Share

Home Originals

Originals 23 April 2025

Safari Xi Jinping di Asia Tenggara, Indonesia Kok Dilewati?

Tiga negara masuk dalam rutenya Xi Jinping, Vietnam, Malaysia, dan Kamboja. Satu negara yang absen, Indonesia.

Ilustrasi safari politik Xi Jinping di Asia Tenggara/Context-Puspa Larasati

Context.id, JAKARTA - Di tengah sengkarut perang dagang dengan Amerika Serikat, Presiden China Xi Jinping melakoni safari diplomatik ke Asia Tenggara. 

Tiga negara masuk dalam rutenya: Vietnam, Malaysia, dan Kamboja. Satu negara yang absen, Indonesia.

Pertanyaannya sederhana, tapi menyengat: apakah RI sudah tak lagi sepenting dulu?

Langkah Xi bukanlah kunjungan seremonial biasa. Di Vietnam, ia menandatangani 40 kesepakatan strategis mulai dari proyek kereta api lintas batas hingga penguatan kerja sama politik dan pertahanan. 

Di Malaysia, Beijing menegaskan keinginan untuk memperdalam hubungan ekonomi, khususnya dalam rangka mengurangi ketergantungan terhadap pasar Amerika. 

Di Kamboja, hubungan diplomatik diperkuat sebuah langkah wajar mengingat Phnom Penh adalah salah satu sekutu paling setia Beijing di Asia Tenggara.

Namun, mengapa Jakarta absen dalam daftar?

Ternyata, absennya Indonesia bukan karena dilupakan. Beberapa hari sebelum kunjungan itu, Xi Jinping justru menghubungi langsung Presiden Prabowo Subianto melalui panggilan telepon sebuah isyarat yang lebih simbolik dari sekadar kunjungan fisik. 

Panggilan itu dilakukan tepat saat peringatan 75 tahun hubungan diplomatik RI–China. 

Dalam percakapan tersebut, Xi menegaskan komitmen China untuk memprioritaskan kerja sama strategis dengan Indonesia, mulai dari proyek ekonomi, kerja sama multilateral, hingga stabilitas kawasan.

Meski begitu, pertanyaan tetap menggantung: mengapa komunikasi tingkat tinggi ini hanya lewat telepon?

Bagi sebagian pengamat, ini mungkin bagian dari gaya diplomasi "tenang tapi bekerja" ala Beijing. Indonesia tetap dilibatkan, tapi tanpa sorotan media. 



Penulis : Naufal Jauhar Nazhif

Editor   : Wahyu Arifin

Originals 23 April 2025

Safari Xi Jinping di Asia Tenggara, Indonesia Kok Dilewati?

Tiga negara masuk dalam rutenya Xi Jinping, Vietnam, Malaysia, dan Kamboja. Satu negara yang absen, Indonesia.

Ilustrasi safari politik Xi Jinping di Asia Tenggara/Context-Puspa Larasati

Context.id, JAKARTA - Di tengah sengkarut perang dagang dengan Amerika Serikat, Presiden China Xi Jinping melakoni safari diplomatik ke Asia Tenggara. 

Tiga negara masuk dalam rutenya: Vietnam, Malaysia, dan Kamboja. Satu negara yang absen, Indonesia.

Pertanyaannya sederhana, tapi menyengat: apakah RI sudah tak lagi sepenting dulu?

Langkah Xi bukanlah kunjungan seremonial biasa. Di Vietnam, ia menandatangani 40 kesepakatan strategis mulai dari proyek kereta api lintas batas hingga penguatan kerja sama politik dan pertahanan. 

Di Malaysia, Beijing menegaskan keinginan untuk memperdalam hubungan ekonomi, khususnya dalam rangka mengurangi ketergantungan terhadap pasar Amerika. 

Di Kamboja, hubungan diplomatik diperkuat sebuah langkah wajar mengingat Phnom Penh adalah salah satu sekutu paling setia Beijing di Asia Tenggara.

Namun, mengapa Jakarta absen dalam daftar?

Ternyata, absennya Indonesia bukan karena dilupakan. Beberapa hari sebelum kunjungan itu, Xi Jinping justru menghubungi langsung Presiden Prabowo Subianto melalui panggilan telepon sebuah isyarat yang lebih simbolik dari sekadar kunjungan fisik. 

Panggilan itu dilakukan tepat saat peringatan 75 tahun hubungan diplomatik RI–China. 

Dalam percakapan tersebut, Xi menegaskan komitmen China untuk memprioritaskan kerja sama strategis dengan Indonesia, mulai dari proyek ekonomi, kerja sama multilateral, hingga stabilitas kawasan.

Meski begitu, pertanyaan tetap menggantung: mengapa komunikasi tingkat tinggi ini hanya lewat telepon?

Bagi sebagian pengamat, ini mungkin bagian dari gaya diplomasi "tenang tapi bekerja" ala Beijing. Indonesia tetap dilibatkan, tapi tanpa sorotan media. 



Penulis : Naufal Jauhar Nazhif

Editor   : Wahyu Arifin


RELATED ARTICLES

Lifting Minyak Tersendat, Sumur Rakyat Jadi Solusi?

Pemerintah resmi mengubah pendekatan, sumur minyak rakyat yang dulu dianggap ilegal, kini justru didorong untuk legal dan berkontribusi ke produks ...

Renita Sukma . 25 June 2025

Perang Iran-Israel Bisa Bikin Harga BBM RI Naik?

Iran yang merasa tersudut mengancam akan menutup akses Selat Hormuz. Hormuz bukan selat sembarangan. Di sinilah 20% minyak dunia melintas tiap hari

Renita Sukma . 24 June 2025

Miskin Versi Bank Dunia, Benarkah 7 dari 10 Orang Indonesia Miskin?

Jika lebih dari setengah warga negara ini dianggap miskin oleh standar global, artinya sudah seberapa jauh standar hidup kita tertinggal?

Naufal Jauhar Nazhif . 20 June 2025

Kenapa Kita Kalah dari Malaysia dan Thailand Soal Wisata Medis?

Indonesia kehilangan sekitar Rp165 triliun setiap tahun hanya karena warganya memilih berobat ke luar negeri

Renita Sukma . 17 June 2025