Share

Home Stories

Stories 18 Agustus 2025

Hujan Pecahan Meteor Bisa Mengancam Satelit

Puing-puing tabrakan meteor dapat mengancam satelit dan memicu hujan meteor yang luar biasa dahsyat. r n r n

Ilustrasi hujan meteor menghantam bulan/Osaka University Japan

Context.id, JAKARTA - Tak lama setelah para astronom mendeteksi asteroid 2024 YR4 pada 27 Desember 2024, mereka menyadari asteroid itu tidak menimbulkan ancaman bagi Bumi. 

Namun, asteroid itu masih berpotensi menghantam Bulan pada tahun 2032. Puing-puing tabrakan tersebut dapat mengancam satelit dan memicu hujan meteor yang luar biasa dahsyat.

Asteroid 2024 YR4 berdiameter sekitar 53 hingga 67 meter (174 hingga 220 kaki). Ukurannya sama dengan asteroid yang menyebabkan Peristiwa Tunguska pada tahun 1908. 

Asteroid ini memiliki peluang sekitar 4% untuk menabrak bulan pada tahun 2032 dan jika terjadi, akan membentuk kawah berdiameter sekitar 1 km. 

Ledakan tersebut setara dengan sekitar 65 megaton TNT dan menurut penelitian baru, akan mengirimkan sekitar seratus ribu ton (10⁵ kg) puing ke luar angkasa. 

Itulah masalahnya, awan puing ini dapat membahayakan satelit seperti dilaporkan Arstechnica. 

Laporan itu merujuk pada penelitian ini berjudul "Potensi Bahaya bagi Satelit Akibat Ejekta dari Dampak Bulan 2032 oleh Asteroid 2024 YR4." 

Penulisnya Paul Wiegert dari Departemen Fisika dan Astronomi dan Institut Eksplorasi Bumi dan Antariksa (IESX) di University of Western Ontario. 

Seratus juta ton memang banyak, tetapi tidak semuanya akan sampai ke Bumi. 

"Tergantung pada lokasi tumbukan aktual di bulan, sebanyak 10% material ini dapat terakumulasi ke Bumi dalam rentang waktu beberapa hari," seperti tertulis dalam makalah itu.

Mereka menetapkan pada akhir tahun 2032, jika 2024 YR4 menabrak bulan, satelit di dekat Bumi akan terkena paparan dampak meteoroid latar belakang yang setara dengan satu dekade.

"Partikel ejekta di atas ambang batas bahaya benturan (0,1 mm) bagi satelit yang dikirim langsung ke orbit Bumi rendah (LEO) dalam jangka waktu relatif pendek (beberapa hari hingga beberapa bulan) dan dapat menimbulkan bahaya bagi pesawat ruang angkasa," tulis mereka.

Para peneliti menentukan apa efek jangka pendek dari tumbukan 2024 YR4 di bulan. Mereka memperkirakan lima faktor penting, yaitu ukuran kawah, jumlah material yang terlempar ke luar angkasa.

Selain itu ada distribusi ukuran puing yang lolos, rentang lokasi dampak di bulan dan efisiensi pengiriman puing yang lolos ke ruang angkasa dekat Bumi.

Puing yang mencapai kecepatan lolos tidak akan menyebar secara merata. Fraksi yang mencapai Bumi sangat bergantung pada lokasi tumbukan.

"Karena bulan mengorbit Bumi dengan kecepatan sekitar 1 km/detik, agar material terlempar bisa cepat mencapai Bumi, objek yang menabrak harus mengenai bagian belakang bulan," tulis para penulis.

Simulasi dimulai dari koridor tumbukan bulan berdasar pada Small-Body Database dari Center for Near-Earth Object Studies (CNEOS). 

Berdasarkan variabel lintasan asteroid 2024 YR4, para penulis mensimulasikan 10.000 klon asteroid dan lintasannya. Sebanyak 410 klon menabrak bulan, kebanyakan di belahan selatan sisi depan bulan.

Para peneliti meneliti empat dari 410 klon untuk melihat berapa banyak puing yang bisa mencapai Bumi. 

Mereka menemukan kemungkinan besar 2024 YR4 akan menabrak lokasi di bulan yang dapat mengirim 10% puing tumbukan dengan cepat ke ruang angkasa dekat Bumi.

Bumi dan satelitnya menerima aliran puing secara terus menerus sebagai bagian dari lingkungan latar belakang. 

