Share

Home Stories

Stories 30 Desember 2024

The Wild Robot dan Flow, Film Bertema Lingkungan Tanpa Jargon Krisis Iklim

Sutradara kedua film membahas pendekatan subtil namun berdampak terhadap isu perubahan iklim

Film The Wild Robot/Screen Rant

Context.id, JAKARTA - The Wild Robot karya Chris Sanders dan Flow karya Gints Zilbalodis adalah dua film animasi terbaik tahun 2024. Keduanya menawarkan sudut pandang unik tentang perubahan iklim tanpa menyebutkan istilah tersebut secara eksplisit. 

Dalam kedua film ini, dunia hewan menghadapi bencana lingkungan yang tergambar melalui visual yang kuat, seperti kota tenggelam dan krisis ekosistem.

Menariknya, kedua film tidak menggunakan kata-kata seperti perubahan iklim atau kenaikan permukaan laut maupun istilah-istilah soal iklim yang sering disebut.  

Namun, visual seperti angsa bermigrasi melewati Jembatan Golden Gate yang terendam dalam The Wild Robot atau hewan-hewan yang bertahan hidup dari banjir besar di Flow sudah cukup menjelaskan situasinya.

Visualisasi ini memperlihatkan bagaimana perubahan iklim membentuk dunia para binatang dan mungkin saja dunia manusia di masa depan. Gambarannya dibuat begitu ringan dan tidak terlalu berat bagi penonton muda.

Film-film ini menggunakan perubahan iklim sebagai elemen latar yang menghubungkan cerita. Hal ini memungkinkan anak-anak, yang akan tumbuh dalam dunia yang terus terpengaruh oleh perubahan iklim, untuk lebih memahami tantangan lingkungan secara emosional dan visual.

Film ini memberi anak-anak kesempatan untuk melihat masalah global dalam bentuk yang dapat mereka pahami tanpa harus berpikir terlalu berat.



Penulis : Context.id

Editor   : Wahyu Arifin

Stories 30 Desember 2024

The Wild Robot dan Flow, Film Bertema Lingkungan Tanpa Jargon Krisis Iklim

Sutradara kedua film membahas pendekatan subtil namun berdampak terhadap isu perubahan iklim

Film The Wild Robot/Screen Rant

Context.id, JAKARTA - The Wild Robot karya Chris Sanders dan Flow karya Gints Zilbalodis adalah dua film animasi terbaik tahun 2024. Keduanya menawarkan sudut pandang unik tentang perubahan iklim tanpa menyebutkan istilah tersebut secara eksplisit. 

Dalam kedua film ini, dunia hewan menghadapi bencana lingkungan yang tergambar melalui visual yang kuat, seperti kota tenggelam dan krisis ekosistem.

Menariknya, kedua film tidak menggunakan kata-kata seperti perubahan iklim atau kenaikan permukaan laut maupun istilah-istilah soal iklim yang sering disebut.  

Namun, visual seperti angsa bermigrasi melewati Jembatan Golden Gate yang terendam dalam The Wild Robot atau hewan-hewan yang bertahan hidup dari banjir besar di Flow sudah cukup menjelaskan situasinya.

Visualisasi ini memperlihatkan bagaimana perubahan iklim membentuk dunia para binatang dan mungkin saja dunia manusia di masa depan. Gambarannya dibuat begitu ringan dan tidak terlalu berat bagi penonton muda.

Film-film ini menggunakan perubahan iklim sebagai elemen latar yang menghubungkan cerita. Hal ini memungkinkan anak-anak, yang akan tumbuh dalam dunia yang terus terpengaruh oleh perubahan iklim, untuk lebih memahami tantangan lingkungan secara emosional dan visual.

Film ini memberi anak-anak kesempatan untuk melihat masalah global dalam bentuk yang dapat mereka pahami tanpa harus berpikir terlalu berat.



Penulis : Context.id

Editor   : Wahyu Arifin


RELATED ARTICLES

Sushila Karki, Perdana Menteri Perempuan Pertama di Nepal

Setelah meredanya gelombang protes di Nepal, Sushila Karki ditunjuk sebagai Perdana Menteri Sementara dan disebut menandakan tumbuhnya kepercayaan ...

Renita Sukma . 16 September 2025

Penembak Aktivis Charlie Kirk Ditangkap Setelah 33 Jam Diburu

Tyler Robinson, pria 22 tahun dari Utah, berhasil ditangkap setelah buron 33 jam atas tuduhan membunuh aktivis konservatif Charlie Kirk

Renita Sukma . 14 September 2025

Setelah Penggerebekan Imigrasi AS, Pekerja Korea Selatan Dipulangkan

Sekitar 300 pekerja Korea Selatan akhirnya kembali ke negara setelah sempat ditahan oleh imigrasi AS.

Renita Sukma . 14 September 2025

Ada Tuntutan Bubarkan DPR, Secara Hukum Indonesia Bisa?

Tuntutan pembubaran DPR menggaung saat aksi demonstrasi 25 Agustus 2025. Pakar Hukum Tata Negara Bivitri Susanti menyebut hal itu secara hukum tid ...

Renita Sukma . 14 September 2025