Share

Stories 31 Desember 2024

Gelar Sarjana Menjamin Bakal Terserap Dunia Kerja?

Seringkali dunia kerja mengutamakan gelar sarjana di atas keterampilan praktis atau pengalaman langsung

Toga sarjana/Florida National University

Context.id, JAKARTA - Sudah terlalu lama, pendidikan tinggi empat tahun alias sarjana dianggap sebagai satu-satunya jalur menuju kesuksesan. 

Pandangan ini telah mengakar dalam budaya Amerika, Eropa dan juga Indonesia yang pada akhirnya memengaruhi pasar kerja. 

Seringkali dunia kerja mengutamakan gelar sarjana di atas keterampilan praktis atau pengalaman langsung. Tetapi apakah gelar benar-benar cukup?

Realitasnya, hanya 40% tenaga kerja di Amerika yang kuliah dan memiliki gelar sarjana, sementara 75% pekerjaan baru mengharuskan kandidat memilikinya. 

Ketidakseimbangan ini tidak hanya menciptakan celah dalam pasar tenaga kerja, tetapi juga meninggalkan jutaan pekerja berbakat tanpa kesempatan yang adil.

Bidang musik adalah salah satu contoh nyata. Banyak lulusan jurusan musik menghabiskan waktu bertahun-tahun mempelajari teori dan sejarah, namun begitu memasuki dunia kerja, mereka menemukan industri lebih menghargai pengalaman langsung daripada pendidikan formal. 

Kurikulum tradisional sering kali tidak membekali mereka dengan pemahaman tentang mekanisme dunia musik modern, seperti distributor, label, dan manajer artis.

"Sebagai lulusan musik, gelar bukan tiket utama masuk ke industri ini, melainkan Koneksi, keterampilan praktis, dan pengalaman nyata adalah mata uang sejati di industri ini,” ujar Tor Hermansen, salah satu pendiri Los Angeles Academy for Artists and Music Production (LAAMP) seperti dikutip Newsweek. 

Di LAAMP, pendekatan yang berbeda diambil: pembelajaran berbasis pengalaman. Peserta program diajarkan langsung oleh para profesional musik seperti Ne-Yo dan Diplo, sambil membangun portofolio yang relevan dengan kebutuhan industri. 

Hasilnya berbicara sendiri: lulusan program ini telah bekerja dengan artis besar seperti Lady Gaga dan John Legend, dengan karya mereka meraih ratusan juta stream di platform seperti Spotify.

Namun, isu ini tidak hanya terjadi di bidang musik. Banyak industri lain menghadapi masalah serupa. Dalam dunia kerja yang terus berubah, paradigma yang mengutamakan gelar sarjana semakin dipertanyakan.

Masa depan bukan tentang meninggalkan pendidikan tinggi, tetapi menciptakan jalur yang lebih inklusif dan relevan. 

Sementara di Indonesia, banyak sarjana yang pada akhirnya juga tidak terserap di dunia kerja. Berdasarkan BPS (Badan Pusat Statistik) pada Agustus 2023, total Angkatan Kerja Indonesia sekitar 142 juta orang. 

Angkatan kerja ini terdiri dari orang-orang yang bekerja (pekerja aktif) dan yang menganggur (pengangguran).

Menurut data BPS 2023, sekitar 20-22% dari total angkatan kerja Indonesia adalah lulusan sarjana (S1 dan lebih tinggi). Jika kita ambil 20% dari 142 juta angkatan kerja artinya sebanyak 28,4 juta orang

Lalu jika BPS mencatat hingga Agustus 2023 pengangguran terdidik alias lulusan sarjana mencapai 7%-8% artinya jumlah pengangguran sarjana di Indonesia pada 2023 diperkirakan antara 1,98 juta hingga 2,27 juta orang. 



Penulis : Context.id

Editor   : Wahyu Arifin

Stories 31 Desember 2024

Gelar Sarjana Menjamin Bakal Terserap Dunia Kerja?

Seringkali dunia kerja mengutamakan gelar sarjana di atas keterampilan praktis atau pengalaman langsung

Toga sarjana/Florida National University

Context.id, JAKARTA - Sudah terlalu lama, pendidikan tinggi empat tahun alias sarjana dianggap sebagai satu-satunya jalur menuju kesuksesan. 