Fluks ini diukur sebagai rata-rata tahunan kira-kira 1 meteoroid dengan diameter > 100 µm, sekitar 10⁻³ meteoroid > 1 mm, dan 10⁻⁷ meteoroid > 1 cm. 

"Fluks instan bisa mencapai 10 sampai 1.000 kali fluks meteor samar latar belakang, pada ukuran yang berbahaya bagi astronot dan pesawat ruang angkasa," tulis mereka.

Menjelang 2032, jumlah satelit dan area penampang satelit di LEO diperkirakan meningkat, sehingga risiko dan potensi kerusakan pun naik.

Mereka juga menyebut walau benturan puing bisa merusak satelit, kemungkinannya kecil untuk menyebabkan kegagalan misi total.

Namun pada 2032, risiko bukan cuma untuk satelit. Keberadaan manusia atau peralatan di permukaan bulan juga bisa menghadapi bahaya besar.

"Pelemparan material dari bulan dapat menjadi ancaman serius bagi pesawat ruang angkasa yang mengorbit bulan (seperti Lunar Gateway), dan bahkan lebih berbahaya bagi operasi di permukaan bulan, karena sebagian besar massa puing akan tersebar di area luas di sana," jelas Wiegert dan tim.

Saat ini peluang 2024 YR4 menabrak bulan pada 2032 cukup rendah, sekitar 4%. Pada 2028, asteroid ini akan melewati Bumi dengan aman. 

Ini memberikan kesempatan bagi astronom untuk mengamati kembali dan memperkirakan lintasannya lebih akurat sehingga meningkatkan pemahaman terhadap risiko puing tersebut.



Penulis : Noviarizal Fernandez

Editor   : Wahyu Arifin

Stories 18 Agustus 2025

Hujan Pecahan Meteor Bisa Mengancam Satelit

Puing-puing tabrakan meteor dapat mengancam satelit dan memicu hujan meteor yang luar biasa dahsyat. r n r n

Ilustrasi hujan meteor menghantam bulan/Osaka University Japan

Context.id, JAKARTA - Tak lama setelah para astronom mendeteksi asteroid 2024 YR4 pada 27 Desember 2024, mereka menyadari asteroid itu tidak menimbulkan ancaman bagi Bumi. 

Namun, asteroid itu masih berpotensi menghantam Bulan pada tahun 2032. Puing-puing tabrakan tersebut dapat mengancam satelit dan memicu hujan meteor yang luar biasa dahsyat.

Asteroid 2024 YR4 berdiameter sekitar 53 hingga 67 meter (174 hingga 220 kaki). Ukurannya sama dengan asteroid yang menyebabkan Peristiwa Tunguska pada tahun 1908. 

Asteroid ini memiliki peluang sekitar 4% untuk menabrak bulan pada tahun 2032 dan jika terjadi, akan membentuk kawah berdiameter sekitar 1 km. 

Ledakan tersebut setara dengan sekitar 65 megaton TNT dan menurut penelitian baru, akan mengirimkan sekitar seratus ribu ton (10⁵ kg) puing ke luar angkasa. 

Itulah masalahnya, awan puing ini dapat membahayakan satelit seperti dilaporkan Arstechnica. 

Laporan itu merujuk pada penelitian ini berjudul "Potensi Bahaya bagi Satelit Akibat Ejekta dari Dampak Bulan 2032 oleh Asteroid 2024 YR4." 

Penulisnya Paul Wiegert dari Departemen Fisika dan Astronomi dan Institut Eksplorasi Bumi dan Antariksa (IESX) di University of Western Ontario. 

Seratus juta ton memang banyak, tetapi tidak semuanya akan sampai ke Bumi. 

"Tergantung pada lokasi tumbukan aktual di bulan, sebanyak 10% material ini dapat terakumulasi ke Bumi dalam rentang waktu beberapa hari," seperti tertulis dalam makalah itu.

Mereka menetapkan pada akhir tahun 2032, jika 2024 YR4 menabrak bulan, satelit di dekat Bumi akan terkena paparan dampak meteoroid latar belakang yang setara dengan satu dekade.

"Partikel ejekta di atas ambang batas bahaya benturan (0,1 mm) bagi satelit yang dikirim langsung ke orbit Bumi rendah (LEO) dalam jangka waktu relatif pendek (beberapa hari hingga beberapa bulan) dan dapat menimbulkan bahaya bagi pesawat ruang angkasa," tulis mereka.

