Share

Home Stories

Stories 22 Juli 2025

Fiksi Sejarah Laut Bercerita Capai Cetakan ke-100

Novel Laut Bercerita karya Leila S. Chudori mencapai cetakan ke-100. Novel yang mengangkat tragedi penculikan aktivis 1998 itu dianggap sebagai bentuk perlawanan terhadap lupa

Perayaan cetak ulang ke-100 novel Laut Bercerita karya Leila S Chudori sekaligus pemutaran film pendek adaptasi novel tersebut di Plaza Indonesia, Jumat (18/7)/ Renita-Context

Context.id, JAKARTA - Novel Laut Bercerita karya Leila S. Chudori mencapai cetakan ke-100. Pencapaian ini tergolong langka di dunia penerbitan Indonesia dan biasanya hanya dialami karya-karya yang telah dianggap klasik, seperti novel-novel Pramoedya Ananta Toer.

Dirilis pertama kali pada 2017, Laut Bercerita bukan sekadar karya fiksi. Novel ini mengangkat peristiwa penculikan dan penghilangan paksa aktivis mahasiswa menjelang tumbangnya rezim Orde Baru pada 1998. Isu tersebut tetap relevan, bahkan dua dekade lebih setelah Reformasi bergulir.

Untuk menandai cetakan ke-100, novel ini kembali diterbitkan dalam edisi khusus dengan sampul baru. Bersamaan dengan itu, film pendek adaptasi novel tersebut juga diputar dalam acara khusus di XXI Plaza Senayan, Jakarta, pada 18 Juli 2025. Tiket pemutaran yang terbatas habis dalam waktu dua menit.

Film pendek ini disutradarai Pritagita Arianegara dan awalnya dibuat untuk mendukung promosi novel. Meski telah tayang sejak delapan tahun lalu, film itu tetap menarik minat penonton, bahkan mampu memenuhi dua studio bioskop dalam pemutarannya pekan lalu.

Salah satu narasumber utama dalam riset novel, Lilik H.S., yang juga aktivis dan saksi hidup era Reformasi, mengungkapkan Laut Bercerita tetap relevan dengan situasi politik saat ini. “Bagi saya, pemutaran film ini sekarang terasa lebih menyentuh, lebih nyeri. Bahasa Jawa-nya, senep,” ujarnya.

Menurut Lilik, beberapa tokoh yang dulu menjadi korban atau saksi kasus penculikan kini justru berada dalam lingkar kekuasaan, termasuk dalam pemerintahan Presiden Prabowo Subianto.

Nama Presiden Prabowo sendiri sempat disebut dalam sejumlah laporan aktivis HAM terkait peristiwa 1998, meski tidak pernah dibuktikan secara hukum.

“Memori sejarah tidak boleh dikaburkan. Anak-anak muda harus dilibatkan dalam upaya mengingat ini, dengan bahasa dan medium yang dekat dengan mereka,” kata Lilik. Ia menekankan pentingnya peran karya budaya, termasuk sastra, dalam proses memorialisasi publik.

Leila membenarkan menulis cara yang paling alami baginya untuk merawat ingatan. “Setiap orang punya cara masing-masing. Bagi saya, menulis adalah bentuk paling jujur. Saya mungkin tidak bisa membuat karya seni rupa, tapi saya bisa menulis,” ujar Leila. 



Penulis : Renita Sukma

Editor   : Wahyu Arifin

Stories 22 Juli 2025

Fiksi Sejarah Laut Bercerita Capai Cetakan ke-100

Novel Laut Bercerita karya Leila S. Chudori mencapai cetakan ke-100. Novel yang mengangkat tragedi penculikan aktivis 1998 itu dianggap sebagai bentuk perlawanan terhadap lupa

Perayaan cetak ulang ke-100 novel Laut Bercerita karya Leila S Chudori sekaligus pemutaran film pendek adaptasi novel tersebut di Plaza Indonesia, Jumat (18/7)/ Renita-Context

Context.id, JAKARTA - Novel Laut Bercerita karya Leila S. Chudori mencapai cetakan ke-100. Pencapaian ini tergolong langka di dunia penerbitan Indonesia dan biasanya hanya dialami karya-karya yang telah dianggap klasik, seperti novel-novel Pramoedya Ananta Toer.

