Stories - 11 August 2022

Diusir Singapura, Gotabaya Rajapaksa Lari ke Thailand

Gotabaya Rajapaksa yang sudah hampir diusir oleh pemerintah Singapura beranjak ke Thailand pada Kamis (11/8/2022).


Gotabaya yang sudah hampir diusir oleh pemerintah Singapura beranjak ke Thailand pada Kamis (11/8/2022).

Context.id, JAKARTA - Setelah hampir sebulan eks Presiden Sri Lanka Gotabaya Rajapaksa meninggalkan negaranya, belum juga ada tanda-tanda akan kembali. Kebalikannya, Rajapaksa yang melipir ke Singapura, bahkan hampir diusir oleh pemerintah negeri singa itu, justru beranjak ke Thailand pada Kamis (11/8/2022). 

Direktur Jenderal Departemen Penerangan dan Juru Bicara Kementerian Luar Negeri Thailand Tanee Sangrat menyatakan bahwa pemberian izin Rajapaksa ke negaranya dikarenakan hubungan baik yang sudah lama terjalin antara kedua negara. 

“Sebagai pemegang paspor diplomatik Sri Lanka, mantan presiden (Rajapaksa) dapat masuk ke Thailand tanpa visa untuk jangka waktu 90 hari, sesuai dengan Perjanjian 2013 tentang Pembebasan Visa antara Thailand dan Sri Lanka,” ujar Tanee Sangrat, dikutip dari Antara.

Namun, Tanee mengaku bahwa masa tinggal Rajapaksa hanya untuk sementara. Selain itu, Rajapaksa juga tidak meminta suaka politik. 

Di sisi lain, Menteri Luar Negeri Thailand Don Pramudwinai menyatakan bahwa Kementerian Thailand tidak melihat adanya masalah apapun terkait kedatangan mantan orang nomor satu Sri Lanka ini. Maka dari itu, Thailand tidak keberatan akan kehadiran Rajapaksa.

Selain itu, Thailand juga optimis Rajapaksa tidak berpotensi menimbulkan ketegangan dengan pemerintah Sri Lanka. “Yang penting ini tidak menimbulkan masalah bagi Thailand. Pemerintah Sri Lanka mendukung kunjungan tersebut,” ujar Don pada media setempat, dilansir dari Bisnis. 
 

Mengapa Rajapaksa Tidak Kembali ke Negaranya?

Melihat bagaimana eks presiden Sri Lanka ini digulingkan, sepertinya sudah jelas alasan dirinya enggan kembali ke negaranya. 

Diketahui, Gotabaya Rajapaksa merupakan presiden Sri Lanka dari 2019, tetapi pada periode tersebut ia dianggap gagal untuk memerintah, terutama masalah keuangan dan kesejahteraan rakyat. 

Mulai dari Mei 2021, saat ia memberlakukan pelarangan impor pupuk dan pestisida sintetis, yang mengakibatkan berkurangnya produksi dan menyengsarakan para petani. Lalu pada tahun berikutnya, pemerintahnya kewalahan dalam menghadapi lonjakan kasus Covid-19, serta ketidakmampuan menghadapi kenaikan harga bahan bakar global.

Hal itu membawa Sri Lanka menuju krisis ekonomi terbesarnya, sejak kemerdekaan Sri Lanka. Selain itu, hal ini pun kemudian membawa Sri Lanka menuju kebangkrutannya.

Oleh karena itu, saat itu para menteri-menterinya mengundurkan diri dan berdampak pada banyaknya tuntutan Rajapaksa untuk mengundurkan diri.

Setelah terdesak, akhirnya Rajapaksa berjanji untuk mengundurkan diri, yang mana pada saat yang sama ia malah melarikan diri ke Maladewa yang membuat amarah rakyat semakin memuncak. Lalu beberapa hari kemudian pun Rajapaksa beranjak ke Singapura, dan menyatakan pengunduran dirinya via email dari sana.


Penulis : Crysania Suhartanto

Editor   : Putri Dewi

MORE  STORIES

DJKI Gelar Klinik Kekayaan Intelektual di Seluruh Indonesia

Sejak 2022, MIC berhasil mendorong pertumbuhan KI di daerah-daerah melalui kerja sama DJKI dengan Kanwil Kemenkumham di seluruh Indonesia

Noviarizal Fernandez | 26-04-2024

Wajah Bisa Menggambarkan Status Kelas Sosial, Ini Penjelasannya

Wajah seseorang dapat menggambarkan kondisi kehidupannya

Context.id | 26-04-2024

Rusia Veto Usulan Amerika Mengenai Penempatan Nuklir di Ruang Angkasa

Rusia tidak ingin pelarangan senjata di luar angkasa hanya berlaku untuk nuklir, mereka ingin pelarangan semua senjata atau hulu ledak lainnya.

Context.id | 26-04-2024

Perpusnas Prancis Karantina Buku Terkontaminasi Racun Arsenik

Ratusan sampul buku telah diteliti dan diduga ada kandungan logam berat

Context.id | 26-04-2024