Bertemu Zelensky, Jokowi Bahas G20 hingga Gandum
Presiden Joko Widodo berkunjung ke Kota Kyiv, Ukraina, untuk bertemu dengan Presiden Volodymyr Zelensky.
Context, JAKARTA - Presiden Joko Widodo berkunjung ke Kota Kyiv, Ukraina, untuk bertemu dengan Presiden Volodymyr Zelensky. Pertemuan itu berlangsung pada hari Rabu (29/6/2022) waktu setempat.
Menurut Zelensky, kunjungan Jokowi ke Ukraina tersebut adalah kunjungan pertama Presiden Indonesia ke negaranya. Selain itu, Jokowi juga menjadi pemimpin negara pertama dari Asia yang berkunjung ke Ukraina sejak perang terjadi.
“Ini adalah kunjungan pertama dari pemimpin negara Asia ke Kyiv sejak dimulainya perang Rusia. Kami sangat menghargai dan berterima kasih kepada anda (Jokowi),” ujar Volodymyr Zelensky.
Lanjutnya, Zelensky juga menyebutkan kalau kunjungan Jokowi ke Ukraina ini sangat penting. Karena ini adalah sebuah langkah maju untuk memperkuat koalisi global negara-negara anti perang yang bisa memulihkan dan menjamin stabilitas dunia.
Jokowi Undang Zelensky ke G20 2022 di Bali
Dalam pertemuan tersebut, Jokowi juga secara langsung memberikan undangan kepada Presiden Zelensky untuk berpartisipasi di KTT G20 yang akan diselenggarakan pada November 2022 di Bali.
“Saya menyampaikan undangan kepada Presiden Zelensky untuk secara pribadi mengikuti KTT G20 yang akan diselenggarakan di Bali pada November 2022. Sangat penting bahwa setiap negara patuh pada prinsip kedaulatan dan integritas teritorial,” kata Jokowi saat memberikan undangan secara langsung kepada Zelensky.
Menanggapi undangan tersebut, Presiden Zelensky mengatakan kalau posisi Indonesia sebagai presidensi dan anggota dari G20 sangat penting bagi upaya perdamaian. Karena itu, Zelensky dengan senang hati menerima undangan Jokowi untuk hadir di KTT G20 Bali. Namun, kunjungannya tersebut bergantung dengan situasi keamanan negaranya.
“Partisipasi Ukraina (di KTT G20) akan bergantung kepada situasi keamanan di Ukraina dan komposisi peserta (yang akan hadir),”
Zelensky Undang Pengusaha Indonesia Bantu Restorasi Pascaperang
Perang yang sudah berlangsung sejak Februari 2022 ini telah berdampak pada hancurnya fasilitas perkotaan dan juga perekonomian negara. Sebelumnya, Jokowi juga sudah melihat langsung hancurnya gedung-gedung di Kota Irpin, Ukraina.
“Kota Irpin, Ukraina. Di belakang saya ini adalah Apartemen Lipky yang hancur akibat perang. Dinding-dinding dan atapnya terkoyak oleh peluru,” ujar Jokowi di akun Instagramnya sebelum bertemu dengan Zelensky di Kyiv, Ukraina.
Kemudian, dalam pertemuan tersebut, Zelensky mengajak pemerintah Indonesia dan pengusaha-pengusaha di Indonesia untuk ikut dalam proyek pembangunan pasca perang.
“Saya mengundang Indonesia, perusahaan-perusahaan Indonesia, dan para tenaga ahli di Indonesia untuk bergabung dalam proyek ini. Ini adalah proyek ekonomi terbesar pada era kita di Eropa,” kata Zelensky.
Untuk memudahkan hal ini, dua pemimpin negara tersebut juga menyatakan sepakat untuk membebaskan visa antara Ukraina dan Indonesia. Menurut Zelensky, hal ini juga akan berdampak baik untuk perekonomian, pendidikan, pembangunan sosial, dan hubungan antar masyarakat.
Mengupayakan Pasokan Gandum dari Ukraina Aman
Selain itu, Jokowi dan Zelensky juga membahas mengenai tertahannya pasokan pangan global akibat dari perang Rusia. Sejak perang berlangsung, Rusia telah memblokade pelabuhan Ukraina sehingga negara Ukraina tidak bisa melakukan ekspor.