Para peneliti menentukan apa efek jangka pendek dari tumbukan 2024 YR4 di bulan. Mereka memperkirakan lima faktor penting, yaitu ukuran kawah, jumlah material yang terlempar ke luar angkasa.

Selain itu ada distribusi ukuran puing yang lolos, rentang lokasi dampak di bulan dan efisiensi pengiriman puing yang lolos ke ruang angkasa dekat Bumi.

Puing yang mencapai kecepatan lolos tidak akan menyebar secara merata. Fraksi yang mencapai Bumi sangat bergantung pada lokasi tumbukan.

"Karena bulan mengorbit Bumi dengan kecepatan sekitar 1 km/detik, agar material terlempar bisa cepat mencapai Bumi, objek yang menabrak harus mengenai bagian belakang bulan," tulis para penulis.

Simulasi dimulai dari koridor tumbukan bulan berdasar pada Small-Body Database dari Center for Near-Earth Object Studies (CNEOS). 

Berdasarkan variabel lintasan asteroid 2024 YR4, para penulis mensimulasikan 10.000 klon asteroid dan lintasannya. Sebanyak 410 klon menabrak bulan, kebanyakan di belahan selatan sisi depan bulan.

Para peneliti meneliti empat dari 410 klon untuk melihat berapa banyak puing yang bisa mencapai Bumi. 

Mereka menemukan kemungkinan besar 2024 YR4 akan menabrak lokasi di bulan yang dapat mengirim 10% puing tumbukan dengan cepat ke ruang angkasa dekat Bumi.

Bumi dan satelitnya menerima aliran puing secara terus menerus sebagai bagian dari lingkungan latar belakang. 

Fluks ini diukur sebagai rata-rata tahunan kira-kira 1 meteoroid dengan diameter > 100 µm, sekitar 10⁻³ meteoroid > 1 mm, dan 10⁻⁷ meteoroid > 1 cm. 

"Fluks instan bisa mencapai 10 sampai 1.000 kali fluks meteor samar latar belakang, pada ukuran yang berbahaya bagi astronot dan pesawat ruang angkasa," tulis mereka.

Menjelang 2032, jumlah satelit dan area penampang satelit di LEO diperkirakan meningkat, sehingga risiko dan potensi kerusakan pun naik.

Mereka juga menyebut walau benturan puing bisa merusak satelit, kemungkinannya kecil untuk menyebabkan kegagalan misi total.

Namun pada 2032, risiko bukan cuma untuk satelit. Keberadaan manusia atau peralatan di permukaan bulan juga bisa menghadapi bahaya besar.

"Pelemparan material dari bulan dapat menjadi ancaman serius bagi pesawat ruang angkasa yang mengorbit bulan (seperti Lunar Gateway), dan bahkan lebih berbahaya bagi operasi di permukaan bulan, karena sebagian besar massa puing akan tersebar di area luas di sana," jelas Wiegert dan tim.

Saat ini peluang 2024 YR4 menabrak bulan pada 2032 cukup rendah, sekitar 4%. Pada 2028, asteroid ini akan melewati Bumi dengan aman. 

Ini memberikan kesempatan bagi astronom untuk mengamati kembali dan memperkirakan lintasannya lebih akurat sehingga meningkatkan pemahaman terhadap risiko puing tersebut.



Penulis : Noviarizal Fernandez

Editor   : Wahyu Arifin


RELATED ARTICLES

Hujan Pecahan Meteor Bisa Mengancam Satelit

Puing-puing tabrakan meteor dapat mengancam satelit dan memicu hujan meteor yang luar biasa dahsyat. r n r n

Noviarizal Fernandez . 18 August 2025

10 Kanal YouTube dengan Jumlah Pengikut Terbanyak di Dunia

Kanal dengan jumlah pengikut terbanyak di platform YouTube telah mengumpulkan jutaan pelanggan. Lalu siapa yang di urutan teratas?

Noviarizal Fernandez . 18 August 2025

Seberapa Tua Jejak Kehidupan di Bumi?

Jika karbon di Labrador bukan jejak kehidupan tertua, maka yang tertua tercatat saat ini adalah batuan Isua Greenstone Belt di Greenland

Noviarizal Fernandez . 18 August 2025

Ganja Mengandung Senyawa Langka yang Dibutuhkan Industri Farmasi

Senyawa fenolik, terutama flavonoid dibutuhkan industri farmasi karena sifat antioksidan, antiinflamasi dan antikarsinogeniknya

Noviarizal Fernandez . 18 August 2025