Saat Orang Dewasa Ramai Bermain Roblox, Ini Alasannya
Siapa sangka, pemain Roblox didominasi orang dewasa berumur 17-24 tahun. Kira-kira apa yang membuat mereka tertarik dengan Roblox?

Context.id, JAKARTA - Roblox merupakan suatu platform yang memiliki berbagai cara untuk berinteraksi antar pengguna. Platform ini memiliki jutaan permainan dan lingkungan yang interaktif.
Menariknya, berdasarkan data Statista tahun 2024, pengguna aktif terbanyak Roblox di seluruh dunia adalah pengguna dengan rentang usia 17-24 tahun yakni sebesar 25 persen. Sedangkan data pengguna usia di bawah 9 tahun dan usia rentang 9-12 tahun sebesar 20 persen.
Angka ini memicu sebuah pertanyaan penting, apa yang membuat Roblox begitu menarik hingga berhasil didominasi oleh orang dewasa?
Wildan (22) mengaku sebagai mahasiswa semester akhir Roblox bisa menjadi hiburan baginya. Selain itu, lewat fitur interaktif Roblox ia dapat mengasah kemampuan berbahasa Inggrisnya dengan berbincang dengan pengguna lain.
“Kadang juga aku ke map internasional untuk sekadar melakukan komunikasi dengan pemain lain dari berbagai negara. Hitung-hitung ngasah skill komunikasi bahasa Inggris,” ucap Wildan.
Hal serupa dirasakan oleh Muti (20) yang sudah bermain Roblox sejak tahun 2021, ia menyukai Roblox karena platform tersebut memiliki variasi game yang banyak serta design UI/UX-nya yang bagus.
“Soalnya map atau variasi game-nya banyak jadi gak ngebosenin sih, terus juga design UI/UX map-nya tuh bagus-bagus gitu jadi aku seneng liatnya,” tutur Muti.
Ada faktor psikologis tertentu yang mempengaruhi?
Sarah Diana, Psikolog Klinis menjelaskan jika Roblox bisa menjadi salah satu cara orang dewasa untuk melepas stres.
“Betul, mungkin salah satunya cara untuk mereka untuk melepas stres, coping mechanism-nya mungkin dengan cara bermain game, terlebih di Roblox ini kan ada arena-arena yang mungkin bisa mereka jelajah, jadi meningkatkan rasa ingin tahu mereka, dan bisa melakukan interaksi dengan orang lain yg tidak mereka kenal, mungkin agar bisa bermain bebas dari identitas dirinya saat ini.” jelas Sarah.
Permainan Roblox bisa dimainkan sendiri ataupun bersama-sama dengan pemain lain. Ini didukung oleh pernyataan Wildan yang bercerita bahwa terkadang ia memilih untuk sendiri dan kadang ia memilih untuk bermain bersama teman yang lain di map gunung.
“Kondisional, ada satu waktu aku milih buat sendiri di map "[Relapse] Are you lonely?" tapi kadang juga main bareng temen di map gunung.” tutur Wildan.
Mengutip dari laman website Roblox, "[Relapse] Are you lonely?" merupakan tempat bagi mereka yang mencari ruang untuk menyendiri didampingi dengan lagu yang menenangkan. Sedangkan map gunung merupakan tempat yang bisa memacu adrenalin pengguna lewat rintangan yang tersedia di map tersebut.
Berbeda dengan Muti yang biasanya bermain Roblox bersama empat keponakannya. Keponakannya berusia mulai dari 6, 11, 15, sampai 17 tahun.
“Lebih sering main sendiri dan keponakan aku, sih. Kalo temen in real life gitu kan mereka punya kesibukan sendiri-sendiri jadi kadang susah. Tapi kalo lagi sama-sama online kita suka join satu sama lain.” jelas Muti.
Apakah dari fenomena ini ada tanda bahwa batasan antara hiburan anak-anak dan orang dewasa semakin kabur?
