Generasi Z Merasa Dokumen Resume Karier Usang, Ada Platform Digital!
Saat ini, anak muda pencari kerja lebih banyak menggunakan platform daring, bukan lagi dokumen resume karier

Context.id, JAKARTA - Sebuah survei baru menunjukkan mayoritas Generasi Z memperkirakan resume tradisional akan usang dalam beberapa tahun mendatang.
Menurut penelitian CVwizard.com, 62% pekerja muda percaya format lamaran kerja konvensional ini tidak akan lagi relevan pada tahun 2028.
Generasi Z, yang kini berusia hingga 28 tahun dan menjadi kelompok termuda di dunia kerja, telah mendorong berbagai perubahan dalam praktik perekrutan.
Mereka dikenal menuntut keseimbangan kerja-hidup yang lebih baik serta kompensasi yang lebih tinggi.
Namun, menurut laporan Newsweek, banyak manajer perekrutan mengeluhkan kurangnya kesiapan kerja dari generasi ini.
Survei dari Intelligent.com mengungkapkan enam dari sepuluh pengusaha telah memecat lulusan perguruan tinggi yang dipekerjakan pada tahun 2024.
Selain itu, satu dari tujuh pengusaha menyatakan kemungkinan untuk tidak lagi merekrut lulusan baru tahun depan, menunjukkan adanya perubahan sikap terhadap tenaga kerja muda.
Perubahan paradigma perekrutan
Saat ini, pencari kerja dari Generasi Z lebih banyak menggunakan platform daring, dengan 88% di antaranya memanfaatkan papan lowongan kerja digital dan 36% menggunakan kecerdasan buatan dalam proses lamaran mereka.
Hal ini menandai pergeseran dari metode perekrutan berbasis dokumen ke pendekatan yang lebih berbasis keterampilan dan teknologi.
Alex Beene, instruktur literasi keuangan di University of Tennessee, mengatakan resume tradisional semakin kehilangan relevansinya.
"Meningkatnya peran media sosial profesional dan platform perekrutan berbasis AI telah mengubah cara perusahaan mencari kandidat. Resume mungkin masih digunakan sebagai ringkasan karier, tetapi pengaruhnya kian berkurang," ujarnya.
Berkembangnya teknologi dan meningkatnya penggunaan kecerdasan buatan dalam proses seleksi kerja, banyak perusahaan mulai mengadopsi pendekatan yang lebih modern.
Meski resume kemungkinan tidak akan sepenuhnya hilang, fungsinya sebagai alat utama dalam perekrutan diperkirakan akan berkurang drastis.
POPULAR
RELATED ARTICLES
Generasi Z Merasa Dokumen Resume Karier Usang, Ada Platform Digital!
Saat ini, anak muda pencari kerja lebih banyak menggunakan platform daring, bukan lagi dokumen resume karier

Context.id, JAKARTA - Sebuah survei baru menunjukkan mayoritas Generasi Z memperkirakan resume tradisional akan usang dalam beberapa tahun mendatang.
Menurut penelitian CVwizard.com, 62% pekerja muda percaya format lamaran kerja konvensional ini tidak akan lagi relevan pada tahun 2028.
Generasi Z, yang kini berusia hingga 28 tahun dan menjadi kelompok termuda di dunia kerja, telah mendorong berbagai perubahan dalam praktik perekrutan.
Mereka dikenal menuntut keseimbangan kerja-hidup yang lebih baik serta kompensasi yang lebih tinggi.
Namun, menurut laporan Newsweek, banyak manajer perekrutan mengeluhkan kurangnya kesiapan kerja dari generasi ini.
Survei dari Intelligent.com mengungkapkan enam dari sepuluh pengusaha telah memecat lulusan perguruan tinggi yang dipekerjakan pada tahun 2024.
Selain itu, satu dari tujuh pengusaha menyatakan kemungkinan untuk tidak lagi merekrut lulusan baru tahun depan, menunjukkan adanya perubahan sikap terhadap tenaga kerja muda.
Perubahan paradigma perekrutan
Saat ini, pencari kerja dari Generasi Z lebih banyak menggunakan platform daring, dengan 88% di antaranya memanfaatkan papan lowongan kerja digital dan 36% menggunakan kecerdasan buatan dalam proses lamaran mereka.
Hal ini menandai pergeseran dari metode perekrutan berbasis dokumen ke pendekatan yang lebih berbasis keterampilan dan teknologi.
Alex Beene, instruktur literasi keuangan di University of Tennessee, mengatakan resume tradisional semakin kehilangan relevansinya.
"Meningkatnya peran media sosial profesional dan platform perekrutan berbasis AI telah mengubah cara perusahaan mencari kandidat. Resume mungkin masih digunakan sebagai ringkasan karier, tetapi pengaruhnya kian berkurang," ujarnya.
Berkembangnya teknologi dan meningkatnya penggunaan kecerdasan buatan dalam proses seleksi kerja, banyak perusahaan mulai mengadopsi pendekatan yang lebih modern.
Meski resume kemungkinan tidak akan sepenuhnya hilang, fungsinya sebagai alat utama dalam perekrutan diperkirakan akan berkurang drastis.
POPULAR
RELATED ARTICLES