Larangan TikTok di AS, Apa Dampaknya bagi Industri dan Konten Kreator?
Larangan ini diperkirakan mengakibatkan kehilangan pendapatan hingga US1,3 miliar dalam satu bulan pertama

Context.id, Keputusan pemerintah Amerika Serikat untuk melarang TikTok mulai awal tahun ini mengundang kekhawatiran besar, terutama dari kalangan kreator, pelaku usaha kecil, dan pengusaha sektor teknologi.
Undang-Undang Melindungi Warga Amerika dari Aplikasi yang Dikendalikan Musuh Asing, yang disahkan pada April 2024, menetapkan ByteDance, perusahaan induk TikTok, harus menjual asetnya kepada pembeli yang disetujui AS sebelum 24 Januari 2025.
Jika ByteDance tidak mengikuti aturan itu, TikTok akan dilarang sepenuhnya dari toko aplikasi di negara tersebut.
Dampaknya
Harus diakui, TikTok selama ini menjadi sumber utama pendapatan bagi ribuan kreator, dengan beberapa di antaranya mengandalkan aplikasi ini untuk lebih dari 75% penghasilan mereka.
Data dari laporan Zdnet memperkirakan larangan ini dapat mengakibatkan kehilangan pendapatan hingga US$1,3 miliar hanya dalam satu bulan pertama.
Selain kreator, usaha kecil yang memanfaatkan TikTok sebagai platform pemasaran dan penjualan juga menghadapi ancaman serius.
TikTok Shop, misalnya, menjadi sumber utama transaksi dan interaksi pelanggan bagi banyak pelaku usaha kecil.
Kreator dan pengusaha harus mulai memikirkan strategi baru untuk mempertahankan audiens mereka, seperti membangun komunitas berbasis email atau SMS agar tidak bergantung sepenuhnya pada platform pihak ketiga
Meta dkk belum siap
Sementara banyak pihak melihat Meta sebagai salah satu penerima manfaat utama dari larangan TikTok, kenyataannya tidak sepenuhnya demikian.
Meskipun Meta memiliki infrastruktur besar untuk mendukung kreator dan pengiklan, pendekatannya terhadap monetisasi kreator dinilai kurang memadai dibandingkan TikTok.
Selain itu, larangan ini diperkirakan akan mengurangi efisiensi iklan digital secara keseluruhan.
TikTok selama ini menjadi salah satu platform paling efektif dalam kampanye pemasaran berbasis "discovery" atau penemuan produk baru.
Dampak pada dagang-el
Kemitraan erat antara TikTok dan Shopify menjadi salah satu aspek yang jarang dibicarakan.
TikTok Shop, yang telah berkembang pesat dengan target penjualan US$17,5 miliar di AS pada 2024, memberikan keuntungan besar bagi Shopify melalui integrasi langsung dengan toko online.
Larangan TikTok kemungkinan besar akan memukul Shopify dan para penggunanya secara signifikan.
Para pengguna disarankan untuk mulai mendiversifikasi platform yang digunakan, seperti YouTube, Meta, dan platform lain, guna mengurangi ketergantungan pada TikTok.
Keputusan untuk melarang TikTok didasarkan pada kekhawatiran keamanan nasional, termasuk risiko pengumpulan data oleh pemerintah asing.
Data ini mencakup kebiasaan belanja, preferensi pengguna, hingga informasi biometrik.
Namun, keputusan ini juga memunculkan dilema, karena dampaknya dapat dirasakan luas oleh masyarakat, mulai dari kehilangan pekerjaan hingga hambatan besar bagi sektor usaha kecil.
RELATED ARTICLES
Larangan TikTok di AS, Apa Dampaknya bagi Industri dan Konten Kreator?
Larangan ini diperkirakan mengakibatkan kehilangan pendapatan hingga US1,3 miliar dalam satu bulan pertama

Context.id, Keputusan pemerintah Amerika Serikat untuk melarang TikTok mulai awal tahun ini mengundang kekhawatiran besar, terutama dari kalangan kreator, pelaku usaha kecil, dan pengusaha sektor teknologi.
Undang-Undang Melindungi Warga Amerika dari Aplikasi yang Dikendalikan Musuh Asing, yang disahkan pada April 2024, menetapkan ByteDance, perusahaan induk TikTok, harus menjual asetnya kepada pembeli yang disetujui AS sebelum 24 Januari 2025.
Jika ByteDance tidak mengikuti aturan itu, TikTok akan dilarang sepenuhnya dari toko aplikasi di negara tersebut.
Dampaknya
Harus diakui, TikTok selama ini menjadi sumber utama pendapatan bagi ribuan kreator, dengan beberapa di antaranya mengandalkan aplikasi ini untuk lebih dari 75% penghasilan mereka.
Data dari laporan Zdnet memperkirakan larangan ini dapat mengakibatkan kehilangan pendapatan hingga US$1,3 miliar hanya dalam satu bulan pertama.
Selain kreator, usaha kecil yang memanfaatkan TikTok sebagai platform pemasaran dan penjualan juga menghadapi ancaman serius.
TikTok Shop, misalnya, menjadi sumber utama transaksi dan interaksi pelanggan bagi banyak pelaku usaha kecil.
Kreator dan pengusaha harus mulai memikirkan strategi baru untuk mempertahankan audiens mereka, seperti membangun komunitas berbasis email atau SMS agar tidak bergantung sepenuhnya pada platform pihak ketiga
Meta dkk belum siap
Sementara banyak pihak melihat Meta sebagai salah satu penerima manfaat utama dari larangan TikTok, kenyataannya tidak sepenuhnya demikian.
Meskipun Meta memiliki infrastruktur besar untuk mendukung kreator dan pengiklan, pendekatannya terhadap monetisasi kreator dinilai kurang memadai dibandingkan TikTok.
Selain itu, larangan ini diperkirakan akan mengurangi efisiensi iklan digital secara keseluruhan.
TikTok selama ini menjadi salah satu platform paling efektif dalam kampanye pemasaran berbasis "discovery" atau penemuan produk baru.
Dampak pada dagang-el
Kemitraan erat antara TikTok dan Shopify menjadi salah satu aspek yang jarang dibicarakan.
TikTok Shop, yang telah berkembang pesat dengan target penjualan US$17,5 miliar di AS pada 2024, memberikan keuntungan besar bagi Shopify melalui integrasi langsung dengan toko online.
Larangan TikTok kemungkinan besar akan memukul Shopify dan para penggunanya secara signifikan.
Para pengguna disarankan untuk mulai mendiversifikasi platform yang digunakan, seperti YouTube, Meta, dan platform lain, guna mengurangi ketergantungan pada TikTok.
Keputusan untuk melarang TikTok didasarkan pada kekhawatiran keamanan nasional, termasuk risiko pengumpulan data oleh pemerintah asing.
Data ini mencakup kebiasaan belanja, preferensi pengguna, hingga informasi biometrik.
Namun, keputusan ini juga memunculkan dilema, karena dampaknya dapat dirasakan luas oleh masyarakat, mulai dari kehilangan pekerjaan hingga hambatan besar bagi sektor usaha kecil.
POPULAR
RELATED ARTICLES