Captain America Kembali, Tapi Mengapa Film Ini Menuai Kontroversi?
Film terbaru Marvel, Captain America Brave New World memantik polemik publik

Context.id, JAKARTA - Anthony Mackie, yang memerankan Captain America menggantikan Chris Evans, menghadapi kritik setelah pernyataan "Captain America mewakili banyak hal, dan istilah 'Amerika' seharusnya bukan salah satunya."
Meskipun pernyataan ini kemudian dia ralat, reaksi di media sosial sudah terlanjur beragam.
Film ini juga memicu kontroversi dengan kehadiran karakter Sabra, yang diperankan oleh aktris Israel Shira Haas.
Di komik, Sabra adalah agen Mossad dengan latar belakang sebagai pahlawan super Israel. Meskipun karakter ini telah mengalami perubahan dalam film, kelompok pro-Palestina menilai kehadirannya tetap bermasalah dan menyerukan boikot.
Selain itu, penggambaran Presiden AS yang diperankan oleh Harrison Ford sebagai Thaddeus Ross, yang berubah menjadi Red Hulk, juga menuai spekulasi.
Beberapa pihak menilai karakter tersebut mencerminkan situasi politik Amerika saat ini. Perdebatan semakin panas karena film ini rilis di tengah masa kepemimpinan kedua Donald Trump.
Seperti dicatat The Guardian, Marvel sendiri menghadapi tantangan berat dalam mempertahankan dominasinya di box office.
Beberapa film terakhirnya, seperti The Marvels dan Eternals, kurang berhasil menarik penonton.
Sementara itu, film seperti Deadpool & Wolverine, yang lebih ringan dan satir, tampaknya lebih disukai oleh penggemar.
Captain America: Brave New World tetap menjadi film yang dinanti, tetapi apakah elemen politiknya akan berdampak pada kesuksesannya masih harus dilihat.
Satu hal yang pasti, karakter Captain America terus menjadi refleksi dari dinamika sosial dan politik Amerika Serikat
POPULAR
RELATED ARTICLES
Captain America Kembali, Tapi Mengapa Film Ini Menuai Kontroversi?
Film terbaru Marvel, Captain America Brave New World memantik polemik publik

Context.id, JAKARTA - Anthony Mackie, yang memerankan Captain America menggantikan Chris Evans, menghadapi kritik setelah pernyataan "Captain America mewakili banyak hal, dan istilah 'Amerika' seharusnya bukan salah satunya."
Meskipun pernyataan ini kemudian dia ralat, reaksi di media sosial sudah terlanjur beragam.
Film ini juga memicu kontroversi dengan kehadiran karakter Sabra, yang diperankan oleh aktris Israel Shira Haas.
Di komik, Sabra adalah agen Mossad dengan latar belakang sebagai pahlawan super Israel. Meskipun karakter ini telah mengalami perubahan dalam film, kelompok pro-Palestina menilai kehadirannya tetap bermasalah dan menyerukan boikot.
Selain itu, penggambaran Presiden AS yang diperankan oleh Harrison Ford sebagai Thaddeus Ross, yang berubah menjadi Red Hulk, juga menuai spekulasi.
Beberapa pihak menilai karakter tersebut mencerminkan situasi politik Amerika saat ini. Perdebatan semakin panas karena film ini rilis di tengah masa kepemimpinan kedua Donald Trump.
Seperti dicatat The Guardian, Marvel sendiri menghadapi tantangan berat dalam mempertahankan dominasinya di box office.
Beberapa film terakhirnya, seperti The Marvels dan Eternals, kurang berhasil menarik penonton.
Sementara itu, film seperti Deadpool & Wolverine, yang lebih ringan dan satir, tampaknya lebih disukai oleh penggemar.
Captain America: Brave New World tetap menjadi film yang dinanti, tetapi apakah elemen politiknya akan berdampak pada kesuksesannya masih harus dilihat.
Satu hal yang pasti, karakter Captain America terus menjadi refleksi dari dinamika sosial dan politik Amerika Serikat
POPULAR
RELATED ARTICLES