TikTok Gelontorkan Investasi Jumbo ke Thailand, Indonesia Terpinggirkan?
TikTok Shop Indonesia mencatatkan transaksi hingga Rp101,8 triliun pada 2024, menjadikannya pasar terbesar kedua di dunia setelah Amerika Serikat
Context.id, JAKARTA - Mempunyai 157,6 juta pengguna, Indonesia seharusnya menjadi magnet investasi bagi TikTok. Namun, alih-alih menanamkan modal besar di Indonesia, perusahaan asal China itu justru memilih Thailand dan Malaysia sebagai lokasi investasi utama.
ByteDance, induk usaha TikTok, hanya menginvestasikan Rp23 triliun di Indonesia untuk membeli 75,01 persen saham Tokopedia melalui kerja sama dengan GoTo.
Padahal, nilai transaksi di platform ini jauh lebih besar dibandingkan di Thailand yang hanya Rp8 triliun.
Ironisnya, investasi TikTok di Thailand justru mencapai Rp61,1 triliun, hampir tiga kali lipat lebih besar dari Indonesia. Di Malaysia, TikTok juga berinvestasi lebih besar, yakni Rp34 triliun untuk membangun pusat data.
Keputusan ini bukan tanpa alasan. Thailand dan Malaysia menawarkan berbagai insentif bagi perusahaan teknologi global, termasuk keringanan pajak dan kemudahan regulasi.
Thailand, misalnya, tengah berambisi menjadi pusat digital Asean dan telah menarik investasi dari raksasa teknologi lain seperti Google, Amazon, dan Microsoft.
Bahkan, menurut studi Deloitte, investasi perusahaan global di Thailand diperkirakan akan menyumbang US$4 miliar terhadap PDB negara itu pada 2029 dan menciptakan 14 ribu lapangan kerja setiap tahun hingga 2029.
POPULAR
RELATED ARTICLES
TikTok Gelontorkan Investasi Jumbo ke Thailand, Indonesia Terpinggirkan?
TikTok Shop Indonesia mencatatkan transaksi hingga Rp101,8 triliun pada 2024, menjadikannya pasar terbesar kedua di dunia setelah Amerika Serikat
Context.id, JAKARTA - Mempunyai 157,6 juta pengguna, Indonesia seharusnya menjadi magnet investasi bagi TikTok. Namun, alih-alih menanamkan modal besar di Indonesia, perusahaan asal China itu justru memilih Thailand dan Malaysia sebagai lokasi investasi utama.
ByteDance, induk usaha TikTok, hanya menginvestasikan Rp23 triliun di Indonesia untuk membeli 75,01 persen saham Tokopedia melalui kerja sama dengan GoTo.
Padahal, nilai transaksi di platform ini jauh lebih besar dibandingkan di Thailand yang hanya Rp8 triliun.
Ironisnya, investasi TikTok di Thailand justru mencapai Rp61,1 triliun, hampir tiga kali lipat lebih besar dari Indonesia. Di Malaysia, TikTok juga berinvestasi lebih besar, yakni Rp34 triliun untuk membangun pusat data.
Keputusan ini bukan tanpa alasan. Thailand dan Malaysia menawarkan berbagai insentif bagi perusahaan teknologi global, termasuk keringanan pajak dan kemudahan regulasi.
Thailand, misalnya, tengah berambisi menjadi pusat digital Asean dan telah menarik investasi dari raksasa teknologi lain seperti Google, Amazon, dan Microsoft.
Bahkan, menurut studi Deloitte, investasi perusahaan global di Thailand diperkirakan akan menyumbang US$4 miliar terhadap PDB negara itu pada 2029 dan menciptakan 14 ribu lapangan kerja setiap tahun hingga 2029.
POPULAR
RELATED ARTICLES