Stories - 07 July 2022

Banjir Tekanan, Boris Johnson Mengundurkan Diri

Setelah mendapat tekanan besar besar dari publik hingga pemerintahannya sendiri, Boris Johnson menyatakan mundur dari jabatannya sebagai Perdana Mente


Perdana Menteri Inggris Boris Johnson. -Bloomberg-

 

Context, JAKARTA - Setelah mendapat tekanan besar besar dari publik hingga pemerintahannya sendiri, Boris Johnson menyatakan mundur dari jabatannya sebagai Perdana Menteri Inggris.

Pengunduran diri yang dilakukan oleh Boris Johnson tersebut dilakukan menyusul mundurnya beberapa menteri di pemerintahan Inggris. Dalam waktu hanya dua jam saja, 8 menterinya, termasuk 2 sekretaris telah mengundurkan diri. 

Sebelumnya pada hari Rabu (6/7/2022), Boris Johnson menegaskan jika ia akan tetap bertahan. Namun, tekanan dari segala arah agar dirinya mengundurkan diri semakin kencang. 

Tekanan tersebut diperparah dengan pengunduran diri dua menteri Boris, yaitu Rishi Sunak dan Sajid Javid. Alasan utama dari pengunduran mereka berdua saat itu adalah Boris Johnson tidak bisa memimpin pemerintahan. Karena, banyak skandal yang sudah terjadi di masa pemerintahan Boris.

"Dengan rasa menyesal saya katakan, bagaimanapun, jelas bagi saya bahwa keadaan ini tidak akan berubah di bawah kepemimpinan Anda --dan karena itu kepercayaan saya pada Anda juga hilang," kata Javid dalam surat pengunduran dirinya yang ditujukan kepada PM Boris Johnson.

Bahkan, Menteri Keuangan yang baru diangkat, Nadhim Zahawi, juga memberikan tekanan dengan alasan yang sama.

"Ini tidak berkelanjutan dan akan menjadi lebih buruk untuk Anda dan untuk Partai Konservatif, yang paling penting dari semua adalah untuk negara," kata Nadhim di Twitter.

Beratnya tekanan-tekanan ini akhirnya tidak bisa ditahan lagi oleh Boris Johnson, sampai akhirnya ia mengalah dan memutuskan untuk mengundurkan diri.


Deretan Skandal Mengakhiri Jabatannya

Sebelumnya, posisi Boris Johnson memang sudah diperkirakan bakal lengser. Pasalnya, lebih dari 40 menteri dan pejabat penting telah mengundurkan diri. Alasan pengunduran diri mereka kurang lebih sama, yaitu akibat deretan skandal yang terjadi di masa pemerintahan Boris Johnson.

Sejumlah skandal memang sudah berulang kali terjadi. Contohnya, seperti saat Boris Johnson membela kepala penasihatnya waktu ketahuan melakukan perjalanan di saat kasus Covid-19 sedang tinggi-tingginya. 

Kemudian Boris Johnson juga pernah membela mantan Menteri Kesehatan Inggris Matt Hancock setelah Matt melanggar pembatasan sosial dengan mencium ajudannya. Skandal lainnya adalah ketika Sue Gray melaporkan jika beberapa kali ada pesta yang diadakan di Whitehall. Padahal, saat itu Pemerintahan Inggris sedang melakukan pembatasan sosial untuk mencegah penyebaran Covid-19.


Penulis : Naufal Jauhar Nazhif

Editor   : Putri Dewi

MORE  STORIES

Perebutan Likuiditas di Indonesia, Apa Itu?

Likuditas adalah kemampuan entitas dalam memenuhi kewajiban finansialnya yang akan jatuh tempo

Noviarizal Fernandez | 26-07-2024

Suku Inuit di Alaska, Tetap Sehat Walau Tak Makan Sayur

Suku Inuit tetap sehat karena memakan banyak organ daging mentah yang mempunyai kandungan vitamin C, nutrisi, dan lemak jenuh tinggi

Context.id | 26-07-2024

Dampingi Korban Kekerasan Seksual Malah Terjerat UU ITE

Penyidik dianggap tidak memperhatikan dan berupaya mencari fakta-fakta yang akurat berkaitan dengan kasus kekerasan seksual

Noviarizal Fernandez | 26-07-2024

Ini Aturan Penggunaan Bahan Pengawet Makanan

Pengawet makanan dari bahan kimia boleh digunakan dengan batas kadar yang sudah ditentukan BPOM

Noviarizal Fernandez | 25-07-2024