Share

Home Stories

Stories 25 Februari 2025

Danantara Indonesia Siap Bersaing dengan SWF Global

Danantara berpotensi menjadi salah satu SWF terbesar di dunia dengan total kelolaan dana mencapai Rp14,7 kuadriliun

Ilustrasi kantor SWF/getimg.ai

Context.id, JAKARTA - Pemerintah Indonesia resmi meluncurkan Badan Pengelola Investasi (BPI) Danantara sebagai Sovereign Wealth Fund (SWF) nasional. 

Bakalan mengelola aset mencapai US$900 miliar atau sekitar Rp14.665 triliun, Danantara berpotensi menjadi salah satu SWF terbesar di dunia.

Sebagai perbandingan, Temasek Holdings dari Singapura mengelola portofolio senilai US$288 miliar, sementara beberapa SWF terbesar dunia seperti Public Investment Fund (PIF) Arab Saudi dan Abu Dhabi Investment Authority (ADIA) Uni Emirat Arab memiliki aset triliunan dolar. 

Diperkirakan kehadiran Danantara akan menempatkan Indonesia dalam peta kompetisi investasi global yang semakin kompetitif.

Pada tahap awal, Danantara akan mengalokasikan dana sebesar US$20 miliar atau sekitar Rp326 triliun ke dalam 20 proyek strategis nasional. 

Investasi tersebut mencakup berbagai sektor penting, seperti penghiliran sumber daya alam dan pembangunan pusat data, pengembangan kecerdasan buatan, pembangunan kilang minyak, pabrik petrokimia, produksi pangan dan protein serta energi terbarukan. 

Fokus utama dari investasi ini adalah meningkatkan nilai tambah dalam negeri, menciptakan lapangan kerja berkualitas, dan mempercepat pertumbuhan ekonomi.

Pemerintah menekankan pentingnya tata kelola yang baik, transparansi, dan integritas dalam pengelolaan Danantara. 

Kepemimpinan dalam institusi ini dipercayakan kepada para profesional berpengalaman di bidang investasi dan keuangan seperti Rosan Roeslani, Pandu Sjahrir dan Dony Oskaria. 

Harapannya mereka bisa memastikan dana yang dikelola dapat memberikan dampak positif bagi perekonomian nasional dalam jangka panjang.



Penulis : Noviarizal Fernandez

Editor   : Wahyu Arifin

Stories 25 Februari 2025

Danantara Indonesia Siap Bersaing dengan SWF Global

Danantara berpotensi menjadi salah satu SWF terbesar di dunia dengan total kelolaan dana mencapai Rp14,7 kuadriliun

Ilustrasi kantor SWF/getimg.ai

Context.id, JAKARTA - Pemerintah Indonesia resmi meluncurkan Badan Pengelola Investasi (BPI) Danantara sebagai Sovereign Wealth Fund (SWF) nasional. 

Bakalan mengelola aset mencapai US$900 miliar atau sekitar Rp14.665 triliun, Danantara berpotensi menjadi salah satu SWF terbesar di dunia.

Sebagai perbandingan, Temasek Holdings dari Singapura mengelola portofolio senilai US$288 miliar, sementara beberapa SWF terbesar dunia seperti Public Investment Fund (PIF) Arab Saudi dan Abu Dhabi Investment Authority (ADIA) Uni Emirat Arab memiliki aset triliunan dolar. 

Diperkirakan kehadiran Danantara akan menempatkan Indonesia dalam peta kompetisi investasi global yang semakin kompetitif.

Pada tahap awal, Danantara akan mengalokasikan dana sebesar US$20 miliar atau sekitar Rp326 triliun ke dalam 20 proyek strategis nasional. 

Investasi tersebut mencakup berbagai sektor penting, seperti penghiliran sumber daya alam dan pembangunan pusat data, pengembangan kecerdasan buatan, pembangunan kilang minyak, pabrik petrokimia, produksi pangan dan protein serta energi terbarukan. 

Fokus utama dari investasi ini adalah meningkatkan nilai tambah dalam negeri, menciptakan lapangan kerja berkualitas, dan mempercepat pertumbuhan ekonomi.

Pemerintah menekankan pentingnya tata kelola yang baik, transparansi, dan integritas dalam pengelolaan Danantara. 

Kepemimpinan dalam institusi ini dipercayakan kepada para profesional berpengalaman di bidang investasi dan keuangan seperti Rosan Roeslani, Pandu Sjahrir dan Dony Oskaria. 

Harapannya mereka bisa memastikan dana yang dikelola dapat memberikan dampak positif bagi perekonomian nasional dalam jangka panjang.



Penulis : Noviarizal Fernandez

Editor   : Wahyu Arifin


RELATED ARTICLES

Hitungan Prabowo Soal Uang Kasus CPO Rp13,2 Triliun, Bisa Buat Apa Saja?

Presiden Prabowo Subianto melakukan perhitungan terkait uang kasus korupsi CPO Rp13,2 triliun yang ia sebut bisa digunakan untuk membangun desa ne ...

Renita Sukma . 20 October 2025

Polemik IKN Sebagai Ibu Kota Politik, Ini Kata Kemendagri dan Pengamat

Terminologi ibu kota politik yang melekat kepada IKN dianggap rancu karena bertentangan dengan UU IKN. r n r n

Renita Sukma . 18 October 2025

Dilema Kebijakan Rokok: Penerimaan Negara Vs Kesehatan Indonesia

Menkeu Purbaya ingin menggairahkan kembali industri rokok dengan mengerem cukai, sementara menteri sebelumnya Sri Mulyani gencar menaikkan cukai d ...

Jessica Gabriela Soehandoko . 15 October 2025

Di Tengah Ketidakpastian Global, Emas Justru Terus Mengkilap

Meskipun secara historis dianggap sebagai aset lindung nilai paling aman, emas kerap ikut tertekan ketika terjadi aksi jual besar-besaran di pasar ...

Jessica Gabriela Soehandoko . 13 October 2025