AS Kebut Proyek Pengayaan Uranium untuk Kebutuhan Energi AI
Kebutuhan energi untuk kecerdasan buatan (AI) memerlukan energi nuklir sebagai sumber listrik yang andal dan berkelanjutan
Context.id, JAKARTA - Paducah, Kentucky, sebuah kota kecil berpenduduk sekitar 27.000 jiwa kini kembali menjadi sorotan sebagai pusat pengembangan energi nuklir di Amerika Serikat (AS).
Dulu kota ini dikenal sebagai Atomic City, namun samar-samar tenggelam setelah fasilitas pengayaan uranium di Paducah ditutup pada 2013.
Nama Paducah kembali muncul setelah perusahaan rintisan AS, General Matter, mengumumkan rencana pembangunan fasilitas pengayaan uranium komersial pertama yang dikembangkan secara swasta di negara itu.
Berlokasi di bekas fasilitas Paducah Gaseous Diffusion Plant, proyek senilai US$1,5 miliar ini akan menciptakan sekitar 140 lapangan pekerjaan dan putaran ekonomi sekitar US$71 juta setiap tahunnya.
Proyek pengayaan uranium General Matter ini bagian dari visi energi era AI pemerintah AS.
Saat ini General Matter telah menandatangani kontrak sewa dengan Departemen Energi AS.
Di atas lahan seluas 40 hektare, General Matter akan memulai operasi pengayaan uranium sekitar tahun 2030, dengan konstruksi dimulai pada 2026.
Fasilitas ini akan menggunakan teknologi baru yang berfokus pada produksi bahan bakar nuklir untuk generasi reaktor nuklir berikutnya, termasuk digunakan dalam pengembangan AI dan industri manufaktur kritis.
Kebutuhan energi untuk kecerdasan buatan (AI) yang terus berkembang mendorong upaya untuk membangkitkan kembali energi nuklir sebagai sumber listrik yang andal dan berkelanjutan di Amerika.
Selain General Matter, ada juga Global Laser Enrichment yang mengembangkan teknologi pengayaan uranium menggunakan laser dan berencana memulai operasi pada akhir dekade ini.
Anggota Kongres AS memberikan dukungan politik dan ekonomi untuk proyek karena dinilai sebagai kunci masa depan energi dan teknologi AS.
POPULAR
RELATED ARTICLES
AS Kebut Proyek Pengayaan Uranium untuk Kebutuhan Energi AI
Kebutuhan energi untuk kecerdasan buatan (AI) memerlukan energi nuklir sebagai sumber listrik yang andal dan berkelanjutan
Context.id, JAKARTA - Paducah, Kentucky, sebuah kota kecil berpenduduk sekitar 27.000 jiwa kini kembali menjadi sorotan sebagai pusat pengembangan energi nuklir di Amerika Serikat (AS).
Dulu kota ini dikenal sebagai Atomic City, namun samar-samar tenggelam setelah fasilitas pengayaan uranium di Paducah ditutup pada 2013.
Nama Paducah kembali muncul setelah perusahaan rintisan AS, General Matter, mengumumkan rencana pembangunan fasilitas pengayaan uranium komersial pertama yang dikembangkan secara swasta di negara itu.
Berlokasi di bekas fasilitas Paducah Gaseous Diffusion Plant, proyek senilai US$1,5 miliar ini akan menciptakan sekitar 140 lapangan pekerjaan dan putaran ekonomi sekitar US$71 juta setiap tahunnya.
Proyek pengayaan uranium General Matter ini bagian dari visi energi era AI pemerintah AS.
Saat ini General Matter telah menandatangani kontrak sewa dengan Departemen Energi AS.
Di atas lahan seluas 40 hektare, General Matter akan memulai operasi pengayaan uranium sekitar tahun 2030, dengan konstruksi dimulai pada 2026.
Fasilitas ini akan menggunakan teknologi baru yang berfokus pada produksi bahan bakar nuklir untuk generasi reaktor nuklir berikutnya, termasuk digunakan dalam pengembangan AI dan industri manufaktur kritis.
Kebutuhan energi untuk kecerdasan buatan (AI) yang terus berkembang mendorong upaya untuk membangkitkan kembali energi nuklir sebagai sumber listrik yang andal dan berkelanjutan di Amerika.
Selain General Matter, ada juga Global Laser Enrichment yang mengembangkan teknologi pengayaan uranium menggunakan laser dan berencana memulai operasi pada akhir dekade ini.
Anggota Kongres AS memberikan dukungan politik dan ekonomi untuk proyek karena dinilai sebagai kunci masa depan energi dan teknologi AS.
POPULAR
RELATED ARTICLES

