Share

Home Stories

Stories 20 Januari 2025

Memanfaatkan AI Generatif untuk Meramalkan Tren Ekonomi

AI menganalisis transkrip panggilan konferensi perusahaan dan mengelola informasi berbagai indikator ekonomi seperti PDB, produksi, pekerjaan, dan investasi

Ilustrasi AI dan prediksi ekonomi/defence.ai

Context.id, JAKARTA - Tidak ada ilmu pasti dalam peramalan bisnis. Sebagian besar perkiraan sering kali meleset jauh dari kenyataan. 

Sebagai contoh, kita mungkin ingat betapa banyaknya peringatan tentang resesi yang tidak terjadi atau bagaimana krisis lebih banyak diprediksi daripada terdeteksi pada waktunya. 

Mengutip salah satu tulisan di Harvard Business Review edisi 2022, "Perkiraan Bisnis Sangat Salah - Namun Masih Berharga," perkiraan dalam bisnis adalah latihan imajinasi, yang hampir terbukti jarang benar atau terjadi. 

"Meskipun sering salah, para pemimpin yang cerdas dapat menemukan nilai strategis dalam perkiraan-perkiraan tersebut," tulis artikel dalam jurnal itu. 

Namun, pertanyaan terpentingnya sebenarnya, di zaman yang penuh ketidakpastian ini, kelangsungan ekonomi memerlukan pemahaman yang lebih baik tentang masa depan

Profesor Keuangan di Robinson College of Business, Baozhong Yang dari Georgia State University, mengungkapkan sebagian besar masalah dalam peramalan ekonomi terletak pada biaya yang tinggi untuk melakukan survei manajerial dalam skala besar. 

“Ada begitu banyak informasi berguna yang tersedia,” kata Yang. “Tantangannya adalah bagaimana mengatur dan menyajikan informasi tersebut dalam bentuk yang dapat digunakan.”

Solusi dari AI generatif  
Yang, bersama dengan profesor Robinson Manish Jha dan Jialin Qian serta Michael Weber dari Chicago Booth dan NBER, telah mengembangkan pendekatan baru untuk peramalan ekonomi melalui teknologi kecerdasan buatan (AI)

Dalam makalah mereka yang baru dirilis, "Harnessing Generative AI for Economic Insights," mereka menunjukkan bagaimana AI dapat membantu mengatasi tantangan besar dalam peramalan ekonomi.

Mereka menggunakan AI untuk menganalisis transkrip panggilan konferensi perusahaan dan mengekstrak informasi tentang harapan manajer untuk berbagai indikator ekonomi seperti PDB, produksi, pekerjaan, dan investasi.

"Ide kami adalah mengubah panggilan konferensi menjadi data kualitatif manajerial," kata Yang. 

Melalui penggunaan teknologi yang ada, mereka bisa mengumpulkan berbagai faktor ekonomi dari dalam perusahaan.

Dari riset ini, mereka menciptakan Skor Ekonomi AI, sebuah ukuran baru yang merangkum perkiraan manajerial untuk berbagai indikator ekonomi.

Skor ini mencerminkan proyeksi untuk PDB masa depan serta faktor-faktor ekonomi lainnya, seperti produksi industri dan lapangan kerja.

Menurut penelitian ini, ekspektasi yang dihasilkan oleh AI dapat meramalkan tren ekonomi dalam berbagai sektor dan jangka waktu sehingga bisa menjadi bahan pertimbangan untuk mengambil keputusan. 

Manfaat skor ekonomi AI  
Yang menjelaskan skor ekonomi AI dapat memberikan wawasan yang berharga tentang kondisi ekonomi. Skor yang rendah menunjukkan lingkungan ekonomi yang menantang dengan pasar yang buruk, yang dapat menyulitkan perusahaan untuk beroperasi. 

Sebaliknya, skor yang tinggi mencerminkan optimisme, pertumbuhan pendapatan yang pesat, dan kinerja keuangan yang positif.

Dalam kondisi ekonomi yang buruk, perusahaan cenderung bertindak lebih hati-hati sementara saat membaik diskusi perusahaan berfokus pada topik pertumbuhan penjualan, kondisi pasar yang menguntungkan, dan kinerja bisnis yang positif.

Para peneliti mengumpulkan data dari lebih dari 120.000 panggilan konferensi yang mewakili 5.513 perusahaan unik. 

Data ini digunakan untuk menghasilkan indikator ekonomi yang dapat diterapkan pada sektor nasional maupun industri.

“Kami memiliki kekuatan prediktif,” kata Yang. “Kami hanya belum tahu bagaimana menggunakannya secara efektif.”

Inovasi lainnya adalah pemisahan data berdasarkan industri, mengingat beberapa sektor mungkin tidak mengikuti tren ekonomi yang lebih luas.

Yang memperkirakan skor ekonomi AI akan segera dapat diakses oleh masyarakat luas untuk memberikan informasi yang lebih akurat dalam, analisis pasar, simulasi kebijakan, dan penilaian risiko



Penulis : Context.id

Editor   : Wahyu Arifin

Stories 20 Januari 2025

Memanfaatkan AI Generatif untuk Meramalkan Tren Ekonomi

AI menganalisis transkrip panggilan konferensi perusahaan dan mengelola informasi berbagai indikator ekonomi seperti PDB, produksi, pekerjaan, dan investasi

Ilustrasi AI dan prediksi ekonomi/defence.ai

Context.id, JAKARTA - Tidak ada ilmu pasti dalam peramalan bisnis. Sebagian besar perkiraan sering kali meleset jauh dari kenyataan. 

Sebagai contoh, kita mungkin ingat betapa banyaknya peringatan tentang resesi yang tidak terjadi atau bagaimana krisis lebih banyak diprediksi daripada terdeteksi pada waktunya. 

