Share

Home Stories

Stories 27 Agustus 2022

Lomba Gamers Perempuan UniPin, Kompetisi Melawan Stigma

UniPin Ladies Series merupakan sebuah turnamen yang diinisiasi oleh gamer perempuan dan untuk gamer perempuan.

UniPin Ladies Series merupakan sebuah turnamen yang diinisiasi oleh gamer perempuan dan untuk gamer perempuan. - UniPin-

Context.id, JAKARTA - Kalau mendengar kata game, apa yang kamu bayangkan?

Beberapa dekade lalu, permainan game cenderung dikategorikan sebagai permainan laki-laki. Soalnya, kebanyakan video game merupakan kisah pertempuran, petualangan, asah otak, kartu, dan strategi. Selain itu, wanita dalam game juga seringkali digambarkan sebagai sosok yang lemah, polos, dan perlu diselamatkan. 

Jurnal yang diterbitkan oleh Universitas Bielefeld, bahkan menyebutkan bahwa perempuan mungkin dapat bermain game, tetapi mereka tidak boleh dianggap sebagai gamer "benar" atau "hard-core". Pasalnya, mereka dianggap lebih cenderung bermain santai dan kurang terampil dibandingkan dengan para laki-laki.

Dikutip dari Jurnal Audience, sebagian perempuan bahkan pernah mengalami diskriminasi saat bermain game. Mulai dari kata kasar, disamakan dengan binatang, hingga menyebutkan bahwa permainan game online (mobile legends) bukan tempat untuk perempuan. 

Namun jika dilihat lagi, sebenarnya angka permain game laki-laki dan perempuan hampir sama. Menurut penelitian dari Google dan Niko Partners, pemain game perempuan mencapai 40-45 persen dari populasi pemain game di Asia. 

Selain itu, gamer perempuan juga semakin meningkat beberapa waktu belakangan ini. Menurut International Game Developer Association, gamer perempuan sedang meningkat hingga 10-48 persen pada 10 tahun terakhir. 

Angka inipun memiliki sejumlah dampak baik, mulai dari angka diskriminasi gender dihadapi gamers perempuan semakin sedikit, hingga meningkatnya popularitas tim gamer perempuan di antara penggemar esport. 

Namun perlu diakui, jika tidak dijaga, angka ini tidak akan bertumbuh lagi atau bahkan cenderung menurun. 

Maka dari itu, untuk tetap menjaga tren ini terus berkembang, tim esport perempuan membutuhkan beberapa event agar popularitas itu tetap ada. Salah satunya adalah kompetisi yang melibatkan gamers perempuan.

Hal inilah yang dilakukan oleh Unipin. Penyedia layanan hiburan digital ini membuat sebuah turnamen Mobile Legend khusus perempuan, UniPin Ladies Series Southeast Asia (SEA) Championship yang akan berlangsung pada 22-28 Agustus 2022. 

“UniPin Ladies Series merupakan sebuah turnamen yang diinisiasi oleh gamer perempuan dan untuk gamer perempuan. Karena Unipin dan saya percaya, bahwa dengan memberdayakan perempuan melalui esport, ini adalah kesempatan perempuan dapat bersinar di dunia yang sama dengan gamer laki-laki,” ujar SVP UniPin Community Debora Imanuella.

Selain itu, Debora juga percaya bahwa UniPin ini nantinya bisa menjadi safe place agar gamer perempuan bisa memiliki kesempatan yang sama untuk bermain game.

Pasalnya, Debora mengaku bahwa saat kala pertama pertandingan UniPin Ladies Series Southeast Asia (SEA) Championship ini dibuat, masih belum ada pertandingan gamer perempuan ataupun bahkan acara untuk menjaga tren gamer perempuan.



Penulis : Crysania Suhartanto

Editor   : Putri Dewi

Stories 27 Agustus 2022

Lomba Gamers Perempuan UniPin, Kompetisi Melawan Stigma

UniPin Ladies Series merupakan sebuah turnamen yang diinisiasi oleh gamer perempuan dan untuk gamer perempuan.

UniPin Ladies Series merupakan sebuah turnamen yang diinisiasi oleh gamer perempuan dan untuk gamer perempuan. - UniPin-

Context.id, JAKARTA - Kalau mendengar kata game, apa yang kamu bayangkan?

