Perang Iran-Israel Bisa Bikin Harga BBM RI Naik?
Iran yang merasa tersudut mengancam akan menutup akses Selat Hormuz. Hormuz bukan selat sembarangan. Di sinilah 20% minyak dunia melintas tiap hari
Context.id, JAKARTA - Konflik bersenjata kembali memanas di Timur Tengah, kali ini melibatkan dua kekuatan besar Iran dan Israel. Imbasnya?
Harga minyak mentah dunia langsung melonjak lebih dari 4% bahkan diperkirakan bisa tembus US$130 per barel jika Selat Hormuz ditutup.
Harga Brent dan WTI melonjak lebih dari 4% setelah Iran dan Israel jual beli serangan. Serangan udara Israel menyasar fasilitas energi Iran, termasuk South Pars dan Shahran.
Kondisi semakin memburuk setelah AS ikut campur dengan menjatuhkan bom di instalasi nuklir Iran ditambah ada dua kapal tanker juga bertabrakan di dekat Selat Hormuz.
Iran yang merasa tersudut pun mengancam akan menutup akses Selat Hormuz. Hormuz bukan selat sembarangan. Di sinilah 20% minyak dunia melintas tiap hari.
JP Morgan memperkirakan harga minyak bisa tembus US$130 per barel jika Negeri Para Mullah itu benar-benar menutup Hormuz dan memantik krisis energi dunia.
Lantas, bagaimana dampaknya ke Indonesia?
Sebagai negara net-importir minyak, tentunya Indonesia dalam posisi sulit. Pengamat Migas UGM Fahmy Radhi mengatakan jika harga minyak dunia tembus US$100, BBM subsidi akan membengkak.
Pemerintah mau tidak mau akan menaikkan harga BBM yang tentunya memicu inflasi, memperlemah rupiah dan menekan daya beli.
Namun pemerintah menyebut sampai saat ini belum ada gangguan pasokan minyak ke RI, tapi rute pelayaran sedang dimitigasi.
ESDM dorong percepatan energi terbarukan biofuel, angin, surya agar kita tidak terlalu tergantung sama minyak bumi. Produksi minyak nasional juga terus digenjot dengan mengandalkan sumur-sumur rakyat
Tapi, satu hal pasti, jika Timur Tengah terbakar, dompet dunia ikut terbakar.
POPULAR
RELATED ARTICLES
Perang Iran-Israel Bisa Bikin Harga BBM RI Naik?
Iran yang merasa tersudut mengancam akan menutup akses Selat Hormuz. Hormuz bukan selat sembarangan. Di sinilah 20% minyak dunia melintas tiap hari
Context.id, JAKARTA - Konflik bersenjata kembali memanas di Timur Tengah, kali ini melibatkan dua kekuatan besar Iran dan Israel. Imbasnya?
Harga minyak mentah dunia langsung melonjak lebih dari 4% bahkan diperkirakan bisa tembus US$130 per barel jika Selat Hormuz ditutup.
Harga Brent dan WTI melonjak lebih dari 4% setelah Iran dan Israel jual beli serangan. Serangan udara Israel menyasar fasilitas energi Iran, termasuk South Pars dan Shahran.
Kondisi semakin memburuk setelah AS ikut campur dengan menjatuhkan bom di instalasi nuklir Iran ditambah ada dua kapal tanker juga bertabrakan di dekat Selat Hormuz.
Iran yang merasa tersudut pun mengancam akan menutup akses Selat Hormuz. Hormuz bukan selat sembarangan. Di sinilah 20% minyak dunia melintas tiap hari.
JP Morgan memperkirakan harga minyak bisa tembus US$130 per barel jika Negeri Para Mullah itu benar-benar menutup Hormuz dan memantik krisis energi dunia.
Lantas, bagaimana dampaknya ke Indonesia?
Sebagai negara net-importir minyak, tentunya Indonesia dalam posisi sulit. Pengamat Migas UGM Fahmy Radhi mengatakan jika harga minyak dunia tembus US$100, BBM subsidi akan membengkak.
Pemerintah mau tidak mau akan menaikkan harga BBM yang tentunya memicu inflasi, memperlemah rupiah dan menekan daya beli.
Namun pemerintah menyebut sampai saat ini belum ada gangguan pasokan minyak ke RI, tapi rute pelayaran sedang dimitigasi.
ESDM dorong percepatan energi terbarukan biofuel, angin, surya agar kita tidak terlalu tergantung sama minyak bumi. Produksi minyak nasional juga terus digenjot dengan mengandalkan sumur-sumur rakyat
Tapi, satu hal pasti, jika Timur Tengah terbakar, dompet dunia ikut terbakar.
POPULAR
RELATED ARTICLES