Share

Home Stories

Stories 02 Juni 2025

Diplomasi Budaya Indonesia-Kazakhstan dalam Balutan Viscose

Diplomasi budaya Kazakhstan bersinar dalam mini fashion show dengan koleksi eksklusif desainer visioner, Aida Kaumenova.

Aida Kaumenova bersama para model Kazakhstan dalam balutan koleksi eksklusif kain Viscose/Bisnis.com-Eusebio

 

Context.id, JAKARTA - Sore yang cukup ramai di kawasan Mega Kuningan, Jakarta, mendadak terasa berbeda pada Jumat (30/5/2025). Di halaman Kedutaan Besar Kazakhstan, langkah-langkah ringan para model memecah keheningan. 

Kain-kain lembut berdesir menyapu angin, memperkenalkan sepotong kisah dari stepa luas Asia Tengah kepada publik Indonesia. Dalam sebuah mini fashion show yang intim namun penuh makna, busana karya desainer Aida Kaumenova tampil memikat. 

Gaun-gaun yang dikenakan para model bukan sekadar potongan kain berdesain apik. Di baliknya, ada jejak sejarah, jejak nomaden, dan tafsir modern atas warisan budaya Kazakhstan yang dibawa jauh ke negeri khatulistiwa.

Acara ini merupakan bagian dari diplomasi budaya yang dibangun melalui partisipasi Kazakhstan dalam Indonesia Fashion Week (IFW) 2025, sebuah ajang tahunan yang tak hanya merayakan estetika, tetapi juga menjembatani narasi antarbangsa.



"Di setiap gaun pasti ada budaya Kazakhstan kami," ujar Aida Kaumenova pelan namun mantap. Desainer senior itu tidak hanya menampilkan keindahan visual, tetapi juga menawarkan pendekatan filosofi terhadap kain, potongan hingga cara berpakaian.

Koleksi Aida kali ini mengusung inspirasi dari padang rumput Kazakhstan, luas, liar, dan tak pernah diam seperti leluhur mereka yang hidup secara nomaden. 

Tapi Aida membawa itu semua dalam balutan yang lembut dan kasual, dengan bahan ringan seperti viscose dari kulit kambing, yang diolah langsung di studionya di Almaty. Kain-kain itu jatuh ringan, mengalir seperti angin yang menyapu stepa.

"Busana ini nyaman dan bisa dipakai sehari-hari, tapi tetap sarat makna," katanya. Di balik tampilan yang sederhana, terpatri detail etnik dan warna bumi yang menghangatkan mata.

Penampilan Aida di panggung IFW 2025 bukan tanpa konteks. Ia datang sebagai duta budaya, sekaligus pelaku industri kreatif yang membawa semangat kolaborasi. 

Bersama dua tokoh penting dalam ekosistem mode Kazakhstan, Sayat Dossybayev dan Alexandr Pomukchinskyi, pendiri Kazakhstan Fashion Week, Aida ingin lebih dari sekadar memamerkan karya, ia ingin membuka dialog.

“Indonesia memiliki kekayaan budaya yang luar biasa, para desainer di sini mampu menghidupkan cerita lokal lewat fesyen. Kami ingin belajar dari itu,” kata Aida.

Tak hanya itu, menurut Duta Besar Kazakhstan untuk Indonesia, Serzhan Abdykarimov, keterlibatan dalam ajang IFW menjadi langkah strategis untuk memperkuat hubungan antarbangsa lewat jalur yang lembut, penuh estetika yakni budaya.

“Kami berharap koleksi Aida akan memicu koneksi baru antara bangsa kita,” ujarnya dalam sambutan.

Diplomasi tak melulu soal meja perundingan. Terkadang ia hadir lewat sepotong gaun yang dirancang dengan hati, sehelai kain yang memuat kisah perjalanan, atau langkah kaki model yang membawa warisan budaya ke hadapan dunia.

Dalam acara yang hanya berlangsung singkat itu, Kazakhstan berbicara kepada Indonesia. Bukan dengan bahasa resmi, tapi dengan bahasa universal berupa busana, bentuk, warna, dan cerita. Dari Jakarta, gema padang rumput Kazakhstan pun menyapa dunia.



Penulis : Helen Angelia

Editor   : Wahyu Arifin

Stories 02 Juni 2025

Diplomasi Budaya Indonesia-Kazakhstan dalam Balutan Viscose

Diplomasi budaya Kazakhstan bersinar dalam mini fashion show dengan koleksi eksklusif desainer visioner, Aida Kaumenova.

Aida Kaumenova bersama para model Kazakhstan dalam balutan koleksi eksklusif kain Viscose/Bisnis.com-Eusebio

 

Context.id, JAKARTA - Sore yang cukup ramai di kawasan Mega Kuningan, Jakarta, mendadak terasa berbeda pada Jumat (30/5/2025). Di halaman Kedutaan Besar Kazakhstan, langkah-langkah ringan para model memecah keheningan. 

