Share

Home Stories

Stories 11 Maret 2025

Revolusi Genetika, Tes DNA Murah yang Bisa Menyelamatkan Nyawa

Bayangkan tahun 2025, hanya dengan US400 kita bisa mengetahui seluruh kode genetik dalam tubuh

Ilustrasi DNA/getimg.ai

Context.id, JAKARTA - Dua dekade lalu, teknologi soal DNA masih menjadi kemewahan seharga US$10 juta, hanya bisa diakses oleh laboratorium penelitian elite. 

Kini, semua orang bisa memiliki peta genetik pribadi, membuka jalan bagi strategi kesehatan yang lebih personal, peluang hidup lebih lama, dan kualitas hidup yang lebih baik.

Genom manusia adalah cetak biru kehidupan, terdiri dari sekitar 3 miliar pasangan basa DNA yang menentukan segala aspek tubuh kita. 

Setiap variasi kecil dalam urutan DNA dapat membawa konsekuensi besar dari warna mata hingga risiko penyakit serius. 

Berkat kemajuan teknologi sequencing, yang semakin cepat dan murah, pemahaman tentang genetika kini bukan lagi ranah para ilmuwan semata. Masyarakat umum pun bisa mengaksesnya dengan mudah.

Ditemukan oleh Anak Muda
Di tengah gelombang inovasi ini, muncullah sebuah startup berbasis di Brooklyn: Nucleus Genomics. 

Perusahaan ini didirikan oleh Kian Sadeghi, seorang anak muda yang mendalami genetika bukan sekadar karena ambisi bisnis, tetapi karena pengalaman pribadi yang menyakitkan. 

Dilansir dari laman John Hopkins University, saat masih kecil, Sadeghi kehilangan sepupunya yang baru berusia 16 tahun akibat sindrom QT panjang sebuah kelainan jantung bawaan yang jarang terdeteksi tetapi bisa berakibat fatal. 

Tragedi ini membekas dalam ingatannya dan kelak menjadi pemicu misi hidupnya: membuat data genetik lebih mudah diakses oleh semua orang.

Sadeghi bukanlah orang yang sabar menunggu kesempatan datang. Di usia 20 tahun, ia memutuskan meninggalkan studinya di University of Pennsylvania untuk membangun Nucleus Genomics dari nol. 

Baginya, waktu adalah segalanya semakin cepat orang bisa mengetahui risiko kesehatan mereka, semakin besar peluang untuk mencegah penyakit yang seharusnya bisa dihindari.

Nucleus menawarkan sesuatu yang belum pernah ada sebelumnya: analisis genom yang lengkap dengan harga yang sangat terjangkau. 

Hanya dengan biaya US$399, pelanggan bisa mengetahui berbagai informasi genetik, mulai dari risiko penyakit keturunan, kecenderungan kebotakan, hingga potensi umur panjang. 

Prosesnya pun sederhana. Pelanggan cukup mengirimkan sampel DNA melalui swab pipi, yang kemudian dianalisis oleh Illumina. 

Dalam enam minggu, mereka akan menerima laporan online yang menyajikan wawasan kesehatan berbasis DNA secara komprehensif.

Kinerja ciamik Sadeghi dan Nucleus membuatnya mendapatkan banyak investor. Belakangan seperti dilansir TechCrunch, saat ini, Nucleus sudah mengumumkan pendanaan Seri A senilai U$14 juta, sehingga total pendanaannya menjadi sekitar U$32 juta. 

Masa Depan Pengobatan
Dunia medis sedang memasuki era baru. Melalui informasi genetik di tangan, individu tidak lagi harus menunggu hingga sakit untuk bertindak. 

Tes DNA ini memungkinkan deteksi dini penyakit seperti kanker atau gangguan jantung, memberi kesempatan untuk mengambil langkah-langkah pencegahan lebih awal. 

Lebih dari itu, seiring dengan berkembangnya terapi gen, beberapa kondisi genetik bahkan bisa diperbaiki langsung dari sumbernya.

Jika memang benar-benar berhasil, perawatan medis disesuaikan dengan genetika atau di mana setiap pasangan diurutkan DNA-nya sebelum memiliki anak sehingga kita kita bisa mengetahui atau memprediksi apa yang akan diwarisi oleh seorang anak.

Namun, perubahan besar selalu datang dengan tantangan. Keakuratan prediksi risiko penyakit masih menjadi perdebatan. 

Belum lagi soal penggunaan data genetik menimbulkan kekhawatiran etis tentang privasi, tentang siapa yang memiliki hak atas informasi ini, dan apakah ada potensi penyalahgunaan.

Meski begitu, satu hal yang pasti: akses terhadap informasi genetik yang lebih luas akan mengubah cara manusia memahami tubuhnya sendiri. 



Penulis : Context.id

Editor   : Wahyu Arifin

Stories 11 Maret 2025

Revolusi Genetika, Tes DNA Murah yang Bisa Menyelamatkan Nyawa

Bayangkan tahun 2025, hanya dengan US400 kita bisa mengetahui seluruh kode genetik dalam tubuh

Ilustrasi DNA/getimg.ai

Context.id, JAKARTA - Dua dekade lalu, teknologi soal DNA masih menjadi kemewahan seharga US$10 juta, hanya bisa diakses oleh laboratorium penelitian elite. 

Kini, semua orang bisa memiliki peta genetik pribadi, membuka jalan bagi strategi kesehatan yang lebih personal, peluang hidup lebih lama, dan kualitas hidup yang lebih baik.