Pandangan ini telah mengakar dalam budaya Amerika, Eropa dan juga Indonesia yang pada akhirnya memengaruhi pasar kerja. 

Seringkali dunia kerja mengutamakan gelar sarjana di atas keterampilan praktis atau pengalaman langsung. Tetapi apakah gelar benar-benar cukup?

Realitasnya, hanya 40% tenaga kerja di Amerika yang kuliah dan memiliki gelar sarjana, sementara 75% pekerjaan baru mengharuskan kandidat memilikinya. 

Ketidakseimbangan ini tidak hanya menciptakan celah dalam pasar tenaga kerja, tetapi juga meninggalkan jutaan pekerja berbakat tanpa kesempatan yang adil.

Bidang musik adalah salah satu contoh nyata. Banyak lulusan jurusan musik menghabiskan waktu bertahun-tahun mempelajari teori dan sejarah, namun begitu memasuki dunia kerja, mereka menemukan industri lebih menghargai pengalaman langsung daripada pendidikan formal. 

Kurikulum tradisional sering kali tidak membekali mereka dengan pemahaman tentang mekanisme dunia musik modern, seperti distributor, label, dan manajer artis.

"Sebagai lulusan musik, gelar bukan tiket utama masuk ke industri ini, melainkan Koneksi, keterampilan praktis, dan pengalaman nyata adalah mata uang sejati di industri ini,” ujar Tor Hermansen, salah satu pendiri Los Angeles Academy for Artists and Music Production (LAAMP) seperti dikutip Newsweek. 

Di LAAMP, pendekatan yang berbeda diambil: pembelajaran berbasis pengalaman. Peserta program diajarkan langsung oleh para profesional musik seperti Ne-Yo dan Diplo, sambil membangun portofolio yang relevan dengan kebutuhan industri. 

Hasilnya berbicara sendiri: lulusan program ini telah bekerja dengan artis besar seperti Lady Gaga dan John Legend, dengan karya mereka meraih ratusan juta stream di platform seperti Spotify.

Namun, isu ini tidak hanya terjadi di bidang musik. Banyak industri lain menghadapi masalah serupa. Dalam dunia kerja yang terus berubah, paradigma yang mengutamakan gelar sarjana semakin dipertanyakan.

Masa depan bukan tentang meninggalkan pendidikan tinggi, tetapi menciptakan jalur yang lebih inklusif dan relevan. 

Sementara di Indonesia, banyak sarjana yang pada akhirnya juga tidak terserap di dunia kerja. Berdasarkan BPS (Badan Pusat Statistik) pada Agustus 2023, total Angkatan Kerja Indonesia sekitar 142 juta orang. 

Angkatan kerja ini terdiri dari orang-orang yang bekerja (pekerja aktif) dan yang menganggur (pengangguran).

Menurut data BPS 2023, sekitar 20-22% dari total angkatan kerja Indonesia adalah lulusan sarjana (S1 dan lebih tinggi). Jika kita ambil 20% dari 142 juta angkatan kerja artinya sebanyak 28,4 juta orang

Lalu jika BPS mencatat hingga Agustus 2023 pengangguran terdidik alias lulusan sarjana mencapai 7%-8% artinya jumlah pengangguran sarjana di Indonesia pada 2023 diperkirakan antara 1,98 juta hingga 2,27 juta orang. 



Penulis : Context.id

Editor   : Wahyu Arifin


RELATED ARTICLES

Populasi Dunia Mencapai 8,09 Miliar pada Tahun Baru 2025

Setelah pertumbuhan 71 juta jiwa pada 2024, penduduk dunia akan mencapai 8,09 miliar pada 2025

Context.id . 03 January 2025

Ide Keberagaman dan Kesetaraan yang Mulai Luntur di AS

Perusahaan dan universitas yang selama ini menekankan kebijakan keberagaman, kesetaraan dan inklusi mendapatkan tekanan politik

Context.id . 31 December 2024

Gelar Sarjana Menjamin Bakal Terserap Dunia Kerja?

Seringkali dunia kerja mengutamakan gelar sarjana di atas keterampilan praktis atau pengalaman langsung

Context.id . 31 December 2024

The Wild Robot dan Flow, Film Bertema Lingkungan Tanpa Jargon Krisis Iklim

Sutradara kedua film membahas pendekatan subtil namun berdampak terhadap isu perubahan iklim

Context.id . 30 December 2024