Whistleblower Bongkar Dugaan Meta Khianati AS Demi Bisnis di China
Meta, induk Facebook pernah diam-diam bekerja sama dengan Partai Komunis China untuk bisnis pengembangan AI militer senilai US18 miliar

Context.id, JAKARTA - Mantan eksekutif Facebook, Sarah Wynn-Williams, akan bersaksi di hadapan Kongres AS bahwa Meta, induk perusahaan Facebook pernah bekerja sama diam-diam dengan Partai Komunis China (PKC) untuk mengembangkan bisnis senilai US$18 miliar di China, termasuk membantu pengembangan AI untuk kepentingan militer.
Dalam kesaksian tertulisnya, yang dikutip dari ArsTechnica, Wynn-Williams menuduh Meta membangun dan menguji alat sensor khusus yang menguntungkan pemerintah China, serta memberikan akses ke data pengguna, termasuk warga AS. Ia menyebut proyek ini sebagai "misi rahasia" yang mengkhianati nilai-nilai Amerika dan melemahkan keamanan nasional.
Ia juga menyebut sejak 2015, Meta mulai memberikan pengarahan kepada otoritas China soal teknologi mutakhir, termasuk AI yang kemudian digunakan lembaga riset militer China untuk membangun model AI berbasis Llama, sistem open-source milik Meta.
Meta membantah keras tuduhan ini. Juru bicara Meta menyebut kesaksian Wynn-Williams penuh klaim keliru dan usang. Meta juga menegaskan mereka tidak pernah berhasil beroperasi secara resmi di China.
Namun, Wynn-Williams mengklaim memiliki dokumen internal Meta sebagai bukti. Ia bersaksi meski mendapat larangan bicara dari arbitrator terkait penerbitan bukunya Careless People, yang kini masuk daftar best seller The New York Times.
Kesaksian ini terjadi di tengah meningkatnya tekanan terhadap perusahaan teknologi besar di AS terkait pengaruh mereka terhadap geopolitik, data pengguna, dan etika kecerdasan buatan.
POPULAR
RELATED ARTICLES
Whistleblower Bongkar Dugaan Meta Khianati AS Demi Bisnis di China
Meta, induk Facebook pernah diam-diam bekerja sama dengan Partai Komunis China untuk bisnis pengembangan AI militer senilai US18 miliar

Context.id, JAKARTA - Mantan eksekutif Facebook, Sarah Wynn-Williams, akan bersaksi di hadapan Kongres AS bahwa Meta, induk perusahaan Facebook pernah bekerja sama diam-diam dengan Partai Komunis China (PKC) untuk mengembangkan bisnis senilai US$18 miliar di China, termasuk membantu pengembangan AI untuk kepentingan militer.
Dalam kesaksian tertulisnya, yang dikutip dari ArsTechnica, Wynn-Williams menuduh Meta membangun dan menguji alat sensor khusus yang menguntungkan pemerintah China, serta memberikan akses ke data pengguna, termasuk warga AS. Ia menyebut proyek ini sebagai "misi rahasia" yang mengkhianati nilai-nilai Amerika dan melemahkan keamanan nasional.
Ia juga menyebut sejak 2015, Meta mulai memberikan pengarahan kepada otoritas China soal teknologi mutakhir, termasuk AI yang kemudian digunakan lembaga riset militer China untuk membangun model AI berbasis Llama, sistem open-source milik Meta.
Meta membantah keras tuduhan ini. Juru bicara Meta menyebut kesaksian Wynn-Williams penuh klaim keliru dan usang. Meta juga menegaskan mereka tidak pernah berhasil beroperasi secara resmi di China.
Namun, Wynn-Williams mengklaim memiliki dokumen internal Meta sebagai bukti. Ia bersaksi meski mendapat larangan bicara dari arbitrator terkait penerbitan bukunya Careless People, yang kini masuk daftar best seller The New York Times.
Kesaksian ini terjadi di tengah meningkatnya tekanan terhadap perusahaan teknologi besar di AS terkait pengaruh mereka terhadap geopolitik, data pengguna, dan etika kecerdasan buatan.
POPULAR
RELATED ARTICLES