Genom manusia adalah cetak biru kehidupan, terdiri dari sekitar 3 miliar pasangan basa DNA yang menentukan segala aspek tubuh kita. 

Setiap variasi kecil dalam urutan DNA dapat membawa konsekuensi besar dari warna mata hingga risiko penyakit serius. 

Berkat kemajuan teknologi sequencing, yang semakin cepat dan murah, pemahaman tentang genetika kini bukan lagi ranah para ilmuwan semata. Masyarakat umum pun bisa mengaksesnya dengan mudah.

Ditemukan oleh Anak Muda
Di tengah gelombang inovasi ini, muncullah sebuah startup berbasis di Brooklyn: Nucleus Genomics. 

Perusahaan ini didirikan oleh Kian Sadeghi, seorang anak muda yang mendalami genetika bukan sekadar karena ambisi bisnis, tetapi karena pengalaman pribadi yang menyakitkan. 

Dilansir dari laman John Hopkins University, saat masih kecil, Sadeghi kehilangan sepupunya yang baru berusia 16 tahun akibat sindrom QT panjang sebuah kelainan jantung bawaan yang jarang terdeteksi tetapi bisa berakibat fatal. 

Tragedi ini membekas dalam ingatannya dan kelak menjadi pemicu misi hidupnya: membuat data genetik lebih mudah diakses oleh semua orang.

Sadeghi bukanlah orang yang sabar menunggu kesempatan datang. Di usia 20 tahun, ia memutuskan meninggalkan studinya di University of Pennsylvania untuk membangun Nucleus Genomics dari nol. 

Baginya, waktu adalah segalanya semakin cepat orang bisa mengetahui risiko kesehatan mereka, semakin besar peluang untuk mencegah penyakit yang seharusnya bisa dihindari.

Nucleus menawarkan sesuatu yang belum pernah ada sebelumnya: analisis genom yang lengkap dengan harga yang sangat terjangkau. 

Hanya dengan biaya US$399, pelanggan bisa mengetahui berbagai informasi genetik, mulai dari risiko penyakit keturunan, kecenderungan kebotakan, hingga potensi umur panjang. 

Prosesnya pun sederhana. Pelanggan cukup mengirimkan sampel DNA melalui swab pipi, yang kemudian dianalisis oleh Illumina. 

Dalam enam minggu, mereka akan menerima laporan online yang menyajikan wawasan kesehatan berbasis DNA secara komprehensif.

Kinerja ciamik Sadeghi dan Nucleus membuatnya mendapatkan banyak investor. Belakangan seperti dilansir TechCrunch, saat ini, Nucleus sudah mengumumkan pendanaan Seri A senilai U$14 juta, sehingga total pendanaannya menjadi sekitar U$32 juta. 

Masa Depan Pengobatan
Dunia medis sedang memasuki era baru. Melalui informasi genetik di tangan, individu tidak lagi harus menunggu hingga sakit untuk bertindak. 

Tes DNA ini memungkinkan deteksi dini penyakit seperti kanker atau gangguan jantung, memberi kesempatan untuk mengambil langkah-langkah pencegahan lebih awal. 

Lebih dari itu, seiring dengan berkembangnya terapi gen, beberapa kondisi genetik bahkan bisa diperbaiki langsung dari sumbernya.

Jika memang benar-benar berhasil, perawatan medis disesuaikan dengan genetika atau di mana setiap pasangan diurutkan DNA-nya sebelum memiliki anak sehingga kita kita bisa mengetahui atau memprediksi apa yang akan diwarisi oleh seorang anak.

Namun, perubahan besar selalu datang dengan tantangan. Keakuratan prediksi risiko penyakit masih menjadi perdebatan. 

Belum lagi soal penggunaan data genetik menimbulkan kekhawatiran etis tentang privasi, tentang siapa yang memiliki hak atas informasi ini, dan apakah ada potensi penyalahgunaan.

Meski begitu, satu hal yang pasti: akses terhadap informasi genetik yang lebih luas akan mengubah cara manusia memahami tubuhnya sendiri. 



Penulis : Context.id

Editor   : Wahyu Arifin


RELATED ARTICLES

Hitungan Prabowo Soal Uang Kasus CPO Rp13,2 Triliun, Bisa Buat Apa Saja?

Presiden Prabowo Subianto melakukan perhitungan terkait uang kasus korupsi CPO Rp13,2 triliun yang ia sebut bisa digunakan untuk membangun desa ne ...

Renita Sukma . 20 October 2025

Polemik IKN Sebagai Ibu Kota Politik, Ini Kata Kemendagri dan Pengamat

Terminologi ibu kota politik yang melekat kepada IKN dianggap rancu karena bertentangan dengan UU IKN. r n r n

Renita Sukma . 18 October 2025

Dilema Kebijakan Rokok: Penerimaan Negara Vs Kesehatan Indonesia

Menkeu Purbaya ingin menggairahkan kembali industri rokok dengan mengerem cukai, sementara menteri sebelumnya Sri Mulyani gencar menaikkan cukai d ...

Jessica Gabriela Soehandoko . 15 October 2025

Di Tengah Ketidakpastian Global, Emas Justru Terus Mengkilap

Meskipun secara historis dianggap sebagai aset lindung nilai paling aman, emas kerap ikut tertekan ketika terjadi aksi jual besar-besaran di pasar ...

Jessica Gabriela Soehandoko . 13 October 2025