Dirilis pertama kali pada 2017, Laut Bercerita bukan sekadar karya fiksi. Novel ini mengangkat peristiwa penculikan dan penghilangan paksa aktivis mahasiswa menjelang tumbangnya rezim Orde Baru pada 1998. Isu tersebut tetap relevan, bahkan dua dekade lebih setelah Reformasi bergulir.

Untuk menandai cetakan ke-100, novel ini kembali diterbitkan dalam edisi khusus dengan sampul baru. Bersamaan dengan itu, film pendek adaptasi novel tersebut juga diputar dalam acara khusus di XXI Plaza Senayan, Jakarta, pada 18 Juli 2025. Tiket pemutaran yang terbatas habis dalam waktu dua menit.

Film pendek ini disutradarai Pritagita Arianegara dan awalnya dibuat untuk mendukung promosi novel. Meski telah tayang sejak delapan tahun lalu, film itu tetap menarik minat penonton, bahkan mampu memenuhi dua studio bioskop dalam pemutarannya pekan lalu.

Salah satu narasumber utama dalam riset novel, Lilik H.S., yang juga aktivis dan saksi hidup era Reformasi, mengungkapkan Laut Bercerita tetap relevan dengan situasi politik saat ini. “Bagi saya, pemutaran film ini sekarang terasa lebih menyentuh, lebih nyeri. Bahasa Jawa-nya, senep,” ujarnya.

Menurut Lilik, beberapa tokoh yang dulu menjadi korban atau saksi kasus penculikan kini justru berada dalam lingkar kekuasaan, termasuk dalam pemerintahan Presiden Prabowo Subianto.

Nama Presiden Prabowo sendiri sempat disebut dalam sejumlah laporan aktivis HAM terkait peristiwa 1998, meski tidak pernah dibuktikan secara hukum.

“Memori sejarah tidak boleh dikaburkan. Anak-anak muda harus dilibatkan dalam upaya mengingat ini, dengan bahasa dan medium yang dekat dengan mereka,” kata Lilik. Ia menekankan pentingnya peran karya budaya, termasuk sastra, dalam proses memorialisasi publik.

Leila membenarkan menulis cara yang paling alami baginya untuk merawat ingatan. “Setiap orang punya cara masing-masing. Bagi saya, menulis adalah bentuk paling jujur. Saya mungkin tidak bisa membuat karya seni rupa, tapi saya bisa menulis,” ujar Leila. 



Penulis : Renita Sukma

Editor   : Wahyu Arifin


RELATED ARTICLES

Hitungan Prabowo Soal Uang Kasus CPO Rp13,2 Triliun, Bisa Buat Apa Saja?

Presiden Prabowo Subianto melakukan perhitungan terkait uang kasus korupsi CPO Rp13,2 triliun yang ia sebut bisa digunakan untuk membangun desa ne ...

Renita Sukma . 20 October 2025

Polemik IKN Sebagai Ibu Kota Politik, Ini Kata Kemendagri dan Pengamat

Terminologi ibu kota politik yang melekat kepada IKN dianggap rancu karena bertentangan dengan UU IKN. r n r n

Renita Sukma . 18 October 2025

Dilema Kebijakan Rokok: Penerimaan Negara Vs Kesehatan Indonesia

Menkeu Purbaya ingin menggairahkan kembali industri rokok dengan mengerem cukai, sementara menteri sebelumnya Sri Mulyani gencar menaikkan cukai d ...

Jessica Gabriela Soehandoko . 15 October 2025

Di Tengah Ketidakpastian Global, Emas Justru Terus Mengkilap

Meskipun secara historis dianggap sebagai aset lindung nilai paling aman, emas kerap ikut tertekan ketika terjadi aksi jual besar-besaran di pasar ...

Jessica Gabriela Soehandoko . 13 October 2025