Share

Home Stories

Stories 24 Juni 2022

Duh! Lagi-Lagi Netflix PHK Ratusan Karyawan

Netflix lagi-lagi melakukan pemutusan hubungan kerja (PHK) 300 karyawannya.

Palang perusahaan Netflix Inc. di Sunset Boulevard, Los Angeles, California, pada Senin (19/4/2021). - Bloomberg-

Context.id, JAKARTA - Netflix lagi-lagi melakukan pemutusan hubungan kerja (PHK) 300 karyawannya. Alasannya, perusahaan streaming ini sudah kehilangan pelanggannya dalam jumlah besar pada 6 bulan terakhir.

“Hari ini kami dengan sedih melepaskan sekitar 300 karyawan,” ujar juru bicara Netflix kepada Variety.

Pemotongan jumlah karyawan ini berjumlah sekitar 4% dari jumlah total karyawannya dan sebagian besar merupakan karyawan Netflix Amerika. Diketahui, ini merupakan PHK masif kedua Netflix dalam satu setengah bulan terakhir.

Pada Mei 2022, Netflix sudah lebih dulu memberhentikan 150 karyawan, puluhan kontraktor, serta pekerja paruh waktu. Alhasil, tenaga kerja Netflix yang secara global diketahui mencapai 11.000 mengalami penurunan yang cukup signifikan.

Oleh karena itu, Netflix menyatakan bahwa pihaknya sedang melakukan investasi secara signifikan agar dapat menyesuaikan diri, di tengah pertumbuhan pendapatan perusahaannya yang lambat. 

“Sementara kami terus berinvestasi secara signifikan dalam bisnis ini, kami melakukan penyesuaian ini sehingga biaya kami tumbuh sejalan dengan pertumbuhan pendapatan kami yang lambat,” ujar juru bicara Netflix lagi. 

Dilansir dari Variety, Netflix telah kehilangan hampir 70 persen dari nilai perusahaannya, sejak 200.000 pelanggan secara global pada tiga bulan pertama 2022 dan diprediksi akan mengalami 2 juta penurunan anggota lagi pada tiga bulan setelahnya.

Selain itu, saham Netflix juga anjlok hingga 3 kali lipat sejak awal tahun. Diketahui pada Januari saham Netflix diperdagangkan sejumlah US$600 per saham. Namun, pada Kamis (23/6/2022), saham Netflix sudah menyentuh angka US$180,93 per saham.

Penurunan perusahaan ini diakibatkan oleh berbagai faktor, mulai dari kekhawatiran resesi, perang di Ukraina, sejumlah besar pelanggan berbagi akun tanpa membayar lebih, serta banyaknya persaingan bisnis layanan streaming film. 

Memang pada akhir-akhir ini, terdapat sejumlah perusahan film yang mulai merambah ke jasa streaming, seperti Disney+, Comcast’s Peacock, Paramount Global, HBO Max Warner Bros. Discovery,  Iflix, Viu, dan Mola TV. 

Namun, melansir dari Variety, ternyata bukan hanya Netflix yang memberlakukan keputusan PHK ini. Melainkan Warner Bros. Discovery juga melakukan PHK baru-baru ini karena ingin mengurangi biaya dan biaya utang setelah perusahaan WarnerMedia dan Discovery melakukan merger akhir-akhir ini.



Penulis : Crysania Suhartanto

Editor   : Putri Dewi

Stories 24 Juni 2022

Duh! Lagi-Lagi Netflix PHK Ratusan Karyawan

Netflix lagi-lagi melakukan pemutusan hubungan kerja (PHK) 300 karyawannya.

Palang perusahaan Netflix Inc. di Sunset Boulevard, Los Angeles, California, pada Senin (19/4/2021). - Bloomberg-

Context.id, JAKARTA - Netflix lagi-lagi melakukan pemutusan hubungan kerja (PHK) 300 karyawannya. Alasannya, perusahaan streaming ini sudah kehilangan pelanggannya dalam jumlah besar pada 6 bulan terakhir.

