Share

Home Stories

Stories 28 April 2025

Cara Mudah Mengajarkan Keluarga dan Teman Keamanan Siber

Di dunia digital sekarang, penipuan online makin marak. Teman dan keluarga kita bisa jadi sasaran empuk.

Ilustrasi kejahatan siber/getimg.ai

Context.id, JAKARTA - Di balik layar ponsel dan laptop kita, dunia digital bisa terlihat tenangpadahal di dalamnya, banyak bahaya mengintai. Penipuan online, peretasan akun, pencurian data pribadi semua itu bukan sekadar kisah orang lain. 

Mungkin, teman dekat atau anggota keluarga Anda sudah pernah hampir menjadi korban. Atau bahkan sudah jadi korban, tapi malu mengakuinya.

Sebagai orang yang lebih “melek teknologi”, Anda punya peran penting: menjadi pelindung digital bagi mereka yang belum terbiasa dengan dunia keamanan siber. Kabar baiknya, Anda nggak perlu jadi “hacker baik-baik” atau insinyur TI. 

Cukup punya waktu beberapa menit untuk ngobrol dari hati ke hati. Yuk, bantu mereka tetap aman dengan delapan kalimat sederhana ini

1. Curiga itu nggak apa-apa, kok.

Ajarkan mereka untuk tidak gampang percaya, apalagi kalau ada pesan mencurigakan dari nomor asing atau minta data pribadi.

2. Apa sih risiko terburuknya?

Ajak mereka membayangkan kalau akun bank dibobol atau foto-foto pribadi hilang. Dengan begitu, mereka sadar pentingnya jaga keamanan akun.

3. Ini aplikasi pengelola password kamu yang baru.

Kenalkan aplikasi seperti Bitwarden atau 1Password biar mereka nggak pakai password yang sama terus.

4. Tolong, jangan pakai password itu lagi.

Banyak orang pakai nama hewan peliharaan atau tanggal lahir. Ajak mereka ganti dengan password acak yang lebih kuat.

5. Apa aja 10 akun paling penting kamu?

Bantu mereka amankan akun penting seperti email, mobile banking, dan media sosial. Ganti password dan simpan di password manager.

6. Kadang sistem berubah, ya.

Jelaskan bahwa tampilan aplikasi bisa berganti, tapi tujuannya tetap sama. Fokus pada tujuan, bukan langkah kaku.

7. Nggak akan dihakimi, kok.

Kalau mereka pernah tertipu, jangan salahkan. Lebih baik bantu pulihkan dan jadikan pelajaran.

8. Tenang, aku siap bantu kapan aja.

Keamanan digital itu proses, bukan sekali jadi. Ajak ngobrol rutin, terutama kalau ada kejadian baru.

Pesan kuncinya Jangan tunggu mereka jadi korban. Mulailah ngobrol soal keamanan siber hari ini, dengan bahasa yang mereka pahami.



Penulis : Context.id

Editor   : Wahyu Arifin

Stories 28 April 2025

Cara Mudah Mengajarkan Keluarga dan Teman Keamanan Siber

Di dunia digital sekarang, penipuan online makin marak. Teman dan keluarga kita bisa jadi sasaran empuk.

Ilustrasi kejahatan siber/getimg.ai

Context.id, JAKARTA - Di balik layar ponsel dan laptop kita, dunia digital bisa terlihat tenangpadahal di dalamnya, banyak bahaya mengintai. Penipuan online, peretasan akun, pencurian data pribadi semua itu bukan sekadar kisah orang lain. 

Mungkin, teman dekat atau anggota keluarga Anda sudah pernah hampir menjadi korban. Atau bahkan sudah jadi korban, tapi malu mengakuinya.

Sebagai orang yang lebih “melek teknologi”, Anda punya peran penting: menjadi pelindung digital bagi mereka yang belum terbiasa dengan dunia keamanan siber. Kabar baiknya, Anda nggak perlu jadi “hacker baik-baik” atau insinyur TI. 

Cukup punya waktu beberapa menit untuk ngobrol dari hati ke hati. Yuk, bantu mereka tetap aman dengan delapan kalimat sederhana ini

1. Curiga itu nggak apa-apa, kok.

Ajarkan mereka untuk tidak gampang percaya, apalagi kalau ada pesan mencurigakan dari nomor asing atau minta data pribadi.

2. Apa sih risiko terburuknya?

Ajak mereka membayangkan kalau akun bank dibobol atau foto-foto pribadi hilang. Dengan begitu, mereka sadar pentingnya jaga keamanan akun.

3. Ini aplikasi pengelola password kamu yang baru.

Kenalkan aplikasi seperti Bitwarden atau 1Password biar mereka nggak pakai password yang sama terus.

4. Tolong, jangan pakai password itu lagi.

Banyak orang pakai nama hewan peliharaan atau tanggal lahir. Ajak mereka ganti dengan password acak yang lebih kuat.

5. Apa aja 10 akun paling penting kamu?

Bantu mereka amankan akun penting seperti email, mobile banking, dan media sosial. Ganti password dan simpan di password manager.

6. Kadang sistem berubah, ya.

Jelaskan bahwa tampilan aplikasi bisa berganti, tapi tujuannya tetap sama. Fokus pada tujuan, bukan langkah kaku.

7. Nggak akan dihakimi, kok.

Kalau mereka pernah tertipu, jangan salahkan. Lebih baik bantu pulihkan dan jadikan pelajaran.

8. Tenang, aku siap bantu kapan aja.

Keamanan digital itu proses, bukan sekali jadi. Ajak ngobrol rutin, terutama kalau ada kejadian baru.

Pesan kuncinya Jangan tunggu mereka jadi korban. Mulailah ngobrol soal keamanan siber hari ini, dengan bahasa yang mereka pahami.



Penulis : Context.id

Editor   : Wahyu Arifin


RELATED ARTICLES

Berapa Banyak Energi yang Sebenarnya Digunakan AI?

Model AI berbeda dengan komputer biasa karena membutuhkan daya gigantik untuk belajar dan mengolah miliaran informasi demi menghasilkan respons cerdas

Renita Sukma . 03 June 2025

Diplomasi Budaya Indonesia-Kazakhstan dalam Balutan Viscose

Diplomasi budaya Kazakhstan bersinar dalam mini fashion show dengan koleksi eksklusif desainer visioner, Aida Kaumenova.

Helen Angelia . 02 June 2025

Google VEO 3, AI yang Bisa Bikin Video dari Teks

Bayangkan kamu cukup menulis cerita dan dalam hitungan menit, video sinematik pun tercipta

Renita Sukma . 30 May 2025

Dua Dekade Marjin Kiri, Bernapas di Sela-Sela Penjegalan dan Pasar Buku

Penerbit Marjin Kiri bertahan hingga usia dua puluh tahun. Bertarung melawan modal besar hingga keengganan membaca buku serius

Renita Sukma . 28 May 2025