aliran gas yang dilakukan Rusia ke Eropa tentunya akan sangat terasa ketika musim dingin tiba. Pasalnya, masyarakat Eropa biasa bergantung pada aliran gas tersebut sebagai energi untuk menghangatkan rumah-rumah mereka. 

Karena itu, untuk mengantisipasi segala tindakan Rusia yang tidak bisa diprediksi, dilansir dari Reuters, beberapa masyarakat Eropa secara sukarela memilih untuk mengurangi konsumsi energi mereka. Hal itu mencangkup membatasi penggunaan peralatan listrik dan mengurangi mandi di tempat kerja guna menghemat anggaran perusahaannya.

Beruntungnya, persediaan gas di Eropa saat ini masih dibilang cukup. Secara keseluruhan, ketersediaan gas Uni Eropa sudah mencapai 80,17 persen dari kapasitas penyimpanannya. Namun jika tidak dengan perhitungan yang matang, persediaan gas bisa saja berkurang apabila konsumsi meningkat dan Rusia menghentikan pengiriman gas.



Penulis : Naufal Jauhar Nazhif

Editor   : Putri Dewi

Stories 01 September 2022

Lagi-Lagi, Rusia Stop Kirim Gas Ke Eropa

Warga Eropa di beberapa wilayah dihantui kedinginan saat musim dingin nanti. Pasalnya, lagi-lagi Rusia menghentikan aliran gas dari negaranya.

Pipa Gas Nord Stream 1. -Bloomberg-

Context, JAKARTA - Warga Eropa di beberapa wilayah tengah dihantui kedinginan pada musim dingin nanti. Pasalnya, lagi-lagi Rusia menghentikan aliran gas dari negaranya melalui pipa Nord Stream 1 ke Eropa.

Penghentian aliran gas ke Eropa ini dilakukan Rusia dengan alasan perlunya melakukan perbaikan. Dilansir dari The Guardian, penghentian aliran gas melalui pipa yang menyusuri Laut Baltik ini telah dimulai sejak pukul 5 pagi pada hari Rabu (31/8/2022). Perusahaan energi negara Rusia, Gazprom menginformasikan bahwa penghentian akan berlangsung selama tiga hari.

Diberhentikannya pengiriman gas selama tiga hari ini menjadi yang terbaru dalam rangkaian penghentian pengiriman pasokan gas Rusia yang telah berkontribusi pada timbulnya krisis energi di Eropa. Tindakan penghentian dan pengurangan pasokan gas ke Eropa ini sudah dilakukan Rusia sejak invasinya ke Ukraina yang dimulai pada 24 Februari 2022.

Beberapa negara pasokan gas rusianya dihentikan antara lain Bulgaria, Denmark, Finlandia, Belanda, dan Polandia. Beberapa negara lain aliran gasnya dikurangi. Dalam beberapa bulan terakhir, aliran gas dari Rusia ke Eropa sudah berkurang hingga 40 persen.


Saling Tuduh

Bagi Rusia, penghentian aliran gas ke Eropa ini disebabkan oleh terhambatnya pengiriman peralatan akibat sanksi barat yang dijatuhkan kepada Rusia. Rusia juga menuduh bahwa Jerman menjadi salah satu aktor utama.

Juru Bicara Kementerian Luar Negeri Rusia Maria Zakharova menegaskan bahwa Jerman harus disalahkan karena dianggap “berusaha untuk sepenuhnya mematahkan” ikatan energi antara kedua negara. Jerman sendiri telah mengurangi ketergantungannya kepada gas Rusia, dari 55 persen pada Februari 2022, menjadi hanya 26 persen saat ini.

Sedangkan itu, di lain pihak Jerman menolak semua tuduhan Rusia dan menyebut negara Beruang Merah tersebut lah yang harus disalahkan. Jerman menuduh Rusia telah menggunakan sumber daya energinya, dalam hal ini gas, sebagai senjata melawan Eropa.


Respons Eropa

Pengurangan aliran gas yang dilakukan Rusia ke Eropa tentunya akan sangat terasa ketika musim dingin tiba. Pasalnya, masyarakat Eropa biasa bergantung pada aliran gas tersebut sebagai energi untuk menghangatkan rumah-rumah mereka. 

Karena itu, untuk mengantisipasi segala tindakan Rusia yang tidak bisa diprediksi, dilansir dari Reuters, beberapa masyarakat Eropa secara sukarela memilih untuk mengurangi konsumsi energi mereka. Hal itu mencangkup membatasi penggunaan peralatan listrik dan mengurangi mandi di tempat kerja guna menghemat anggaran perusahaannya.

Beruntungnya, persediaan gas di Eropa saat ini masih dibilang cukup. Secara keseluruhan, ketersediaan gas Uni Eropa sudah mencapai 80,17 persen dari kapasitas penyimpanannya. Namun jika tidak dengan perhitungan yang matang, persediaan gas bisa saja berkurang apabila konsumsi meningkat dan Rusia menghentikan pengiriman gas.



Penulis : Naufal Jauhar Nazhif

Editor   : Putri Dewi


RELATED ARTICLES

Universitas Brown Kembalikan Lahan Bersejarah kepada Suku Indian Pokanoket

Brown University mengalihkan kepemilikan lahannya di Mount Hope kepada suku Pokanoket untuk menghormati warisan budaya dan sejarah leluhur mereka.

Context.id . 06 December 2024

Myanmar Menjadi Negara dengan Jumlah Korban Ranjau Darat Terbanyak

Laporan Landmine Monitor 2024 mencatat warga sipil, termasuk anak-anak, menanggung beban paling besar akibat ranjau darat

Context.id . 05 December 2024

Militer China Terus Memperbarui Senjata Hipersonik dan Elektromagnetiknya

China terus melakukan uji coba senjata kendaraan hipersonik dan elektromagnetiknya yang bisa melumpuhkan kawasan strategis musuh

Context.id . 04 December 2024

Bendung Dampak Perang Dagang Perusahaan China Merekrut Eksekutif Global

Serangan terhadap ekonomi China melalui perang tarif membuat perusahaan di Negeri Tirai Bambu ini mengambil strategi baru, merekrut eksekutif yang ...

Context.id . 04 December 2024