Padahal, peran Ukraina sebagai pemasok pangan global cukup penting, terutama di sektor gandum. Ukraina adalah pengekspor gandum keempat di dunia, dan Indonesia adalah Importir gandum kedua terbesar dari Ukraina. Karena itu, tertahannya pasokan gandum dari Ukraina bisa membahayakan ketersediaan gandum di Indonesia.
Dengan hal ini, Zelensky pribadi menyalahkan blokade yang dilakukan oleh Rusia. Ia menyebutkan apa yang dilakukan oleh Rusia tersebut bisa membuat Rusia menjadi kelaparan.
“Rusia mengancam dunia dengan kelaparan. Mereka memblokir pasokan pangan dari Ukraina yang memainkan peran besar dalam stabilisasi pasar dunia. Puluhan juta ton gandum dari Ukraina harus sampai ke konsumen, khususnya masyarakat Indonesia,” tegas Zelensky.
Diketahui, pada tahun 2021, Ukraina telah mengekspor 19,39 juta ton gandum ke seluruh dunia, termasuk Indonesia. Nilai ekspor yang didapatkan Ukraina dari gandum tersebut mencapai US$ 4,72 miliar.
Indonesia sendiri merupakan pengimpor terbesar gandum Ukraina setelah Mesir. Pada tahun 2021, total impor gandum dari Ukraina mencapai 2,81 juta ton, atau setara dengan US$ 638 juta dolar lebih. Hal ini menjadikan Indonesia duduk di posisi pertama sebagai negara pengimpor gandum Ukraina terbesar di Asia
Meskipun sebagian besar masyarakat Indonesia makan nasi, tapi gandum juga menjadi komoditas yang paling banyak konsumennya di Indonesia. Contoh produk dari gandum yang banyak diminati masyarakat Indonesia adalah mie instan.
Sebelumnya, Jokowi telah mengatakan jika ada dua cara yang bisa ditempuh agar pasokan pangan dunia, termasuk pupuk bisa tetap aman. Pertama, dengan membantu ekspor gandum Ukraina agar tetap berjalan. Kedua, meyakinkan dunia untuk tidak mensanksi pasokan pangan dan pupuk dari Rusia.
RELATED ARTICLES
Bertemu Zelensky, Jokowi Bahas G20 hingga Gandum
Presiden Joko Widodo berkunjung ke Kota Kyiv, Ukraina, untuk bertemu dengan Presiden Volodymyr Zelensky.
Context, JAKARTA - Presiden Joko Widodo berkunjung ke Kota Kyiv, Ukraina, untuk bertemu dengan Presiden Volodymyr Zelensky. Pertemuan itu berlangsung pada hari Rabu (29/6/2022) waktu setempat.
Menurut Zelensky, kunjungan Jokowi ke Ukraina tersebut adalah kunjungan pertama Presiden Indonesia ke negaranya. Selain itu, Jokowi juga menjadi pemimpin negara pertama dari Asia yang berkunjung ke Ukraina sejak perang terjadi.
“Ini adalah kunjungan pertama dari pemimpin negara Asia ke Kyiv sejak dimulainya perang Rusia. Kami sangat menghargai dan berterima kasih kepada anda (Jokowi),” ujar Volodymyr Zelensky.
Lanjutnya, Zelensky juga menyebutkan kalau kunjungan Jokowi ke Ukraina ini sangat penting. Karena ini adalah sebuah langkah maju untuk memperkuat koalisi global negara-negara anti perang yang bisa memulihkan dan menjamin stabilitas dunia.
Jokowi Undang Zelensky ke G20 2022 di Bali
Dalam pertemuan tersebut, Jokowi juga secara langsung memberikan undangan kepada Presiden Zelensky untuk berpartisipasi di KTT G20 yang akan diselenggarakan pada November 2022 di Bali.
“Saya menyampaikan undangan kepada Presiden Zelensky untuk secara pribadi mengikuti KTT G20 yang akan diselenggarakan di Bali pada November 2022. Sangat penting bahwa setiap negara patuh pada prinsip kedaulatan dan integritas teritorial,” kata Jokowi saat memberikan undangan secara langsung kepada Zelensky.
Menanggapi undangan tersebut, Presiden Zelensky mengatakan kalau posisi Indonesia sebagai presidensi dan anggota dari G20 sangat penting bagi upaya perdamaian. Karena itu, Zelensky dengan senang hati menerima undangan Jokowi untuk hadir di KTT G20 Bali. Namun, kunjungannya tersebut bergantung dengan situasi keamanan negaranya.