Beberapa dekade lalu, permainan game cenderung dikategorikan sebagai permainan laki-laki. Soalnya, kebanyakan video game merupakan kisah pertempuran, petualangan, asah otak, kartu, dan strategi. Selain itu, wanita dalam game juga seringkali digambarkan sebagai sosok yang lemah, polos, dan perlu diselamatkan. 

Jurnal yang diterbitkan oleh Universitas Bielefeld, bahkan menyebutkan bahwa perempuan mungkin dapat bermain game, tetapi mereka tidak boleh dianggap sebagai gamer "benar" atau "hard-core". Pasalnya, mereka dianggap lebih cenderung bermain santai dan kurang terampil dibandingkan dengan para laki-laki.

Dikutip dari Jurnal Audience, sebagian perempuan bahkan pernah mengalami diskriminasi saat bermain game. Mulai dari kata kasar, disamakan dengan binatang, hingga menyebutkan bahwa permainan game online (mobile legends) bukan tempat untuk perempuan. 

Namun jika dilihat lagi, sebenarnya angka permain game laki-laki dan perempuan hampir sama. Menurut penelitian dari Google dan Niko Partners, pemain game perempuan mencapai 40-45 persen dari populasi pemain game di Asia. 

Selain itu, gamer perempuan juga semakin meningkat beberapa waktu belakangan ini. Menurut International Game Developer Association, gamer perempuan sedang meningkat hingga 10-48 persen pada 10 tahun terakhir. 

Angka inipun memiliki sejumlah dampak baik, mulai dari angka diskriminasi gender dihadapi gamers perempuan semakin sedikit, hingga meningkatnya popularitas tim gamer perempuan di antara penggemar esport. 

Namun perlu diakui, jika tidak dijaga, angka ini tidak akan bertumbuh lagi atau bahkan cenderung menurun. 

Maka dari itu, untuk tetap menjaga tren ini terus berkembang, tim esport perempuan membutuhkan beberapa event agar popularitas itu tetap ada. Salah satunya adalah kompetisi yang melibatkan gamers perempuan.

Hal inilah yang dilakukan oleh Unipin. Penyedia layanan hiburan digital ini membuat sebuah turnamen Mobile Legend khusus perempuan, UniPin Ladies Series Southeast Asia (SEA) Championship yang akan berlangsung pada 22-28 Agustus 2022. 

“UniPin Ladies Series merupakan sebuah turnamen yang diinisiasi oleh gamer perempuan dan untuk gamer perempuan. Karena Unipin dan saya percaya, bahwa dengan memberdayakan perempuan melalui esport, ini adalah kesempatan perempuan dapat bersinar di dunia yang sama dengan gamer laki-laki,” ujar SVP UniPin Community Debora Imanuella.

Selain itu, Debora juga percaya bahwa UniPin ini nantinya bisa menjadi safe place agar gamer perempuan bisa memiliki kesempatan yang sama untuk bermain game.

Pasalnya, Debora mengaku bahwa saat kala pertama pertandingan UniPin Ladies Series Southeast Asia (SEA) Championship ini dibuat, masih belum ada pertandingan gamer perempuan ataupun bahkan acara untuk menjaga tren gamer perempuan.



Penulis : Crysania Suhartanto

Editor   : Putri Dewi


RELATED ARTICLES

Hitungan Prabowo Soal Uang Kasus CPO Rp13,2 Triliun, Bisa Buat Apa Saja?

Presiden Prabowo Subianto melakukan perhitungan terkait uang kasus korupsi CPO Rp13,2 triliun yang ia sebut bisa digunakan untuk membangun desa ne ...

Renita Sukma . 20 October 2025

Polemik IKN Sebagai Ibu Kota Politik, Ini Kata Kemendagri dan Pengamat

Terminologi ibu kota politik yang melekat kepada IKN dianggap rancu karena bertentangan dengan UU IKN. r n r n

Renita Sukma . 18 October 2025

Dilema Kebijakan Rokok: Penerimaan Negara Vs Kesehatan Indonesia

Menkeu Purbaya ingin menggairahkan kembali industri rokok dengan mengerem cukai, sementara menteri sebelumnya Sri Mulyani gencar menaikkan cukai d ...

Jessica Gabriela Soehandoko . 15 October 2025

Di Tengah Ketidakpastian Global, Emas Justru Terus Mengkilap

Meskipun secara historis dianggap sebagai aset lindung nilai paling aman, emas kerap ikut tertekan ketika terjadi aksi jual besar-besaran di pasar ...

Jessica Gabriela Soehandoko . 13 October 2025