Share

Home Stories

Stories 26 Juli 2022

Rusia Memotong Asupan Gas Alam, Eropa Terancam Krisis!

Perusahaan energi asal Rusia Gazprom baru-baru ini mengumumkan akan diadakan pengurangan pasokan gas drastis, mulai Rabu (27/7/2022).

Perusahaan energi asal Rusia Gazprom baru-baru ini mengumumkan akan diadakan pengurangan pasokan gas drastis, mulai Rabu (27/7/2022).

Context.id, JAKARTA - Perusahaan energi asal Rusia Gazprom baru-baru ini mengumumkan akan diadakan pengurangan pasokan gas drastis, mulai Rabu (27/7/2022).

Pasalnya, Rusia menyatakan akan menghentikan pengoperasian satu dari dua turbin yang beroperasi karena kondisi teknis mesin. Dengan demikian, gas harian melalui pipa utama Rusia, Nord Stream akan tersisa 20 persen dari kapasitas pipa. 

Adapun pihak yang terdampak paling parah adalah Jerman, Italia, dan Turki. Pasalnya ketiga negara ini merupakan negara dengan tingkat impor gas alam tertinggi dari Rusia, di Eropa. 

Menanggapi tersebut, Kementerian Ekonomi Jerman menyatakan bahwa hal tersebut tidak masuk akal. Pasalnya, mereka memantau situasi dengan erat dan tidak ditemukannya alasan teknis yang dimaksud oleh Rusia.

“Kami memantau situasi dengan sangat cermat dalam pertukaran erat dengan Badan Jaringan Federal dan tim krisis gas,” ujar Kementerian Ekonomi Jerman, dikutip dari Al Jazeera. “Menurut informasi kami, tidak ada alasan untuk pengurangan pengiriman,” ujar mereka lagi.

Selain itu, Menteri Ekonomi Jerman Robert Habeck juga menyatakan bahwa keputusan ini merupakan cara Rusia melemahkan dukungan Barat pada Ukraina.

“Dia mencoba melemahkan dukungan besar untuk Ukraina dan mendorong perpecahan ke dalam masyarakat kita. Untuk melakukan ini, dia menimbulkan ketidakpastian dan menaikan harga. Kami melawan ini dengan persatuan,” ujar Robert.


Eropa Akan Krisis Gas 

Hal ini sontak menjadi perhatian karena Eropa terancam krisis gas jika kebijakan baru tersebut benar-benar dijalankan. Otomatis, hal inipun akan merambat ke krisis energi yang lebih parah, karena gas alam merupakan salah satu sumber energi primer untuk membuat listrik.

Maka dari itu Uni Eropa saat ini sedang mempersiapkan proposal darurat untuk mengekang permintaan gas mereka. Menteri energi dari negara-negara Uni Eropa akan bertemu di Brussel, Belgia, pada hari ini, Selasa (26/7/2022).


Sudah Ada Aturan Darurat Pemotongan Gas

Komisi Eropa sebenarnya telah mengusulkan aturan darurat yang mengharuskan setiap negara memotong penggunaaan gasnya sebesar 15 persen sejak Agustus 2022 hingga Maret 2022. Sebenarnya targetnya bersifat sukarela, tetapi Komisi dapat membuatnya meningkat jika pasokan berada dalam keadaan darurat. 

Namun di sisi lain, kebijakan ini menguji solidaritas negara-negara Uni Eropa. Pasalnya tidak semua negara Eropa mengambil gas dari Rusia. Beberapa negara seperti Spanyol dan Yunani justru mengkritik kebijakan ini, karena sumber daya mereka bukan dari Rusia.


Zelensky Sebut Rusia Membuat Adanya Perang Gas Terbuka

Menanggapi keputusan Rusia ini, Zelensky menyatakan bahwa Rusia menyatakan dimulainya perang gas terbuka. Lebih lanjut, Zelensky bahkan meminta Eropa untuk membalas Rusia dengan sanksi yang lebih berat.

“Mereka tidak peduli apa yang akan terjadi pada orang-orang, bagaimana mereka akan menderita, kelaparan karena pelabuhan yang diblokir, dan musim dingin, kemiskinan atau penjajahan,” ujar Zelensky dalam video regulernya, dikutip dari Tempo.



Penulis : Crysania Suhartanto

Editor   : Putri Dewi

Stories 26 Juli 2022

Rusia Memotong Asupan Gas Alam, Eropa Terancam Krisis!

Perusahaan energi asal Rusia Gazprom baru-baru ini mengumumkan akan diadakan pengurangan pasokan gas drastis, mulai Rabu (27/7/2022).

Perusahaan energi asal Rusia Gazprom baru-baru ini mengumumkan akan diadakan pengurangan pasokan gas drastis, mulai Rabu (27/7/2022).