“Partisipasi Ukraina (di KTT G20) akan bergantung kepada situasi keamanan di Ukraina dan komposisi peserta (yang akan hadir),”
Zelensky Undang Pengusaha Indonesia Bantu Restorasi Pascaperang
Perang yang sudah berlangsung sejak Februari 2022 ini telah berdampak pada hancurnya fasilitas perkotaan dan juga perekonomian negara. Sebelumnya, Jokowi juga sudah melihat langsung hancurnya gedung-gedung di Kota Irpin, Ukraina.
“Kota Irpin, Ukraina. Di belakang saya ini adalah Apartemen Lipky yang hancur akibat perang. Dinding-dinding dan atapnya terkoyak oleh peluru,” ujar Jokowi di akun Instagramnya sebelum bertemu dengan Zelensky di Kyiv, Ukraina.
Kemudian, dalam pertemuan tersebut, Zelensky mengajak pemerintah Indonesia dan pengusaha-pengusaha di Indonesia untuk ikut dalam proyek pembangunan pasca perang.
“Saya mengundang Indonesia, perusahaan-perusahaan Indonesia, dan para tenaga ahli di Indonesia untuk bergabung dalam proyek ini. Ini adalah proyek ekonomi terbesar pada era kita di Eropa,” kata Zelensky.
Untuk memudahkan hal ini, dua pemimpin negara tersebut juga menyatakan sepakat untuk membebaskan visa antara Ukraina dan Indonesia. Menurut Zelensky, hal ini juga akan berdampak baik untuk perekonomian, pendidikan, pembangunan sosial, dan hubungan antar masyarakat.
Mengupayakan Pasokan Gandum dari Ukraina Aman
Selain itu, Jokowi dan Zelensky juga membahas mengenai tertahannya pasokan pangan global akibat dari perang Rusia. Sejak perang berlangsung, Rusia telah memblokade pelabuhan Ukraina sehingga negara Ukraina tidak bisa melakukan ekspor.
Padahal, peran Ukraina sebagai pemasok pangan global cukup penting, terutama di sektor gandum. Ukraina adalah pengekspor gandum keempat di dunia, dan Indonesia adalah Importir gandum kedua terbesar dari Ukraina. Karena itu, tertahannya pasokan gandum dari Ukraina bisa membahayakan ketersediaan gandum di Indonesia.
Dengan hal ini, Zelensky pribadi menyalahkan blokade yang dilakukan oleh Rusia. Ia menyebutkan apa yang dilakukan oleh Rusia tersebut bisa membuat Rusia menjadi kelaparan.
“Rusia mengancam dunia dengan kelaparan. Mereka memblokir pasokan pangan dari Ukraina yang memainkan peran besar dalam stabilisasi pasar dunia. Puluhan juta ton gandum dari Ukraina harus sampai ke konsumen, khususnya masyarakat Indonesia,” tegas Zelensky.
Diketahui, pada tahun 2021, Ukraina telah mengekspor 19,39 juta ton gandum ke seluruh dunia, termasuk Indonesia. Nilai ekspor yang didapatkan Ukraina dari gandum tersebut mencapai US$ 4,72 miliar.
Indonesia sendiri merupakan pengimpor terbesar gandum Ukraina setelah Mesir. Pada tahun 2021, total impor gandum dari Ukraina mencapai 2,81 juta ton, atau setara dengan US$ 638 juta dolar lebih. Hal ini menjadikan Indonesia duduk di posisi pertama sebagai negara pengimpor gandum Ukraina terbesar di Asia
Meskipun sebagian besar masyarakat Indonesia makan nasi, tapi gandum juga menjadi komoditas yang paling banyak konsumennya di Indonesia. Contoh produk dari gandum yang banyak diminati masyarakat Indonesia adalah mie instan.
Sebelumnya, Jokowi telah mengatakan jika ada dua cara yang bisa ditempuh agar pasokan pangan dunia, termasuk pupuk bisa tetap aman. Pertama, dengan membantu ekspor gandum Ukraina agar tetap berjalan. Kedua, meyakinkan dunia untuk tidak mensanksi pasokan pangan dan pupuk dari Rusia.
POPULAR
RELATED ARTICLES