“Hari ini kami dengan sedih melepaskan sekitar 300 karyawan,” ujar juru bicara Netflix kepada Variety.

Pemotongan jumlah karyawan ini berjumlah sekitar 4% dari jumlah total karyawannya dan sebagian besar merupakan karyawan Netflix Amerika. Diketahui, ini merupakan PHK masif kedua Netflix dalam satu setengah bulan terakhir.

Pada Mei 2022, Netflix sudah lebih dulu memberhentikan 150 karyawan, puluhan kontraktor, serta pekerja paruh waktu. Alhasil, tenaga kerja Netflix yang secara global diketahui mencapai 11.000 mengalami penurunan yang cukup signifikan.

Oleh karena itu, Netflix menyatakan bahwa pihaknya sedang melakukan investasi secara signifikan agar dapat menyesuaikan diri, di tengah pertumbuhan pendapatan perusahaannya yang lambat. 

“Sementara kami terus berinvestasi secara signifikan dalam bisnis ini, kami melakukan penyesuaian ini sehingga biaya kami tumbuh sejalan dengan pertumbuhan pendapatan kami yang lambat,” ujar juru bicara Netflix lagi. 

Dilansir dari Variety, Netflix telah kehilangan hampir 70 persen dari nilai perusahaannya, sejak 200.000 pelanggan secara global pada tiga bulan pertama 2022 dan diprediksi akan mengalami 2 juta penurunan anggota lagi pada tiga bulan setelahnya.

Selain itu, saham Netflix juga anjlok hingga 3 kali lipat sejak awal tahun. Diketahui pada Januari saham Netflix diperdagangkan sejumlah US$600 per saham. Namun, pada Kamis (23/6/2022), saham Netflix sudah menyentuh angka US$180,93 per saham.

Penurunan perusahaan ini diakibatkan oleh berbagai faktor, mulai dari kekhawatiran resesi, perang di Ukraina, sejumlah besar pelanggan berbagi akun tanpa membayar lebih, serta banyaknya persaingan bisnis layanan streaming film. 

Memang pada akhir-akhir ini, terdapat sejumlah perusahan film yang mulai merambah ke jasa streaming, seperti Disney+, Comcast’s Peacock, Paramount Global, HBO Max Warner Bros. Discovery,  Iflix, Viu, dan Mola TV. 

Namun, melansir dari Variety, ternyata bukan hanya Netflix yang memberlakukan keputusan PHK ini. Melainkan Warner Bros. Discovery juga melakukan PHK baru-baru ini karena ingin mengurangi biaya dan biaya utang setelah perusahaan WarnerMedia dan Discovery melakukan merger akhir-akhir ini.



Penulis : Crysania Suhartanto

Editor   : Putri Dewi


RELATED ARTICLES

Negosiasi RI-AS Mandek Tapi Vietnam Berhasil, Kok Bisa?

Menilai paket negosiasi yang ditawarkan Vietnam kepada AS secara signifikan mengurangi defisit neraca perdagangan AS

Renita Sukma . 11 July 2025

Ditekan Tarif Trump, Indonesia Bisa Perluas Pasar Tekstil ke Eropa

Di tengah tekanan tarif Trump 32%, Indonesia memiliki peluang untuk memperluas pasar ke Uni Eropa

Renita Sukma . 11 July 2025

Tarif Jadi Senjata Trump Jegal China di Panggung Global

Kebijakan ekonomi Presiden AS Donald Trump bertujuan untuk menghambat China dalam rantai pasok global

Renita Sukma . 11 July 2025

Ancaman Tarif Trump untuk 14 Negara, Indonesia Kena!

Negara-negara ini akan menghadapi tarif baru jika gagal mencapai kesepakatan dagang dengan AS sebelum batas waktu yang ditentukan

Noviarizal Fernandez . 10 July 2025