Kain-kain lembut berdesir menyapu angin, memperkenalkan sepotong kisah dari stepa luas Asia Tengah kepada publik Indonesia. Dalam sebuah mini fashion show yang intim namun penuh makna, busana karya desainer Aida Kaumenova tampil memikat. 

Gaun-gaun yang dikenakan para model bukan sekadar potongan kain berdesain apik. Di baliknya, ada jejak sejarah, jejak nomaden, dan tafsir modern atas warisan budaya Kazakhstan yang dibawa jauh ke negeri khatulistiwa.

Acara ini merupakan bagian dari diplomasi budaya yang dibangun melalui partisipasi Kazakhstan dalam Indonesia Fashion Week (IFW) 2025, sebuah ajang tahunan yang tak hanya merayakan estetika, tetapi juga menjembatani narasi antarbangsa.



"Di setiap gaun pasti ada budaya Kazakhstan kami," ujar Aida Kaumenova pelan namun mantap. Desainer senior itu tidak hanya menampilkan keindahan visual, tetapi juga menawarkan pendekatan filosofi terhadap kain, potongan hingga cara berpakaian.

Koleksi Aida kali ini mengusung inspirasi dari padang rumput Kazakhstan, luas, liar, dan tak pernah diam seperti leluhur mereka yang hidup secara nomaden. 

Tapi Aida membawa itu semua dalam balutan yang lembut dan kasual, dengan bahan ringan seperti viscose dari kulit kambing, yang diolah langsung di studionya di Almaty. Kain-kain itu jatuh ringan, mengalir seperti angin yang menyapu stepa.

"Busana ini nyaman dan bisa dipakai sehari-hari, tapi tetap sarat makna," katanya. Di balik tampilan yang sederhana, terpatri detail etnik dan warna bumi yang menghangatkan mata.

Penampilan Aida di panggung IFW 2025 bukan tanpa konteks. Ia datang sebagai duta budaya, sekaligus pelaku industri kreatif yang membawa semangat kolaborasi. 

Bersama dua tokoh penting dalam ekosistem mode Kazakhstan, Sayat Dossybayev dan Alexandr Pomukchinskyi, pendiri Kazakhstan Fashion Week, Aida ingin lebih dari sekadar memamerkan karya, ia ingin membuka dialog.

“Indonesia memiliki kekayaan budaya yang luar biasa, para desainer di sini mampu menghidupkan cerita lokal lewat fesyen. Kami ingin belajar dari itu,” kata Aida.

Tak hanya itu, menurut Duta Besar Kazakhstan untuk Indonesia, Serzhan Abdykarimov, keterlibatan dalam ajang IFW menjadi langkah strategis untuk memperkuat hubungan antarbangsa lewat jalur yang lembut, penuh estetika yakni budaya.

“Kami berharap koleksi Aida akan memicu koneksi baru antara bangsa kita,” ujarnya dalam sambutan.

Diplomasi tak melulu soal meja perundingan. Terkadang ia hadir lewat sepotong gaun yang dirancang dengan hati, sehelai kain yang memuat kisah perjalanan, atau langkah kaki model yang membawa warisan budaya ke hadapan dunia.

Dalam acara yang hanya berlangsung singkat itu, Kazakhstan berbicara kepada Indonesia. Bukan dengan bahasa resmi, tapi dengan bahasa universal berupa busana, bentuk, warna, dan cerita. Dari Jakarta, gema padang rumput Kazakhstan pun menyapa dunia.



Penulis : Helen Angelia

Editor   : Wahyu Arifin


RELATED ARTICLES

Vietnam Blokir Telegram, Antara Keamanan Negara dan Sensor Digital

Pemerintah Vietnam kembali menjadi sorotan setelah memerintahkan pemblokiran Telegram yang sangat populer di negara komunis itu

Renita Sukma . 03 June 2025

Gara-gara Konklaf UMKM Roma Raih Keuntungan Besar

Peziarah dan turis habiskan dana sampai 600 Juta Euro saat berkunjung ke Roma

Noviarizal Fernandez . 03 June 2025

Berapa Banyak Energi yang Sebenarnya Digunakan AI?

Model AI berbeda dengan komputer biasa karena membutuhkan daya gigantik untuk belajar dan mengolah miliaran informasi demi menghasilkan respons cerdas

Renita Sukma . 03 June 2025

Diplomasi Budaya Indonesia-Kazakhstan dalam Balutan Viscose

Diplomasi budaya Kazakhstan bersinar dalam mini fashion show dengan koleksi eksklusif desainer visioner, Aida Kaumenova.

Helen Angelia . 02 June 2025