Sarah menuturkan bahwa fenomena tersebut menjadi tanda batasan hiburan anak-anak dan orang dewasa semakin kabur. Hal ini berdampak pada kekhawatiran orang tua terhadap keamanan anaknya yang diakibatkan oleh orang dewasa yang kurang mampu mengontrol diri atau menetapkan batasan ketika bermain game.
Namun pada Kamis (17/07) lalu, Roblox memperkenalkan fitur age estimation, yakni fitur yang memungkinkan remaja tanpa dokumen identitas untuk memverifikasi usia mereka. Bersama dengan age verification yang sudah ada, kini Roblox punya dua cara untuk memastikan pengalaman bermain sesuai usia.
Kedua fitur ini sangat penting untuk membatasi akses anak-anak ke konten dan interaksi yang tidak sesuai, sekaligus mendukung kebijakan keamanan dan privasi platform.
Lalu, bagaimana seharusnya kita menanggapi fenomena ini?
Roblox merupakan platform yang mendukung penggunanya untuk mengeksplorasi dan melakukan petualangan. Maka tak heran jika permainan ini memicu adiksi. Sarah menjelaskan bahwa dari fenomena ini penting untuk mengontrol diri dan memperhatikan sejauh mana batasan pemain dalam menggunakan platform Roblox Khususnya, bagi orang tua, dapat memfilter kembali permainan yang sekiranya baik untuk anak.
“Mungkin dia (pemain) bisa berinteraksi secara bebas tanpa judging dari orang dan lain-lain, mungkin dia (pemain) bisa berperilaku seenaknya karena tidak ditampilkan profilnya, ingin meng-explore map sampai tidak tau waktu. Karena hormon dopamin pasti menagih terus ketika kita ga main lagi, ‘mana game yang kemarin kamu mainin yang bikin nyaman itu?’ Nah saat kita ga ada kontrol diri jadinya itu mempengaruhi aktivitas, perasaan dan perilaku di dunia nyata.” ucap Sarah.
Kalau kamu suka main Roblox juga?
Penulis: Syifa Khairunnisa Zahrah
POPULAR
RELATED ARTICLES
Saat Orang Dewasa Ramai Bermain Roblox, Ini Alasannya
Siapa sangka, pemain Roblox didominasi orang dewasa berumur 17-24 tahun. Kira-kira apa yang membuat mereka tertarik dengan Roblox?

Context.id, JAKARTA - Roblox merupakan suatu platform yang memiliki berbagai cara untuk berinteraksi antar pengguna. Platform ini memiliki jutaan permainan dan lingkungan yang interaktif.
Menariknya, berdasarkan data Statista tahun 2024, pengguna aktif terbanyak Roblox di seluruh dunia adalah pengguna dengan rentang usia 17-24 tahun yakni sebesar 25 persen. Sedangkan data pengguna usia di bawah 9 tahun dan usia rentang 9-12 tahun sebesar 20 persen.
Angka ini memicu sebuah pertanyaan penting, apa yang membuat Roblox begitu menarik hingga berhasil didominasi oleh orang dewasa?
Wildan (22) mengaku sebagai mahasiswa semester akhir Roblox bisa menjadi hiburan baginya. Selain itu, lewat fitur interaktif Roblox ia dapat mengasah kemampuan berbahasa Inggrisnya dengan berbincang dengan pengguna lain.
“Kadang juga aku ke map internasional untuk sekadar melakukan komunikasi dengan pemain lain dari berbagai negara. Hitung-hitung ngasah skill komunikasi bahasa Inggris,” ucap Wildan.
Hal serupa dirasakan oleh Muti (20) yang sudah bermain Roblox sejak tahun 2021, ia menyukai Roblox karena platform tersebut memiliki variasi game yang banyak serta design UI/UX-nya yang bagus.
“Soalnya map atau variasi game-nya banyak jadi gak ngebosenin sih, terus juga design UI/UX map-nya tuh bagus-bagus gitu jadi aku seneng liatnya,” tutur Muti.
Ada faktor psikologis tertentu yang mempengaruhi?
