Nasehat Carl Jung: Muda Berambisi, Tua Menikmati Hidup
Jung mengibaratkan hidup seperti perjalanan matahari, ada terbit, beredar dan tenggelam
Context.id, JAKARTA - Psikolog terkenal asal Swiss, Carl Gustav Jung menulis dalam The Stages of Life (1931), “Bagi anak muda, terlalu fokus pada diri sendiri adalah bahaya sekaligus berguna. Namun bagi yang lebih tua, mencurahkan perhatian pada diri sendiri adalah tugas dan kebutuhan.”
Bagi orang-orang paruh baya, ungkapan itu sangat penting. Pasalnya banyak orang yang sudah melewati usia 35 tahun mulai menyadari kehidupan yang dibayangkan tak selalu sejalan dengan kenyataan.
Jung berpendapat, banyak dari orang di usia paruh baya menjalani hidup dengan tetap berpegang pada cara yang tak lagi relevan.
Jung mengibaratkan hidup seperti perjalanan matahari: “Kita tak bisa menjalani kehidupan sore dengan program kehidupan pagi. Apa yang dulu besar, kini mungkin kecil. Apa yang dulu benar, kini bisa menjadi dusta.”
Bagi anak muda, Jung menyarankan agar tetap berambisi dan mengejar semua cita-cita dengan kerja keras, sementara bagi orang paruh baya sudah saatnya mulai menikmati hidup tanpa obsesi mengejar pengakuan.
Mulai menikmati lebih banyak waktu bersama keluarga dan sahabat, mencoba hobi baru tanpa tekanan untuk tetap merasa unggul atau hebat, tapi nikmati hobi yang enak seperti menjahit, berenang, berkebun, melukis seadanya.
“Setelah mencurahkan cahayanya ke dunia, matahari menarik sinarnya untuk menerangi dirinya sendiri,” tulis Jung.
RELATED ARTICLES
Nasehat Carl Jung: Muda Berambisi, Tua Menikmati Hidup
Jung mengibaratkan hidup seperti perjalanan matahari, ada terbit, beredar dan tenggelam
Context.id, JAKARTA - Psikolog terkenal asal Swiss, Carl Gustav Jung menulis dalam The Stages of Life (1931), “Bagi anak muda, terlalu fokus pada diri sendiri adalah bahaya sekaligus berguna. Namun bagi yang lebih tua, mencurahkan perhatian pada diri sendiri adalah tugas dan kebutuhan.”
Bagi orang-orang paruh baya, ungkapan itu sangat penting. Pasalnya banyak orang yang sudah melewati usia 35 tahun mulai menyadari kehidupan yang dibayangkan tak selalu sejalan dengan kenyataan.
Jung berpendapat, banyak dari orang di usia paruh baya menjalani hidup dengan tetap berpegang pada cara yang tak lagi relevan.
Jung mengibaratkan hidup seperti perjalanan matahari: “Kita tak bisa menjalani kehidupan sore dengan program kehidupan pagi. Apa yang dulu besar, kini mungkin kecil. Apa yang dulu benar, kini bisa menjadi dusta.”
Bagi anak muda, Jung menyarankan agar tetap berambisi dan mengejar semua cita-cita dengan kerja keras, sementara bagi orang paruh baya sudah saatnya mulai menikmati hidup tanpa obsesi mengejar pengakuan.
Mulai menikmati lebih banyak waktu bersama keluarga dan sahabat, mencoba hobi baru tanpa tekanan untuk tetap merasa unggul atau hebat, tapi nikmati hobi yang enak seperti menjahit, berenang, berkebun, melukis seadanya.
“Setelah mencurahkan cahayanya ke dunia, matahari menarik sinarnya untuk menerangi dirinya sendiri,” tulis Jung.
POPULAR
RELATED ARTICLES