Context.id, JAKARTA - Perusahaan energi asal Rusia Gazprom baru-baru ini mengumumkan akan diadakan pengurangan pasokan gas drastis, mulai Rabu (27/7/2022).

Pasalnya, Rusia menyatakan akan menghentikan pengoperasian satu dari dua turbin yang beroperasi karena kondisi teknis mesin. Dengan demikian, gas harian melalui pipa utama Rusia, Nord Stream akan tersisa 20 persen dari kapasitas pipa. 

Adapun pihak yang terdampak paling parah adalah Jerman, Italia, dan Turki. Pasalnya ketiga negara ini merupakan negara dengan tingkat impor gas alam tertinggi dari Rusia, di Eropa. 

Menanggapi tersebut, Kementerian Ekonomi Jerman menyatakan bahwa hal tersebut tidak masuk akal. Pasalnya, mereka memantau situasi dengan erat dan tidak ditemukannya alasan teknis yang dimaksud oleh Rusia.

“Kami memantau situasi dengan sangat cermat dalam pertukaran erat dengan Badan Jaringan Federal dan tim krisis gas,” ujar Kementerian Ekonomi Jerman, dikutip dari Al Jazeera. “Menurut informasi kami, tidak ada alasan untuk pengurangan pengiriman,” ujar mereka lagi.

Selain itu, Menteri Ekonomi Jerman Robert Habeck juga menyatakan bahwa keputusan ini merupakan cara Rusia melemahkan dukungan Barat pada Ukraina.

“Dia mencoba melemahkan dukungan besar untuk Ukraina dan mendorong perpecahan ke dalam masyarakat kita. Untuk melakukan ini, dia menimbulkan ketidakpastian dan menaikan harga. Kami melawan ini dengan persatuan,” ujar Robert.


Eropa Akan Krisis Gas 

Hal ini sontak menjadi perhatian karena Eropa terancam krisis gas jika kebijakan baru tersebut benar-benar dijalankan. Otomatis, hal inipun akan merambat ke krisis energi yang lebih parah, karena gas alam merupakan salah satu sumber energi primer untuk membuat listrik.

Maka dari itu Uni Eropa saat ini sedang mempersiapkan proposal darurat untuk mengekang permintaan gas mereka. Menteri energi dari negara-negara Uni Eropa akan bertemu di Brussel, Belgia, pada hari ini, Selasa (26/7/2022).


Sudah Ada Aturan Darurat Pemotongan Gas

Komisi Eropa sebenarnya telah mengusulkan aturan darurat yang mengharuskan setiap negara memotong penggunaaan gasnya sebesar 15 persen sejak Agustus 2022 hingga Maret 2022. Sebenarnya targetnya bersifat sukarela, tetapi Komisi dapat membuatnya meningkat jika pasokan berada dalam keadaan darurat. 

Namun di sisi lain, kebijakan ini menguji solidaritas negara-negara Uni Eropa. Pasalnya tidak semua negara Eropa mengambil gas dari Rusia. Beberapa negara seperti Spanyol dan Yunani justru mengkritik kebijakan ini, karena sumber daya mereka bukan dari Rusia.


Zelensky Sebut Rusia Membuat Adanya Perang Gas Terbuka

Menanggapi keputusan Rusia ini, Zelensky menyatakan bahwa Rusia menyatakan dimulainya perang gas terbuka. Lebih lanjut, Zelensky bahkan meminta Eropa untuk membalas Rusia dengan sanksi yang lebih berat.

“Mereka tidak peduli apa yang akan terjadi pada orang-orang, bagaimana mereka akan menderita, kelaparan karena pelabuhan yang diblokir, dan musim dingin, kemiskinan atau penjajahan,” ujar Zelensky dalam video regulernya, dikutip dari Tempo.



Penulis : Crysania Suhartanto

Editor   : Putri Dewi


RELATED ARTICLES

Negosiasi RI-AS Mandek Tapi Vietnam Berhasil, Kok Bisa?

Menilai paket negosiasi yang ditawarkan Vietnam kepada AS secara signifikan mengurangi defisit neraca perdagangan AS

Renita Sukma . 11 July 2025

Ditekan Tarif Trump, Indonesia Bisa Perluas Pasar Tekstil ke Eropa

Di tengah tekanan tarif Trump 32%, Indonesia memiliki peluang untuk memperluas pasar ke Uni Eropa

Renita Sukma . 11 July 2025

Tarif Jadi Senjata Trump Jegal China di Panggung Global

Kebijakan ekonomi Presiden AS Donald Trump bertujuan untuk menghambat China dalam rantai pasok global

Renita Sukma . 11 July 2025

Ancaman Tarif Trump untuk 14 Negara, Indonesia Kena!

Negara-negara ini akan menghadapi tarif baru jika gagal mencapai kesepakatan dagang dengan AS sebelum batas waktu yang ditentukan

Noviarizal Fernandez . 10 July 2025