Sarah Diana, Psikolog Klinis menjelaskan jika Roblox bisa menjadi salah satu cara orang dewasa untuk melepas stres.
“Betul, mungkin salah satunya cara untuk mereka untuk melepas stres, coping mechanism-nya mungkin dengan cara bermain game, terlebih di Roblox ini kan ada arena-arena yang mungkin bisa mereka jelajah, jadi meningkatkan rasa ingin tahu mereka, dan bisa melakukan interaksi dengan orang lain yg tidak mereka kenal, mungkin agar bisa bermain bebas dari identitas dirinya saat ini.” jelas Sarah.
Permainan Roblox bisa dimainkan sendiri ataupun bersama-sama dengan pemain lain. Ini didukung oleh pernyataan Wildan yang bercerita bahwa terkadang ia memilih untuk sendiri dan kadang ia memilih untuk bermain bersama teman yang lain di map gunung.
“Kondisional, ada satu waktu aku milih buat sendiri di map "[Relapse] Are you lonely?" tapi kadang juga main bareng temen di map gunung.” tutur Wildan.
Mengutip dari laman website Roblox, "[Relapse] Are you lonely?" merupakan tempat bagi mereka yang mencari ruang untuk menyendiri didampingi dengan lagu yang menenangkan. Sedangkan map gunung merupakan tempat yang bisa memacu adrenalin pengguna lewat rintangan yang tersedia di map tersebut.
Berbeda dengan Muti yang biasanya bermain Roblox bersama empat keponakannya. Keponakannya berusia mulai dari 6, 11, 15, sampai 17 tahun.
“Lebih sering main sendiri dan keponakan aku, sih. Kalo temen in real life gitu kan mereka punya kesibukan sendiri-sendiri jadi kadang susah. Tapi kalo lagi sama-sama online kita suka join satu sama lain.” jelas Muti.
Apakah dari fenomena ini ada tanda bahwa batasan antara hiburan anak-anak dan orang dewasa semakin kabur?
Sarah menuturkan bahwa fenomena tersebut menjadi tanda batasan hiburan anak-anak dan orang dewasa semakin kabur. Hal ini berdampak pada kekhawatiran orang tua terhadap keamanan anaknya yang diakibatkan oleh orang dewasa yang kurang mampu mengontrol diri atau menetapkan batasan ketika bermain game.
Namun pada Kamis (17/07) lalu, Roblox memperkenalkan fitur age estimation, yakni fitur yang memungkinkan remaja tanpa dokumen identitas untuk memverifikasi usia mereka. Bersama dengan age verification yang sudah ada, kini Roblox punya dua cara untuk memastikan pengalaman bermain sesuai usia.
Kedua fitur ini sangat penting untuk membatasi akses anak-anak ke konten dan interaksi yang tidak sesuai, sekaligus mendukung kebijakan keamanan dan privasi platform.
Lalu, bagaimana seharusnya kita menanggapi fenomena ini?
Roblox merupakan platform yang mendukung penggunanya untuk mengeksplorasi dan melakukan petualangan. Maka tak heran jika permainan ini memicu adiksi. Sarah menjelaskan bahwa dari fenomena ini penting untuk mengontrol diri dan memperhatikan sejauh mana batasan pemain dalam menggunakan platform Roblox Khususnya, bagi orang tua, dapat memfilter kembali permainan yang sekiranya baik untuk anak.
“Mungkin dia (pemain) bisa berinteraksi secara bebas tanpa judging dari orang dan lain-lain, mungkin dia (pemain) bisa berperilaku seenaknya karena tidak ditampilkan profilnya, ingin meng-explore map sampai tidak tau waktu. Karena hormon dopamin pasti menagih terus ketika kita ga main lagi, ‘mana game yang kemarin kamu mainin yang bikin nyaman itu?’ Nah saat kita ga ada kontrol diri jadinya itu mempengaruhi aktivitas, perasaan dan perilaku di dunia nyata.” ucap Sarah.
Kalau kamu suka main Roblox juga?
Penulis: Syifa Khairunnisa Zahrah
POPULAR
RELATED ARTICLES