Share

Home Stories

Stories 07 Agustus 2025

NASA Berencana Membangun Reaktor Nuklir di Bulan 2030

Di bulan, malam bisa berlangsung selama dua minggu bumi sehingga tenaga surya tidak selalu efektif dan energi nuklir bisa menjadi solusinya

Eksplorasi Bulan oleh tim NASA/nasa.gov

Context.id, JAKARTA - NASA, badan antariksa Amerika Serikat, sedang mempercepat rencana ambisius untuk membangun reaktor nuklir bertenaga 100 kilowatt di permukaan bulan pada tahun 2030. 

Tujuannya untuk menyediakan sumber energi yang andal dan berkelanjutan bagi misi luar angkasa berawak dan pangkalan bulan masa depan

Kenapa harus reaktor nuklir? Di bulan, malam bisa berlangsung selama dua minggu bumi, sehingga tenaga surya tidak selalu efektif. Selain itu, beberapa daerah bulan selalu dalam bayangan sehingga sulit mendapat sinar matahari. 

Melalui energi nuklir, NASA berharap dapat membuka lebih banyak area bulan untuk dijadikan basis manusia. Langkah ini juga dipicu oleh persaingan international, terutama dengan China dan Rusia. 

China berencana mengirim astronot ke bulan pada tahun 2030 dan juga membicarakan rencana membangun reaktor nuklir lunar bersama Rusia. 

Jika negara lain lebih dulu mengoperasikan reaktor di bulan, mereka bisa mengklaim zona larangan masuk yang akan menghambat aktivitas AS di bulan. 

Karena itu, NASA ingin cepat bertindak demi memenangkan perlombaan antariksa kedua

Rencana pembangunan reaktor ini akan melibatkan industri swasta yang ditargetkan mengajukan proposal sistem nuklir yang lebih kuat dari rencana sebelumnya, yang hanya 40 kilowatt. 

Model reaktor ini kemungkinan akan menggunakan bahan bakar uranium dan dapat dipasang di bawah permukaan bulan untuk melindungi awak dari radiasi

Selain di bulan, NASA juga fokus pada pengembangan energi nuklir untuk mendukung misi manusia ke Mars sebagai bagian dari rencana eksplorasi luar angkasa jangka panjang

Pesatnya perkembangan dan kemajuan teknologi antariksa membuat jarak antara ruang angkasa dengan kehidupan manusia di bumi terasa dekat. 

Namun, apakah penggunaan energi nuklir ini bakal menjadi kunci untuk membuka lebih banyak ruang bagi manusia di luar bumi atau demi ambisi kekuasaan antarnegara saja? 



Penulis : Renita Sukma

Editor   : Wahyu Arifin

Stories 07 Agustus 2025

NASA Berencana Membangun Reaktor Nuklir di Bulan 2030

Di bulan, malam bisa berlangsung selama dua minggu bumi sehingga tenaga surya tidak selalu efektif dan energi nuklir bisa menjadi solusinya

Eksplorasi Bulan oleh tim NASA/nasa.gov

Context.id, JAKARTA - NASA, badan antariksa Amerika Serikat, sedang mempercepat rencana ambisius untuk membangun reaktor nuklir bertenaga 100 kilowatt di permukaan bulan pada tahun 2030. 

Tujuannya untuk menyediakan sumber energi yang andal dan berkelanjutan bagi misi luar angkasa berawak dan pangkalan bulan masa depan

Kenapa harus reaktor nuklir? Di bulan, malam bisa berlangsung selama dua minggu bumi, sehingga tenaga surya tidak selalu efektif. Selain itu, beberapa daerah bulan selalu dalam bayangan sehingga sulit mendapat sinar matahari. 

Melalui energi nuklir, NASA berharap dapat membuka lebih banyak area bulan untuk dijadikan basis manusia. Langkah ini juga dipicu oleh persaingan international, terutama dengan China dan Rusia. 

China berencana mengirim astronot ke bulan pada tahun 2030 dan juga membicarakan rencana membangun reaktor nuklir lunar bersama Rusia. 

Jika negara lain lebih dulu mengoperasikan reaktor di bulan, mereka bisa mengklaim zona larangan masuk yang akan menghambat aktivitas AS di bulan. 

Karena itu, NASA ingin cepat bertindak demi memenangkan perlombaan antariksa kedua

Rencana pembangunan reaktor ini akan melibatkan industri swasta yang ditargetkan mengajukan proposal sistem nuklir yang lebih kuat dari rencana sebelumnya, yang hanya 40 kilowatt. 

Model reaktor ini kemungkinan akan menggunakan bahan bakar uranium dan dapat dipasang di bawah permukaan bulan untuk melindungi awak dari radiasi

Selain di bulan, NASA juga fokus pada pengembangan energi nuklir untuk mendukung misi manusia ke Mars sebagai bagian dari rencana eksplorasi luar angkasa jangka panjang

Pesatnya perkembangan dan kemajuan teknologi antariksa membuat jarak antara ruang angkasa dengan kehidupan manusia di bumi terasa dekat. 

Namun, apakah penggunaan energi nuklir ini bakal menjadi kunci untuk membuka lebih banyak ruang bagi manusia di luar bumi atau demi ambisi kekuasaan antarnegara saja? 



Penulis : Renita Sukma

Editor   : Wahyu Arifin


RELATED ARTICLES

Hitungan Prabowo Soal Uang Kasus CPO Rp13,2 Triliun, Bisa Buat Apa Saja?

Presiden Prabowo Subianto melakukan perhitungan terkait uang kasus korupsi CPO Rp13,2 triliun yang ia sebut bisa digunakan untuk membangun desa ne ...

Renita Sukma . 20 October 2025

Polemik IKN Sebagai Ibu Kota Politik, Ini Kata Kemendagri dan Pengamat

Terminologi ibu kota politik yang melekat kepada IKN dianggap rancu karena bertentangan dengan UU IKN. r n r n

Renita Sukma . 18 October 2025

Dilema Kebijakan Rokok: Penerimaan Negara Vs Kesehatan Indonesia

Menkeu Purbaya ingin menggairahkan kembali industri rokok dengan mengerem cukai, sementara menteri sebelumnya Sri Mulyani gencar menaikkan cukai d ...

Jessica Gabriela Soehandoko . 15 October 2025

Di Tengah Ketidakpastian Global, Emas Justru Terus Mengkilap

Meskipun secara historis dianggap sebagai aset lindung nilai paling aman, emas kerap ikut tertekan ketika terjadi aksi jual besar-besaran di pasar ...

Jessica Gabriela Soehandoko . 13 October 2025