Share

Home Originals

Originals 16 Juni 2025

Dari Bulan ke Asteroid, China Mengincar Langit Lebih Tinggi

Peluncuran Tianwen-2 meluncur ke antariksa membuat dunia menyaksikan babak baru dari persaingan galaksi antara negara Barat dengan China yang mewakili Timur

Ilustrasi roket milik China/Context-Puspa Larasati

Context.id, JAKARTA - China kembali menantang dominasi luar angkasa Barat. Pada 29 Mei 2025, negeri itu meluncurkan misi Tianwen-2, yang bertujuan meneliti dua objek langit sekaligus, asteroid Kamo’oalewa dan komet 311P/PANSTARRS. 

Ini adalah misi pengambilan sampel asteroid pertama bagi China langkah berani yang menandai niat untuk menyamai, bahkan melampaui, capaian Amerika Serikat, Rusia, dan Jepang.

Tianwen-2 diluncurkan dari Xichang dengan roket Long March 3B. Target awalnya, Kamo’oalewa, adalah asteroid kecil yang mengorbit dekat Bumi dan dianggap menyimpan jejak material purba dari tata surya. 

Jika berhasil, pesawat ini akan menggunakan dua metode berbeda untuk mengekstrak sampel “touch-and-go” dan “anchor and attach” kombinasi teknis yang belum pernah dicoba sekaligus dalam satu misi.

Namun Tianwen-2 tak berhenti di sana. Setelah dari asteroid, pesawat akan melanjutkan perjalanan ke komet 311P, memperluas pengalaman eksplorasi China dari sekadar pengambilan sampel menjadi observasi orbital yang mendalam.

Mengapa semua ini penting? Karena asteroid dan komet menyimpan petunjuk purba tentang asal-usul tata surya dan kemungkinan awal kehidupan.

NASA pernah menemukan asam amino di sampel asteroid Bennu, molekul pembentuk DNA yang memperkuat teori kehidupan di Bumi bisa jadi datang dari luar angkasa.

Bagi China, Tianwen-2 juga merupakan kelanjutan dari misi Chang’e-6, yang sukses membawa sampel dari sisi jauh Bulan pada 2024.

Langkah-langkah ini bukan hanya soal prestise ilmiah, tapi bagian dari ambisi strategis jangka panjang untuk menancapkan pengaruh di luar orbit.

Kini, dengan Tianwen-2 meluncur di ruang hampa antariksa, dunia menyaksikan babak baru dari persaingan galaksi. Pertanyaannya bukan lagi apakah China bisa menjelajah angkasa, melainkan seberapa jauh mereka ingin menguasainya.



Penulis : Renita Sukma

Editor   : Wahyu Arifin

Originals 16 Juni 2025

Dari Bulan ke Asteroid, China Mengincar Langit Lebih Tinggi

Peluncuran Tianwen-2 meluncur ke antariksa membuat dunia menyaksikan babak baru dari persaingan galaksi antara negara Barat dengan China yang mewakili Timur

Ilustrasi roket milik China/Context-Puspa Larasati

Context.id, JAKARTA - China kembali menantang dominasi luar angkasa Barat. Pada 29 Mei 2025, negeri itu meluncurkan misi Tianwen-2, yang bertujuan meneliti dua objek langit sekaligus, asteroid Kamo’oalewa dan komet 311P/PANSTARRS. 

Ini adalah misi pengambilan sampel asteroid pertama bagi China langkah berani yang menandai niat untuk menyamai, bahkan melampaui, capaian Amerika Serikat, Rusia, dan Jepang.

Tianwen-2 diluncurkan dari Xichang dengan roket Long March 3B. Target awalnya, Kamo’oalewa, adalah asteroid kecil yang mengorbit dekat Bumi dan dianggap menyimpan jejak material purba dari tata surya. 

Jika berhasil, pesawat ini akan menggunakan dua metode berbeda untuk mengekstrak sampel “touch-and-go” dan “anchor and attach” kombinasi teknis yang belum pernah dicoba sekaligus dalam satu misi.

Namun Tianwen-2 tak berhenti di sana. Setelah dari asteroid, pesawat akan melanjutkan perjalanan ke komet 311P, memperluas pengalaman eksplorasi China dari sekadar pengambilan sampel menjadi observasi orbital yang mendalam.

Mengapa semua ini penting? Karena asteroid dan komet menyimpan petunjuk purba tentang asal-usul tata surya dan kemungkinan awal kehidupan.

NASA pernah menemukan asam amino di sampel asteroid Bennu, molekul pembentuk DNA yang memperkuat teori kehidupan di Bumi bisa jadi datang dari luar angkasa.

Bagi China, Tianwen-2 juga merupakan kelanjutan dari misi Chang’e-6, yang sukses membawa sampel dari sisi jauh Bulan pada 2024.

Langkah-langkah ini bukan hanya soal prestise ilmiah, tapi bagian dari ambisi strategis jangka panjang untuk menancapkan pengaruh di luar orbit.

Kini, dengan Tianwen-2 meluncur di ruang hampa antariksa, dunia menyaksikan babak baru dari persaingan galaksi. Pertanyaannya bukan lagi apakah China bisa menjelajah angkasa, melainkan seberapa jauh mereka ingin menguasainya.



Penulis : Renita Sukma

Editor   : Wahyu Arifin


RELATED ARTICLES

Indonesia Berburu Pendanaan Iklim di COP30

Sejak COP21, negara-negara maju berjanji mengucurkan US100 miliar per tahun untuk membantu negara berkembang beralih ke energi bersih tapi itu han ...

David Eka . 08 August 2025

Brand Uniqlo akan Terdampak Tarif Trump, Apa Alasannya?

Brand pakaian asal Jepang, Uniqlo, mengakui kebijakan Tarif Trump yang tinggi akan berdampak besar pada operasional bisnis mereka mulai akhir tahu ...

Naufal Jauhar Nazhif . 05 August 2025

Jepang Pecahkan Rekor Internet Dunia, 1,02 Petabit per Detik

Kecepatanya memungkinkan mengunduh seluruh koleksi film di Netflix, puluhan gim berukuran besar atau jutaan lagu dalam hitungan detik

Naufal Jauhar Nazhif . 25 July 2025

Film Superman 2025 Anti Israel, Apa Benar?

Film Superman 2025 mendapat kecaman dari kelompok pro-Israel karena dianggap mempolitisasi perang Israel-Hamas/Palestina.

Naufal Jauhar Nazhif . 23 July 2025