Mengutip salah satu tulisan di Harvard Business Review edisi 2022, "Perkiraan Bisnis Sangat Salah - Namun Masih Berharga," perkiraan dalam bisnis adalah latihan imajinasi, yang hampir terbukti jarang benar atau terjadi. 

"Meskipun sering salah, para pemimpin yang cerdas dapat menemukan nilai strategis dalam perkiraan-perkiraan tersebut," tulis artikel dalam jurnal itu. 

Namun, pertanyaan terpentingnya sebenarnya, di zaman yang penuh ketidakpastian ini, kelangsungan ekonomi memerlukan pemahaman yang lebih baik tentang masa depan

Profesor Keuangan di Robinson College of Business, Baozhong Yang dari Georgia State University, mengungkapkan sebagian besar masalah dalam peramalan ekonomi terletak pada biaya yang tinggi untuk melakukan survei manajerial dalam skala besar. 

“Ada begitu banyak informasi berguna yang tersedia,” kata Yang. “Tantangannya adalah bagaimana mengatur dan menyajikan informasi tersebut dalam bentuk yang dapat digunakan.”

Solusi dari AI generatif  
Yang, bersama dengan profesor Robinson Manish Jha dan Jialin Qian serta Michael Weber dari Chicago Booth dan NBER, telah mengembangkan pendekatan baru untuk peramalan ekonomi melalui teknologi kecerdasan buatan (AI)

Dalam makalah mereka yang baru dirilis, "Harnessing Generative AI for Economic Insights," mereka menunjukkan bagaimana AI dapat membantu mengatasi tantangan besar dalam peramalan ekonomi.

Mereka menggunakan AI untuk menganalisis transkrip panggilan konferensi perusahaan dan mengekstrak informasi tentang harapan manajer untuk berbagai indikator ekonomi seperti PDB, produksi, pekerjaan, dan investasi.

"Ide kami adalah mengubah panggilan konferensi menjadi data kualitatif manajerial," kata Yang. 

Melalui penggunaan teknologi yang ada, mereka bisa mengumpulkan berbagai faktor ekonomi dari dalam perusahaan.

Dari riset ini, mereka menciptakan Skor Ekonomi AI, sebuah ukuran baru yang merangkum perkiraan manajerial untuk berbagai indikator ekonomi.

Skor ini mencerminkan proyeksi untuk PDB masa depan serta faktor-faktor ekonomi lainnya, seperti produksi industri dan lapangan kerja.

Menurut penelitian ini, ekspektasi yang dihasilkan oleh AI dapat meramalkan tren ekonomi dalam berbagai sektor dan jangka waktu sehingga bisa menjadi bahan pertimbangan untuk mengambil keputusan. 

Manfaat skor ekonomi AI  
Yang menjelaskan skor ekonomi AI dapat memberikan wawasan yang berharga tentang kondisi ekonomi. Skor yang rendah menunjukkan lingkungan ekonomi yang menantang dengan pasar yang buruk, yang dapat menyulitkan perusahaan untuk beroperasi. 

Sebaliknya, skor yang tinggi mencerminkan optimisme, pertumbuhan pendapatan yang pesat, dan kinerja keuangan yang positif.

Dalam kondisi ekonomi yang buruk, perusahaan cenderung bertindak lebih hati-hati sementara saat membaik diskusi perusahaan berfokus pada topik pertumbuhan penjualan, kondisi pasar yang menguntungkan, dan kinerja bisnis yang positif.

Para peneliti mengumpulkan data dari lebih dari 120.000 panggilan konferensi yang mewakili 5.513 perusahaan unik. 

Data ini digunakan untuk menghasilkan indikator ekonomi yang dapat diterapkan pada sektor nasional maupun industri.

“Kami memiliki kekuatan prediktif,” kata Yang. “Kami hanya belum tahu bagaimana menggunakannya secara efektif.”

Inovasi lainnya adalah pemisahan data berdasarkan industri, mengingat beberapa sektor mungkin tidak mengikuti tren ekonomi yang lebih luas.

Yang memperkirakan skor ekonomi AI akan segera dapat diakses oleh masyarakat luas untuk memberikan informasi yang lebih akurat dalam, analisis pasar, simulasi kebijakan, dan penilaian risiko



Penulis : Context.id

Editor   : Wahyu Arifin


RELATED ARTICLES

Bukan Cuma Kafe, di Blok M Juga Ada Koperasi Kelurahan Merah Putih

Koperasi Kelurahan Merah Putih (KKMP) Melawai di Blok M Hub, Jakarta Selatan merupakan Koperasi Merah Putih tingkat kelurahan pertama di Indonesia

Renita Sukma . 26 August 2025

TikTok Rilis Fitur Kampus, Mirip Facebook Versi Awal

Survei Pew Research Center pada 2024 menemukan enam dari sepuluh remaja di AS mengaku rutin menggunakan TikTok dan fitur ini bisa menggaet lebih ...

Jessica Gabriela Soehandoko . 26 August 2025

Bubur Ayam Indonesia Dinobatkan sebagai Bubur Terenak di Dunia!

TasteAtlas menempatkan bubur ayam Indonesia sebagai bubur terenak dunia mengungguli Arroz Caldo dari Filipina serta Chè ba màu, bubur khas Vietn ...

Jessica Gabriela Soehandoko . 26 August 2025

Menang di WTO, Mendag Dorong Uni Eropa Cabut Bea Imbalan Biodiesel

Pemerintah Indonesia mendesak Uni Eropa agar segera menghapus bea masuk imbalan atas impor produk biodiesel RI setelah terbitnya keputusan WTO

Renita Sukma . 25 August 2025