Share

Home Stories

Stories 20 Mei 2025

Netflix, Iklan dan Ilusi Tanpa Jeda

Netflix punya visi untuk membuat iklan tidak terlihat seperti pariwara melainkan berbaur dalam serial atau film yang sedang ditonton

Ilustrasi tayangan Netflix/Dok. Netflix

Context.id, JAKARTA - Bayangkan sedang menikmati ketegangan ala Stranger Things, lalu jeda muncul bukan dengan iklan kaku, tapi dengan sebotol minuman energi yang perlahan menyatu ke dalam atmosfer Upside Down. 

Bukan gangguan, tapi perpanjangan semesta. Begitulah visi Netflix terhadap masa depan iklan, tak terlihat seperti pariwara. 

Dalam ajang Upfront baru-baru ini, Netflix memperkenalkan format iklan baru yang mengandalkan kecerdasan buatan. Alih-alih sekadar disisipkan di tengah tayangan, iklan akan “berbaur” dengan serial atau film yang sedang ditonton. 

Gambar produk bisa muncul di layar jeda, atau sebagai overlay visual di tengah episode. Jika sebelumnya iklan terasa seperti tamu tak diundang, Netflix ingin mengubahnya menjadi bagian dari cerita.

Presiden unit periklanan Netflix, Amy Reinhard, menyebut ini sebagai awal dari lompatan besar. Memiliki 94 juta pengguna bulanan dan adanya kenaikan dua kali lipat nilai iklan dari tahun lalu Netflix punya panggung besar untuk bereksperimen. 

Konsep ini sudah dilakukan Warner Bros dan Discovery. Namun, Netflix lebih subtil alih-alih menjadikan karakter sebagai duta produk, mereka menciptakan suasana yang ‘serasi secara emosional’. Iklan bukan lagi jeda dari cerita, melainkan bagian dari narasi visual.

Masih belum jelas seberapa jauh teknologi ini akan dibawa. Apakah AI akan memilih momen iklan berdasarkan emosi penonton? Atau mungkin, suatu hari, Anda bisa membeli sweater Eleven langsung dari layar jeda Stranger Things?

Yang pasti, ini bagian dari perubahan lanskap iklan digital yang lebih dalam. Jika sebelumnya algoritma menargetkan pengguna, kini narasi itu sendiri jadi ladang penanaman pesan. 

Di masa depan, mungkin tak ada lagi jeda karena semuanya terasa seperti bagian dari cerita. Apakah ini masa depan streaming yang lebih elegan, atau manipulasi persepsi yang makin canggih? 

Netflix tak menjawab secara langsung. Tapi satu hal pasti, di era di mana perhatian adalah mata uang, membuat iklan tak terasa seperti iklan adalah investasi paling menjanjikan.



Penulis : Noviarizal Fernandez

Editor   : Wahyu Arifin

Stories 20 Mei 2025

Netflix, Iklan dan Ilusi Tanpa Jeda

Netflix punya visi untuk membuat iklan tidak terlihat seperti pariwara melainkan berbaur dalam serial atau film yang sedang ditonton

Ilustrasi tayangan Netflix/Dok. Netflix

Context.id, JAKARTA - Bayangkan sedang menikmati ketegangan ala Stranger Things, lalu jeda muncul bukan dengan iklan kaku, tapi dengan sebotol minuman energi yang perlahan menyatu ke dalam atmosfer Upside Down. 

Bukan gangguan, tapi perpanjangan semesta. Begitulah visi Netflix terhadap masa depan iklan, tak terlihat seperti pariwara. 

Dalam ajang Upfront baru-baru ini, Netflix memperkenalkan format iklan baru yang mengandalkan kecerdasan buatan. Alih-alih sekadar disisipkan di tengah tayangan, iklan akan “berbaur” dengan serial atau film yang sedang ditonton. 

Gambar produk bisa muncul di layar jeda, atau sebagai overlay visual di tengah episode. Jika sebelumnya iklan terasa seperti tamu tak diundang, Netflix ingin mengubahnya menjadi bagian dari cerita.

Presiden unit periklanan Netflix, Amy Reinhard, menyebut ini sebagai awal dari lompatan besar. Memiliki 94 juta pengguna bulanan dan adanya kenaikan dua kali lipat nilai iklan dari tahun lalu Netflix punya panggung besar untuk bereksperimen. 

Konsep ini sudah dilakukan Warner Bros dan Discovery. Namun, Netflix lebih subtil alih-alih menjadikan karakter sebagai duta produk, mereka menciptakan suasana yang ‘serasi secara emosional’. Iklan bukan lagi jeda dari cerita, melainkan bagian dari narasi visual.

Masih belum jelas seberapa jauh teknologi ini akan dibawa. Apakah AI akan memilih momen iklan berdasarkan emosi penonton? Atau mungkin, suatu hari, Anda bisa membeli sweater Eleven langsung dari layar jeda Stranger Things?

Yang pasti, ini bagian dari perubahan lanskap iklan digital yang lebih dalam. Jika sebelumnya algoritma menargetkan pengguna, kini narasi itu sendiri jadi ladang penanaman pesan. 

Di masa depan, mungkin tak ada lagi jeda karena semuanya terasa seperti bagian dari cerita. Apakah ini masa depan streaming yang lebih elegan, atau manipulasi persepsi yang makin canggih? 

Netflix tak menjawab secara langsung. Tapi satu hal pasti, di era di mana perhatian adalah mata uang, membuat iklan tak terasa seperti iklan adalah investasi paling menjanjikan.



Penulis : Noviarizal Fernandez

Editor   : Wahyu Arifin


RELATED ARTICLES

Hitungan Prabowo Soal Uang Kasus CPO Rp13,2 Triliun, Bisa Buat Apa Saja?

Presiden Prabowo Subianto melakukan perhitungan terkait uang kasus korupsi CPO Rp13,2 triliun yang ia sebut bisa digunakan untuk membangun desa ne ...

Renita Sukma . 20 October 2025

Polemik IKN Sebagai Ibu Kota Politik, Ini Kata Kemendagri dan Pengamat

Terminologi ibu kota politik yang melekat kepada IKN dianggap rancu karena bertentangan dengan UU IKN. r n r n

Renita Sukma . 18 October 2025

Dilema Kebijakan Rokok: Penerimaan Negara Vs Kesehatan Indonesia

Menkeu Purbaya ingin menggairahkan kembali industri rokok dengan mengerem cukai, sementara menteri sebelumnya Sri Mulyani gencar menaikkan cukai d ...

Jessica Gabriela Soehandoko . 15 October 2025

Di Tengah Ketidakpastian Global, Emas Justru Terus Mengkilap

Meskipun secara historis dianggap sebagai aset lindung nilai paling aman, emas kerap ikut tertekan ketika terjadi aksi jual besar-besaran di pasar ...

Jessica Gabriela Soehandoko . 13 October 2025